TRIBUNBATAM.id - Tanpa disadari, anak dengan badan gemuk lebih sering jadi korban labelling atau bahkan bully teman-temannya. Dipanggil dengan sebutan dengan si gendut, si tukang makan, atau si pipi gembul.
Sayangnya tidak sedikit orangtua yang masih menganggap, gemuk lambang kecukupan gizi, sehat,dan lucu menggemaskan.
Dr Yovita Ananta SpA MHSM IBCLC mengatakan, orangtua seringkali ‘ngeyel’ ketika diberi tahu anaknya sudah masuk obesitas.
• Ramalan Zodiak Selasa 23 Juli 2019, Cancer Punya Peluang, Gemini Dapat Dorongan Positif
• Rahasia Bugar Jokowi Rajin Minum Campuran Temu Lawak, Jahe, Kunyit, Murah Hasil Maksimal
• Rahasia Bugar Jokowi Rajin Minum Campuran Temu Lawak, Jahe, Kunyit, Murah Hasil Maksimal
• Download Lagu Senorita Cover Via Vallen, dengan Lirik Lagu dan Video Klip
“Masak sih dok harus turun banyak sekali. Nanti kalau kurus kan nggak lucu lagi, nggak sehat kan dok,” kata Yovita menirukan keberatan salah satu orangtua saat media gathering yang membahas Bagaimana Gaya Hidup Sehat Untuk Anak dan Remaja Demi Mencegah Obesitas di Amertha Warung coffee, Kamis (18/7/2019).
Dokter dari RS Pondok Indah ini menjelaskan, obesitas tidak bisa dibilang sehat.
Justru pada jangka panjang akan menambah risiko penyakit tidak menular.
Penelitian dari Cancer Research UK, obesitas akan meningkatkan kanker payudara sampai 31 persen dibandingkan yang tidak gemuk, kanker hati meningkatkan 44 persen, kanker usus besar mencapai 60 persen, dan kanker rahim mencapai 22 persen dibandingkan orang yang memilliki berat normal.
Selain itu risiko lebih tinggi di masalah persarafan menjadi demensi saat tua, paru-paru, hipertensi, diabetes mellitus, masalah pencernaan, asam lambung menjadi lebih meningkat, masalah liver, batu empedu dan lainnya.
Anak yang sudah mengalami obesitas memiliki kecenderungan mengalami obesitas di usia dewasa. Sehingga sejak dini harus dihindari.
Penggunaan gawai yang berlebihan sehingga anak banyak diam, menjadi salah satu penyebab anak menjadi lebih gemuk.
“Ketika pemakaian perangkat digital tinggi dan bukan lagi aktivitas fisik akan menyebabkan berat badan meningkat. Awalnya tidak gemuk sekali,” tutur dokter Yovita.
Bila kebiasaan terus dilakukan, mulai agak gemuk, makin malas berolahraga lalu merasa potensinya bukan di olahraga.
Apalagi peer group yang membuatnya juga merasa minder serta depersi.
Perbaikan Pola Makan
Anak dengan obesitas dan harus bisa kembali ke berat badan normal, diperlukan tatalaksana.