UPDATE! Demo Hong Kong Rusuh Tengah Malam, Tanpa Ampun, Polisi Menyerbu dengan Gas Air Mata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi menembakkan gas air mata, membubarkan pendemo yang menguasai Gedung Legco atau gedung parleman pada Senin (1/7/2019) tengah malam.

TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Setelah aksi pendudukan Gedung Legco, tempat anggota parlemen Hong Kong berkantor, polisi akhirnya kehilangan kesabaran.

Menjelang tengah malam, polisi mengepung gedung yang dikuasai demonstran Hong Kong sejak sore hingga malam.

Pasukan anti-huru-hara menyerbu para demonstran yang tetap bertahan di luar gedung Legco menggunakan senjata air mata.

Para pendemo anarkis yang sebelumnya masuk dan mengacak-acak gedung parlemen langsung keluar setelah polisi mengeluarkan ultimatum sekitar pukul 23.00 malam waktu setempat.

Tonton Detik-detik Gerhana Matahari Total 2 Juli 2019 Via Link Live Streaming, Berlangsung Pagi Ini

UPDATE! Demo Hong Kong Makin Liar, Gedung Legislatif Hancur-lebur. Polisi Keluarkan Ultimatum

Donald Trump Bandingkan Putrinya dan Menlu AS Seperti Beauty and The Beast

Kehadiran polisi tak serta-merta membuat pendemo bubar, tetapi mereka melakukan perlawanan dengan bersenjatakan batu dan benda-benda lainnya, demikian update dari South China Morning Post.

Aksi demo yang merusak peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke China akhirnya bubar sekitar pukul 01.00 dini hari.

Seperti diberitakan sebelumnya, aktivis garis keras menyerbu gedung legislatif dan mengambil alih gedung itu untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Polisi yang sudah menyiapkan pasukan antihuru-hara di markas mereka, Wan Chai, akhirnya bergerak dan mengepung pendemo dari berbagai arah.

Pada saat itu, seluruh pengunjuk rasa sudah keluar dari gedung parlemen dan kembali ke area demonstrasi di Harcourt Road, Tim Mei Avenue dan Lung Wui Road, di sekitar komplek Legco.

Polisi maju, membersihkan penghalang jalan dan menembakkan gas air mata saat, memaksa para demonstran mundur sambil membentengi diri mereka dengan payung.

Pada pukul 1 dini hari, polisi berhasil menguasai kembali seluruh wilayah di sekitar badan legislatif.

Rumah sakit mengkonformasi, 54 orang mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut.

POLISI TEMBAKKAN GAS AIR MATA

Para pendemo yang awalnya bertahan di luar gedung untuk menjaga rekan-rekannya mengacak-acak gedung parlemen akhirnya membubarkan diri dengan sendirianya.

“Hari ini, beberapa pengunjuk rasa menghadapi polisi dari pagi hingga malam. Mereka mengganggu ketertiban umum, menyebabkan dampak serius pada keselamatan publik,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan yang mengutuk tindakan mereka.

“Beberapa pengunjuk rasa radikal menyerbu kompleks Dewan Legislatif dengan kekerasan ekstrem. Para pemrotes ini secara serius membahayakan keselamatan petugas polisi dan anggota masyarakat. Tindakan kekerasan semacam itu tidak dapat diterima oleh masyarakat. ”

PENDEMO LUKA-LUKA:

Aksi demo Senin merupakan memang cukup memprovokasi sejak siang ketika mereka menyerang polisi dengan zat kimia berbahaya sehingga 13 polisi masuk rumah sakit.

Kekerasan, yang dilakukan oleh kebanyakan pemuda bertopeng yang mengenakan helm, berada pada skala yang mengejutkan kota.

Ketika ratusan ribu orang berbaris dengan damai di jalan-jalan pada sore hari, sejumlah pendemo malah menerobos masuk ke Gedung Legco, meruntuhkan pagar dan memecahkan kaca-kaca gedung tersebut dengan brutal.

Awalnya , mereka hanya hingga lobi gedung, namun pada malam hari, sebagian pendemo garis keras masuk ke dalam gedung, menguasai ruang sidang utama dan menghancurkan seluruh kantor.

Dinding parlemen dipenuhi oleh tulisan protes, bahkan lambang Hong Kong di ruang sidang utama juga dicoret dengan cat semprot.

Pendemo damai akhirnya memilih membuat barikade dengan berbagai peralatan pengatur lalulintas dan tiang-tiang besi untuk menjaga agar rekan-rekan mereka yang ada di dalam gedung tidak menjadi sasaran polisi.

Polisi yang sudah kadung marah, menggunakan cara yang lebih keras untuk membubarkan demo, tengah malam.

Permohonan mereka untuk tenang diabaikan, termasuk anggota legislatif yang berusaha menenangkan aparat.

Bahkan, anggota legislator pan-demokrat Leung Yiu-chung (66) terlempar ke tanah ketika ia mencoba berdiri di antara pendemo dan polisi.

Polisi juga menembakkan merica ke dalam gedung melalui celah pintu kaca yang sudah rusak sebelumnya.

Pendemo membalas serbuan petugas yang menggunakan topeng tempur dengan bubuk yang kemudian diidentifikasi sebagai kapur.

Kekacauan total mendorong Sekretariat Legco untuk mengeluarkan peringatan merah untuk pertama kalinya.

Dalam sebuah pernyataan darurat bersama, anggota parlemen oposisi dan Front Hak Asasi Manusia Sipil, yang mengorganisir demo mengecam kepala eksekutif karena menolak tuntutan para pemrotes yang telah "mendorong anak-anak menuju keputus-asaan".

Mereka juga mengungkapkan bahwa Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menolak permintaan mereka untuk berdialog untuk mencari solusi dalam mengakhiri krisis politik, Senin.

“Kita tidak bisa marah pada penolakannya terhadap permintaan itu, yang membuktikan 'kesediaannya untuk mendengarkan' menjadi kebohongan politik yang paling buruk,” kata mereka.

"Kesombongan Lam yang diungkapkan oleh tanggapan publiknya sejak 9 Juni hanya menuangkan bahan bakar ke api, dan menyebabkan krisis hari ini. Lam adalah pelakunya. ”

Demo Damai yang Makin Brutal
Aksi demo Hong Kong semakin tak terkendali, Senin (1/7/2019) malam, menerobos Gedung Legco tempat parlemen berkantor.

Setelah pada demonstran meerobos masuk gedung parlemen, Senin sore, menjelang tengah malam, ratusan massa menguasai gedung tersebut.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, selain menguasai Legco, gedung itu mengalami kerusakan yang cukup parah.

Para pendemo menghancurkan pagar, memecahkan kaca-kaca gedung dan kemudian mengobrak-abrik isi gedung.

• UPDATE Demo Hong Kong Semakin Tak Terkendali, Berlanjut Hingga Malam, Kuasai Gedung Legislatif

• Asiknya Demo Hong Kong. Dari Pasukan Payung, Kolektor Plastik Daur Ulang Hingga Spot Instagram

• Demo Hong Kong Kembali Rusuh. Peringatan 22 Tahun Kembali ke China Seperti Upacara Pemakaman

Awalnya para pendemo sempat menahan diri tidak masuk ke dalam gedung, namun entah siapa yang mengomandoi, sejumlah pendemo kemudian mulai melakukan aksi berlebihan.

Dinding-dinding gedung penuh dengan aksi vandalisme menggunakan cat semprot.

Penampakan gedung parlemen yang hancur (SCMP)

Berbagai dokumen bertebaran, bahkan mereka memasuki ruang sidang utama dan mengobra-abrik ruangan tersebut.

Menjelang tengah malam, polisi mengeluarkan peringatan para demonstran bahwa mereka akan segera bertindak untuk membubarkan pengunjuk rasa radikal jika tidak keluar dari Dewan Legislatif Hong Kong tersebut.

Setelah berjam-jam mengepung bangunan itu, menghancurkan pintu kaca dan melepas jeruji logam, para pengunjuk rasa menyerbu masuk ke gedung dengan menyemprotkan grafiti di kamar itu dan merusak potret presiden Legco sebelumnya.

Tindakan para pendemo kali ini sangat kontras dengan demonstrasi damai yang mulai digelar sejak 1 Juli lalu hingga peringatan 22 tahun penyerahan Hong Kong ke China oleh Inggris.

Sebanyak 550.000 pendemo hanya menyuarakan protes mereka kepada pemerintah yang mengajukan RUU ekstradisi.

Aksi demonstrasi mulai bertambah banyak karena pemerintah eksekutif Hong Kong mengabaikan permintaan tersebut.

Selanjutnya, beberapa kali terjadi aksi dengan jumlah lebih besar, bahkan mencapai 2 juta orang pada 16 Juni lalu.

Sayangnya, aksi demo berubah menjadi brutal sejak pekan lalu, ketika pendemo mengepung markas kepolisian dan kemudian memblokade gedung pelayanan publik tiga hari kemudian.

Puncaknya adalah Senin hari ini, melakukan tindakan yang jauh dari damai.

Para pendemo melemparkan zat kimia beracun kepada polisi sehingga 13 aparat harus dilarikan ke rumah sakit.

Departemen Pemadam Kebakaran, Senin malam mengidentifikasi bahwa bubuk yang dilemparkan ke polisi adalah phenylenediamine.

“Itu adalah zat beracun. Ini dapat menyebabkan mata gatal, kemerahan dan kesulitan bernafas. Jika terhirup dalam jumlah besar, itu dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan saluran pernapasan,” bunyi pernyataannya.

Hasil penelusuran TribunBatam.id, phenylenediamine atau PPD adalah zat berbahaya yang sering ditemukan pada zat pewarna sepatu, tekstilm bahkan terakhir juga ditemukan pada zat pewarna rambut yang merusak kesehatan.

Untuk mencegah polisi bergerak, para pengunjuk rasa berkumpul di depan barikade di Jalan Lung Wo.

Bahan-bahan barikade dari bahan logam, payung dan larutan garam sedang dilarikan ke garis depan.

Hingga tengah malam ini, para pendemo masih menguasai gedung parlemen.

Berbicara di ruang Legco, seorang pengunjuk rasa mengatakan mereka perlu menduduki legislatif karena pemerintah telah mengabaikan semua tuntutan mereka.

Mereka menyerukan pejabat untuk menarik penuh RUU ekstradisi yang memicu aksi.

Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa lainnya yang lebih "moderat" terpaksa memilih untuk tetap bertahan demi melindungi mereka yang ada di dalam Legco

Wong, 22, seorang mahasiswa, telah memutuskan untuk tetap tinggal di sekitar gedung, kecuali jika hidupnya terancam.

"Jika kita pergi, itu akan lebih berbahaya bagi orang-orang di dalam. Aku netral mengenai keputusan untuk menyerbu Legco, tetapi jika orang memilih untuk masuk, kita harus berdiri di sini dan melindungi mereka," katanya.

Saat pendemo 'garis keras' menguasai Legco, pendemo lain terpaksa bertahan di luar untuk mencegah polisi masuk (SCMP)

Dewan Legislatif mengumumkan penangguhan semua layanan publiknya sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah kekacauan malam ini.

Demo Hong Kong bertahan hingga malam! 

Ribuan warga Hong Kong yang melakukan aksi sejak Senin (1/7/2019) dini hari dan diwarnai bentrok dengan polisi terus menguasai jalan jalan di Hong Kong.

Para pendemo sebagian besar berpakaian hitam semakin banyak keluar dengan kekuatan penuh di Hong Kong pada Senin sore setelah polisi kembali menggunakan kekerasan.

 Aksi demo yang berlangsung anarkis ini merusak peringatan 22 tahun kembalinya kota ke China.

• Terpaut Usia 31 Tahun, Ini Lima Fakta Tentang Nyonya Wakil Presiden RI Maruf Amin

• Saat Langit Indonesia Mulai Gelap, Disini Langsung Saksikan Gerhana Matahari Total 2 Juli

• Kisah Dibalik Pembangunan Masjid Istiqlal Jakarta, Perjuangan Bung Karno hingga Sarat Makna Bangunan

Para pengunjuk rasa menghancurkan pintu kaca gedung legislatif (Legco) serta melempar petugas dengan zat kimia yang membuat 13 polisi terluka.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, Senin malam, hingga pukul 20.30 waktu setempat atau sekitar pukul 19.30 WIB, para pendemo masih memadati jalan raya.

Para pendemo juga berhasil menembus Legco, merusak pagar, menghancurkan kaca gedung serta mematikan seluruh CCTV gedung untuk menghindari penangkapan oleh polisi.

Sore harinya, para pendemo memblokade jalan raya menbbunakan troli logam dan tiang-tiang besi serta batu-batu yang dibongkar dari sisi jalan raya untuk menghalangi peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke China.

Rakyat Hong Kong seperti pasukan payung untuk melindungi diri dari carian merica polisi

Polisi berpakaian anti-huru hara dan perisai akhirnya membubarkan massa menggunakan semprotan merica terhadap pendemo yang melindungi diri dengan payung.

Aksi demo ini membuat peringatan bersejarah itu dirayakan dengan menyedihkan karena Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor terpaksa menggelar acara di gedung konfensi dan pameran.

Anggota parlemen oposisi Leung Yiu-chung mengatakan menonton orang-orang muda bersikeras mencoba masuk ke Legco (gedung perlemen) sangat menyakitkan untuk ditonton.

Leung (66) dan sekelompok anggota parlemen pan-demokrat sebelumnya telah mencoba untuk menghentikan para demonstran agar tidak menghancurkan pintu kaca.

"Saya bertanya kepada mereka apa gunanya menyerbu Legco, yang bisa berujung pada tuduhan kriminal yang serius," kata Leung.

Anggota parlemen veteran itu mengatakan sudah saatnya bagi pemerintah untuk menanggapi tuntutan para demonstran dan kubu pro-demokrasi.

"Kami mendesak Lam untuk berhenti menjadi musuh rakyat," begitu ungkapan para pendemo.

Tujuan aksi demo memang semakin tidak jelas mengingat keinginan mereka telah dipenuhi pemerintah, yakni menangguhkan RUUU ekstradisi yang memicu demo serta permintaan maaf Carrie Lam.

Tetapi, Carrie Lam tidak menarik RUU tersebut meskipun sebenarnya parlemen sudah menjanjikan bahwa RUU tidak akan pernah dibahas.

Dalam sebuah pernyataan darurat, Partai Sipil, salah satu kelompok pan-demokrasi terbesar di legislatif, mendesak pemimpin Hong Kong Carrie Lam untuk segera menanggapi tuntutan rakyat.

Ribuan pendemo berkumpul di persingpangan Causeway

“Lam bertanggung jawab atas konflik serius yang disebabkan oleh ketidakpuasan warga dan keputusasaan anak muda. Pemerintahnya telah menutup matanya dan menolak untuk mendengarkan, dan mendorong Hong Kong ke krisis sosial yang belum pernah terlihat sebelumnya,” bunyi pernyataan itu.

Dilansir SCMP, para pendemo menuntut Lam mencabut RUU, menarik kembali ucapannya bahwa bentrokan 12 Juni sebagai kerusuhan.

Pendemo juga menuntut agar pemerintah berhenti menangkap dan menuntut para pengunjuk rasa, serta meluncurkan komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki kebrutalan polisi.

Tuntutan yang paling sulit adalah mendesak Carrie Lam mengundurkan diri dari kegagalan pemerintahannya.

Senin malam, gelombang demo Hong Kong berpusat ke persimpangan Canal Road East dan Hennessy Road di Causeway Bay.

Beijing Sindir London

Pada konferensi pers di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang mengatakan, demo Hong Kong tidak menggoyahkan komitmen London terhadap Deklarasi Bersama Sino-Inggris .

Perjanjian tahun 1984 ini menetapkan landasan bagi penyerahan Hong Kong.

"Pada tanggal 1 Juli 1997, China kembali menjalankan kedaulatannya atas Hong Kong ... Pihak Inggris tidak memiliki apa yang disebut 'tanggung jawab' untuk Hong Kong," katanya. "Urusan Hong Kong adalah murni urusan dalam negeri Cina, dan tidak ada negara asing yang berhak untuk ikut campur."

Geng mengkritik pemerintah Inggris karena masih "sering mencampuri urusan Hong Kong".

"Kami menyarankan pihak Inggris untuk memposisikan dirinya, berhenti mengganggu urusan Hong Kong dengan cara apa pun, dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif bagi kemakmuran dan stabilitas Hong Kong."

Geng tidak menjelaskan, apakah ia menuduh aksi demo tersebut didalangi oleh kelompok pro-Inggris di Hong Kong 

Presiden Dewan Legislatif Andrew Leung Kwan-yuen, melalui juru bicaranya, mengatakan ia sangat sedih menyaksikan demonstran terus menggunakan "cara yang sangat keras" untuk menyerbu kompleks Legco dan menyebabkan kerusakan serius pada berbagai bagian bangunan.

“Kami mengutuk penggunaan kekerasan terhadap bangunan. Kami meminta semua orang untuk mengekspresikan pendapat mereka secara damai dan rasional dan segera menghentikan kekerasan,” kata juru bicara Andrew Leung

Hari Bersejarah Seperti Peringatan Kematian

Peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke pemerintahan China, Senin (1/7/2019) menjadi perayaan terpendek dan paling bisu dalam sejarah. Tidak itu saja, peringatan tersebut juga diwarnai aksi bentrok.

Sebanyak 13 petugas polisi dibawa ke rumah sakit setelah mereka disiram dengan cairan tak dikenal yang diduga cariran pembersih saluran selama bentrokan dengan demonstran di Jalan Lung Wo, Jalan Tim Mei dan Jalan Harcourt, di sekitar pusat legislatif dan administrasi kota.

South China Morning Post melaporkan, untuk pertama kalinya pemerintah memindahkan acara utama di dalam ruangan, Pusat Konvensi dan Pameran Hong Kong di Wan Chai,

Dari gedung tersebut, para pejabat tinggi Hong Kong menyaksikan pengibaran bendera di lapangan Golden Bauhinia Square.

• Hiburan Gratis di Singapura, Mulai Dari Atraksi Hingga Konser Bisa Dinikmati Cuma-cuma

• Kejar Pendaftaran PPDB, Ibu di Bintan ini Datang Sejak Pagi Buta ke Sekolah

• Ada Promo Tiket Pesawat Malindo Air, Harga Tarif Mulai Rp 200 Ribuan

Sepi, bahkan seperti upacara pemakaman.

Tak ada parade dan kegembiraan seperti tahun-tahun lalu. Yang ada hanya ketegangan dan aksi anarkis karena pendemo dengan garang memecahkan kaca depan Gedung Parlemen.

Meskipun ada sejumlah kapal yang menghias diri dan berparade, namun tak ada penonton. Hong Kong kelabu...

Ribuan pendemo memblokade jalan utama di Hoing Kong (SCMP)

Hong Kong dalam tiga minggu terakhir diwarnai gejolak yang tak berujung setelah pemerintah eksekutif Hong Kong mengajukan draft RUU Ekstradisi.

RUU tersebut ditentang oleh masyarakat Hong Kong yang terus menggelar unjuk rasa untuk memaksa RUU itu dicabut.

Pasal yang menjadi kontroversial dalam RUU itu adalah melakukan ekstradisi --termasuk ke China daratan-- kepada orang asing yang melakukan pidana di Hong Kong.

Rencana itu ditentang karena hal ini dianggap melanggar hak seseorang unjtuk diproses hukum secara adil karena ekstradisi, terutama China daratan, akan membuat orang tersebut tak diketahui nasibnya.

• Jutaan Warga Hong Kong Lawan UU Ekstradisi: Orang China Daratan Mungkin Diam, Tetapi Kami Tidak

• Demo Hong Kong Belum Berhenti, Blokade Markas Polisi. Komisaris Disandera Tapi Polisi Diam Saja

• Aksi Demo Hong Kong Mulai Bikin Warga Terbelah. Kantor Pelayanan Publik Lumpuh Karena Diblokade

Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor akhirnya mengalah dan menunda RUU tersebut setelah aksi unjuk rasa bertambah besar --mencapai 2 juta orang-- dan terjadi bentrok.

Namun ternyata, aksi ini belum berhenti karena kelompok mahasiswa terus melakukan aksi, memblokade kantor polisi,  dan terakhir menutup kantor pelayanan publik sehingga masyarakat terganggu.

Momentum peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke tangan China dari Inggris kembali diwarnai aksi demo dan bentrok pada Senin pagi.

Bahkan, aksi semakin liar karena sejumlah pengunjuk rasa menyiram polisi dengan cairan kimia.

Pada sekitar waktu yang sama, di Jalan Lung Hop dan Jalan Lung Wo, lebih dari 200 polisi dari pasukan taktis khusus bentrok dengan pengunjuk rasa.

Sejak terjadi bentrok 14 Juni lalu, polisi kemudian mengubah cara menghadapi pendemo, lebih lunak.

Bahkan ketika pendemo mengepung markas polisi dan menyandera kepala kepolisian Hong Kong, polisi hanya diam saja, tak melawan.

Namun, pada Senin pagi, polisi terpancing lagti menggunakan semprotan merica untuk membubarkan demo.

Polisi mengatakan 13 petugas dikirim ke rumah sakit setelah bentrokan dengan pengunjuk rasa di jalan-jalan terdekat.

Sebuah sumber mengatakan para petugas yang terluka disiram dengan cairan tak dikenal yang diyakini sebagai pembersih saluran air.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pukul 11.30 pagi mengutuk kekerasan mengatakan, para petugas terluka saat bentrokan di Jalan Lung Wo, Jalan Tim Mei dan Jalan Harcourt sekitar pukul 09.30.

Dikatakan beberapa dari mereka yang terluka, sulit bernapas dan kulit mereka menjadi bengkak.

Bentrok antara polisi dan pendemo (Reuters)

Asosiasi Inspektur Polisi Hong Kong juga mengutuk penggunaan cairan tak dikenal itu, dan mengatakan itu adalah pelanggaran pidana serius, dan para pelanggar akan dimintai pertanggungjawaban.

Berita Terkini