Demo Hong Kong Belum Berhenti, Blokade Markas Polisi. Komisaris Disandera Tapi Polisi Diam Saja

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para demonstran memblokade seluruh pintu masuk ke markas polisi Hong Kong dalam aksi demo Jumat (21/6/2019). Komisaris polisi Stephen Lo terjebak di dalam

TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Aksi demo Hong Kong menolak UU ekstradisi belum berhenti meskipun Kepala Eksekutif Carrie Lam sudah minta maaf dan tidak melanjutkan pembahasan RUU kontroversial tersebut.

Meskipun jumlah pendemo jauh berkurang, namun sekitar 4.000 orang kembali melanjutkan aksinya, Jumat (21/6/2019).

Berbeda dari hari sebelumnya di Causewa Bay yang menyasar kantor pemeritahan Admiralty dan gedung parlemen, aksi demo Hong Kong kali ini justru mengepung markas kepolisian Hong Kong.

Para pendemo memblokade seluruh markas polisi di Wan Chai dan menyegel kantor polisi tersebut saat Komisaris Polisi Stephen Lo berada di dalam kantor.

Dari Nama Pajero Sport, Ignis, Kini Muncul Bayi Bernama Google. Ella: Awalnya Saya Tak Setuju

Alasan Donald Trump Batalkan Serangan ke Iran. 150 Nyawa Iran Tak Sebanding dengan Drone Tanpa Awak

VIDEO VIRAL. Lautan Massa Demo di Hong Kong Terbelah saat Ambulans Lewat

Uniknya, polisi Hong Kong tidak melakukan tindakan apa pun untuk menyelamatkan atasan mereka yang terjebak di dalam gedung.

Bahkan ada beberapa petugas terperangkap dalam mobil patroli selama sekitar tiga jam setelah dikepung di Harcourt Road sekitar pukul 11.00 dan dicegah melanjutkan perjalanan.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, para polisi diam saja dan menghindari bentrok sehingga tidak terjadi kekerasan selama aksi berlangsung.

Sekitar 4 ribu pendemo mengepung markas polisi Hong Kong Wan Chai, Jumat (SCMP/Martin Chan)

Petugas dengan perisai anti huru-hara hanya terlihat berjaga-jaga di sekitar gedung.

Ribuan pengunjuk rasa yang mengepung markas polisi Hong Kong menutup dan mengunci seluruh pintu, membuat barikade dan memblokir semua jalan, termasuk jalan setapak masuk dan keluar dari gedung.

Lusinan petugas polisi yang bersenjatakan tameng berdiri berjaga-jaga di pintu masuk kompleks Wan Chai.

Komisaris Polisi Stephen Lo Wai-chung dan wakilnya, Chris Tang Ping-keung, yang diketahui berada di pusat komando di dalam gedung memberikan arahan kepada anak buahnya untuk diam.

Kendati demikian, sekitar 4.000 polisi anti huru hara sudah dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kerusuhan atau aksi kekerasan.

Pemimpin Hong Kong Terlalu Sombong, 2 Juta Orang Terbakar Turun ke Jalan, Mendesaknya Mundur

Tak Hanya Kampus dan Bisnis, Situs Esek-esek Hong Kong pun Tutup Total, Imbau Penonton Ikut Demo

"Mereka ada di dalam markas polisi dan beberapa kantor polisi lainnya," kata sebuah sumber kepolisian kepada SCMP, Jumat malam.

Beberapa demonstran terlihat memancing dengtan melemparkan telur ke gedung, dan yang lain menggunakan payung untuk menutupi kamera pengintai.

Penghinaan dan ejekan verbal ditujukan kepada petugas polisi yang merekam para pengunjuk rasa dengan perekam video.

Pendemo menggunakan payung untuk menghindari rekaman CCTV dan video petugas

Sekitar jam 7 malam, kerumunan pengunjuk rasa menghalangi para petugas meninggalkan markas Arsenal Street dan menghalangi ketika ada yang mencoba keluar.

Para pendemo mengepung markas polisi untuk menuntut permintaan maaf atas aksi polisi membubarkan massa dengan kekerasan pada Rabu pekan lalu serta menahan puluhan pendemo, termasuk aktivis Joshua Wong.

Joshua dan para aktivis yang ditangkap dibebaskan, Senin lalu, setelah empat hari ditahan polisi.

Hal itulah yang memicu protes ke polisi. Para pemimpin demo juga mendesak pertemuan dengan Stephen Lo.

Segera setelah para pengunjuk rasa mulai mengelilingi kompleks, sekitar tengah hari, tim perunding polisi meminta mereka untuk pergi.

"Kami ingin menekankan bahwa ini bukan operasi pembersihan," kata Yolanda Yu Hoi-kwan, pengawas senior, pada jumpa pers juga sekitar tengah hari.

“Kami menghormati hak warga negara untuk mengekspresikan pandangan mereka secara damai.”

Sekitar pukul 14:00, ketegangan meningkat ketika petugas dari Unit Taktis Polisi bergegas dari gedung untuk membantu kendaraan polisi  memasuki kompleks.

Belakangan, ketika petugas membentangkan spanduk bertuliskan “Cordon Polisi: Jangan Menyeberang,” beberapa pengunjuk rasa menghentikan mereka dari menutup gerbang.

Sempat terjadi aksi dorong sekitar lima menit.

Selain memblokade jalan, pendemo juga memaksa beberapa layanan di dalam kompleks --termasuk panggilan darurat-- untuk dihentikan.

Pada pukul 19:00, polisi mengatakan 46 panggilan ke hotline darurat 999 tidak dapat segera ditanggapi akibat aksi blokade tersebur.

Pasukan juga menunda parade di perguruan tinggi kepolisian di Wong Chuk Hang pada hari Sabtu.

Lam Chi-wai, ketua Asosiasi Petugas Kepolisian Junior yang beranggotakan 20.000 orang, mengatakan serikat itu "sangat mengutuk" pengepungan markas polisi. Dia mengatakan para demonstran telah mengabaikan keselamatan orang-orang di dalam kompleks dengan menghalangi pintu masuk.

"Serikat pekerja menghormati kebebasan berkumpul mereka - tetapi mereka terlalu berlebihan," kata Lam.

Polisi memang jauh lebih melunak sebagai bagian dari pendekatan baru "lembut-lembut" untuk menghindari konfrontasi setelah dikritik karena menembakkan gas air mata dan peluru karet pada pekan lalu.

Kemarahan publik atas RUU itu menyebabkan demonstrasi besar-besaran pada 9 Juni, 12 Juni dan puncaknya 16 Juni lalu, dengan tumpahnya 2 juta orang ke jalan.

Bentrok demonstrasi Rabu pekan lalu yang membuat demonstran mengepung markas polisi, menuntut minta maaf

Berita Terkini