Penguatan otot bisa dengan senam, push up yang dilakukan paling sedikit tiga kali dalam seminggu.
Sementara untuk penguatan tulang bisa dengan lompat tali atau berlari yang juga dilakukan paling sedikit tiga kali dalam seminggu.
Dukungan Lingkungan
Seluruh keluarga harus ikut berpartisipasi. Caranya dengan ikut makan makanan anak. Sehingga anak tidak merasa dibedakan.
Guru dan teman sekolah juga mendukung dengan memuji bila berhasil dan tidak mengejak anak gemuk.
Bila hal-hal tersebut masih belum merubah keadaan, dokter akan melakukan terapi pengobatan serta tindakan bedah misalnya bedah bariatrik.
Pencegahan
Pencegahaan obesitas sudah harus dilakukan sejak dini.
Pencegahan primer dimulai dari pemberian ASI, Makanan Pendamping ASI (MPASI), dan aktivitas fisik yang tepat sejak bayi.
“Anak yang diberi ASI, diusia 6 tahun hanya 0,8 persen peluang obesitas dan anak tidak dapat ASI 4,5 persen peluang obesitasnya. Kandungan susu formula yang padat energi memicu sistem endokrin untuk mengeluarkan insulin dan growth faktor sehingga meningkatkan kadar lemak bayi,” kata Dokter Yovita.
Anak sejak dini tidak diajarkan makan sambil nonton TV, menghindari makanan, minuman, dan susu berlebih, selalu aktif serta batasi screentime.
Pencegahan sekunder dengan mendeteksi dini ketika melihat anak mulai malas bergerak dan pertumbuhan terhambat, segera lakukan deteksi dini.
Apabila indeks massa tubuh anak naik, ada faktor risiko obesitas yakni peningkatan bobot tubuh secara tiba-tiba dan drastic bisa lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mencegah komorbiditas (penyakit penyerta akibat obesitas).
Bullying
Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ada 26.000 kasus bullying dari tahun 2011-2017.