Pada sidang ketiga ini terungkap secara rinci bagaimana ditemukannya jenazah Vera Oktaria yang dibunuh Prada DP dalam kondisi mengenaskan.
Nurdin mengatakan, kecurigaan pada kamar 06 tempat prada DP dan Vera Oktaria menginap, terjadi pada tanggal (9/8/2019).
• Dodi 1 dari 4 Orang Ditemui Prada DP Usai Mutilasi Sang Kekasih Tak Hadir, Ini Rute Pelariannya
• Keluarga Curiga Saksi Kunci Kasus Prada DP Tewas Tenggelam, Sampai Makam Dibongkar
• Bagai Tak Tahu Terima Kasih, Prada DP Tega Bunuh Vera yang Sudah Biayai Sekolahnya
Tepat satu hari setelah dua sejoli itu check-in di penginapan.
Kecurigaan muncul sebab tercium aroma tidak sedap seperti bau bangkai di dalam kamar yang berada di lantai dua tersebut.
"Tapi awalnya saya kira itu bau sampah. Kemudian saya bersihkan lantai dua. Sampah-sampahnya saya buang. Tapi memang tidak masuk ke kamar-kamar. Hanya luarnya saja,"ujarnya.
Namun meskipun sudah dibersihkan, aroma bangkai tak kunjung hilang.
Hingga akhirnya Nurdin memutuskan untuk mengetok pintu kamar 06 sebanyak tiga kali.
"Tapi tidak ada jawaban. Saya pikir orangnya lagi tidur siang atau apa. Jadi tidak terlalu curiga. Terus bau yang tidak enak itu, saya pikir cuma sisa makanan,"kata dia.
Namun, Nurdin mengaku sempat memikirkan orang yang menginap di kamar 06 yakni Prada DP.
Pasalnya dia tidak kunjung terlihat keluar kamar.
• Simpan Sabu dan Ekstasi di Kamar, 2 Wanita Ibu Rumah Tangga di Tanjungpinang Pucat Diciduk Polisi
"Saya kepikiran orangnya tidak pulang-pulang."
"Akhirnya saya tanya ke Nofik (penjaga malam di penginapan), pulang tidak orang itu. Saya pesan juga, nanti kabari ya kalau dia sudah pulang,"cerita Nurdin.
Kemudian pada tanggal (10/8/2019) pagi, Nurdin kembali bertanya pada Nofik mengenai Prada DP.
Namun jawabannya masih sama yakni tidak terlihat di penginapan.
"Terus pagi sekitar jam 09.00 atau 10.00 WIB, saya naik ke atas dan tercium bau yang semakin menyengat. Saya mulai curiga ada orang mati."
"Itulah saya panggil pak RT dan pak RW. Dari situ mereka yang panggil polisi dan jenazah itu ditemukan,"ungkapnya.
"Tapi saat itu saya tidak diizinkan masuk ke kamar. Karena ada garis polisi,"sambungnya
Sementara itu, penginapan Sahabat Mulia menghentikan kegiatan operasionalnya alias tutup.
Sidang ini diketuai Letkol Chk Khazim SH dengan hakim anggota Letkol Sus Much Arif Zaki Ibrahim SH (baju biru)dan Mayor Chk Syawaluddin SH, serta Panitera Peltu Sapriyanto. Adapula Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai Oditur.
"Penginapan masih tutup (sampai saat ini). Bisa dikatakan salah satu penyebabnya karena ada kejadian itu (penemuan mayat Vera)," ujar Wiwit dihadapan majelis hakim.
"Selain itu karena bapak dan ibu mau pulang dulu ke Sulawesi," sambungnya.
Dikatakan Wiwit, Prada DP datang ke penginapan pada Rabu (8/5/2019) sekitar pukul 02.00 pagi.
Saat itu dia dibangunkan oleh Arafik alias Nofik (32) yang merupakan petugas jaga malam sekaligus juru parkir di penginapan. Nofik juga hadir di sidang sebagai saksi
"Malam itu lagi gantikan tugas kasir. Karena sehari setelah puasa, karyawan kami izin pulang kampung," jelasnya.
Saat itu, Prada DP datang menggunakan baju abu-abu serta topi dan tas punggung.
Dia mengaku bernama Doni dengan identitas berasal dari desa Karang Agung.
"Saat itu memang tidak menunjukkan KTP. Biasanya pakai, tapi karena sudah malam jadi tidak saya minta KTP orang itu,"ungkapnya.
Kesaksian Wiwit hampir sama seluruhnya dengan apa yang telah di sampaikan Nofik pada kesaksian sebelumnya.
Mulai dari kedatangan Prada DP bersama perempuan yang diduga kuat merupakan Vera Oktaria. Hingga soal uang sewa yang sempat disanggah oleh Prada DP saat Nofik memberikan kesaksian.
"Soal identitas perempuan, saya tidak terlalu tahu identitasnya pak. Karena saya cuma catat identitas si pria saja (Prada DP),"ujarnya.
• Prada DP Curhat ke Serli, Mantan Kekasih Soal Vera Oktaria, Ungkap Bayari Sekolah hingga Belikan HP
Kemudian Wiwit kembali memberikan kesaksiannya. Dia menuturkan, pada Rabu (8/5/2019) sore, saat Wiwit dan ibu mertuanya berada di meja kasir yang merangkap resepsionis, mereka melihat Prada DP masuk ke penginapan dengan membawa koper besar.
Saat itu ibu mertua Wiwit sempat bertanya pada prada DP mengenai koper besar tersebut.
"Nak, kok kopernya besar sekali. Dijawabnya untuk pindahan ibunya dari Lampung. Berapa beli koper itu. Dia jawab lagi Rp 250 ribu. Ditanya juga naik apa belinya, dijawabnya naik becak,"cerita wiwit.
Tidak muncul kecurigaan dari Wiwit maupun ibu mertuanya terhadap penjelasan Prada DP.
Setelah itu Prada di naik ke atas. Tepatnya ke kamar 06 tempatnya menginap di penginapan sahabat mulia.
"Dan saya masih di resepsionis sampai maghrib. Tidak lagi saya lihat dia setelah kejadian itu,"ujarnya.
Mendengar kesaksian Wiwit, Prada DP kembali memberikan bantahannya.
Dia berujar sama sekali tidak bertemu dengan Wiwit saat check-in di penginapan sahabat mulia. Besok paginya baru mereka bertemu.
Bantahan kedua, Prada DP mengaku orang yang menerima tambahan uang menginap sebesar Rp.100 ribu, dia berikan pada pegawai penginapan. Dimana, saat itu dia juga memberikan satu kilogram salak, sebagaimana dengan kronologi dalam dakwaan sebelumnya.
Namun bantahan Prada DP langsung mendapat tanggapan dari Wiwik.
Dengan tegas dia menjawab, keterangan Prada DP justru berbeda dengan apa yang telah disampaikannya saat memberikan kesaksian pada saat rekonstruksi beberapa waktu lalu.
3. Alasan Rinto Bunuh Siswi SMK
Dimaki dan diludahi, itulah alasan Rinto Hutapea (36) memutuskan membunuh siswi SMK bernama Kristina Br Gultom.
Rinto mengaku sakit hati kepada korban.
Pengakuan ini disampaikannya saat temu pers di Mapolres Tapanuli Utara di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (9/8/2019).
Kepada wartawan, Rinto Hutapea mengungkapkan beberapa alasan sehingga dia nekat membunuh Kristina.
Rinto Hutapea mengatakan, Kristina Br Gultom pernah menolak tawaran boncengan darinya.
"Aku minta dia untuk kubonceng. 'Naiklah, dek. Aku bilang gitu. Terus dia nolak. Dia langsung meludahi aku. Terus dia cakap kotor 'Buj***inam' katanya samaku," sebut Rinto Hutapea lagi.
Rinto Hutapea membantah memaksa membonceng korban.
Rinto Hutapea juga mengaku punya rasa suka kepada korban.
Rinto Hutapea juga mengaku sebelumnya membunuh sudah meminum tuak sebanyak tiga gelas.
Dirinya mengatakan tidak memperkosa dan membantah telah membuka pakaian Kristina Br Gultom.
• TERUNGKAP, Usai Motornya Dirampas, Pembunuh Buang Mayat Siswa SMK di Sumur dengan Batu Pemberat
"Bukannya membuka pakaian korban, tapi aku menarik bajunya sampai ke bawah gitu, Pak," jawab Rinto Hutapea lagi.
Tersangka Rinto Hutapea mengaku masih punya hubungan keluarga dengan Kristina Gultom.
Rinto Hutapea tidak jauh tinggal dari rumah korban di Dusun Pangguan Hutapra, Banuarea Tarutung, Tapanuli Utara.
Saat temu pers, barang bukti pakaian dalam korban dipaparkan.
Termasuk sepeda motor yang dikendarai tersangka Rinto Hutapea ketika itu.
Polres saat ini belum bisa memastikan apakah korban sempat diperkosa.
Hingga kini, Polisi masih menunggu hasil uji lab dan autopsi korban.
Sebenarnya penetapan Rinto Hutapea sebagai tersangka pembunuh Kristina Br Gultom sejak Kamis (8/8/2019).
Kasat Reskrim Polres Tapanuli Utara, AKP Zulkarnain mengatakan telah melakukan pra rekonstruksi guna mengungkap motif pembunuhanan tetsebut.
"Ya, berdasarkan pra-rekonstruksi RH (Rinto Hutapea) telah kami tetapkan jadi tersangka," jelasnya.
• Malam Sebelum Jenazah Kristina Gultom Ditemukan, Siswi SMK Korban Pembunuhan Dibonceng Seorang Pria
Disinggung lebih jauh, terkait motif dan alasan tersangka tega membunuh korban, Zulkarnain masih menyimpan informasi.
Dia menjelaskan, pada saat gelar pra-rekon Rinto Hutapea dikawal ketat agar tidak terkena amukan warga.
Rinto Hutapea adalah tetangga korban dan sudah memiliki lima anak.
4. Dokter Forensik RSUD Djasamen Saragih Ungkap Kematian Siswi SMK
Jenazah Kristina Br Gultom Siswi SMK Swasta Karya Tarutung telah diotopsi di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.
Jenazah juga sudah diserahkan kepada orang tua untuk dibawa ke rumah duka.
Dokter Forensik RSUD Djasamen Saragih Reinhard Hutahean mengungkapkan korban Kristina mengalami luka memar di sekujur tubuh.
Ia mengatakan luka memar dan lecet memenuhi seluruh bagian tubuh.
"Jadi ada luka memar pada daerah wajah, lecet wajah, leher, dada, perut, tangan, dan kaki,"ujarnya, Selasa (6/8/2019).
Reinhard mengatakan korban meninggal sekitar pukul 19.00 WIB pada Minggu (4/7/2019).
Saat disinggung apakah korban mendapatkan tindakan kekerasan dengan barang tajam atau tumpul, Reinhard belum ingin mengungkapkan dengan pasti.
Karena, ada batasan dari pihak kepolisian.
Kalau alat enggak bisa kita sampaikan. Lama meninggal itu sekitar 24 jam sejak kita periksa. Sekitar tanggal 4 Minggu sore atau malam dia meninggal dunia,"ungkapnya.
Reinhard memastikan masih melakukan tes uji laboratorium untuk memastikan ada tidak kekerasan pada bagian kelamin.
"Untuk pemeriksaan bagian kelamin sedang kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Bentuk kekerasan masih kita coba pastikan lagi dengan pemeriksaan lab," katanya.
Kristina Br Gultom siswi kelas XII SMK Karya Tarutung pasangan dari Sardi Gultom dan Tiomas boru Simatupang ini ditemukan dalam kondisi tewas dengan posisi telungkup tanpa mengenakan busana di Perladangan Desa Pungguan Hutapea Banurea Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada Senin (5/8/2019).
Polisi bersama dengan keluraga dan warga melakukan pencarian.
Korban Kristina merupakan siswi yang sedang menajalani PKL di Dispora Tapanuli Utara.
Pada lokasi penemuan mayat korban, polisi menemukan celana dalam dan bra.
Polisi juga sudah mengamankan seorang pria tetangga korban yang sudah berisitri dan empat anak.
Polisi masih menduga kematian Kristina karena pemerkosaan yang berujung kematian.
5. Fakta-fakta dan Kronologi Siswi SMK Ditemukan Tewas
Seorang siswi SMK Swasta Karya Tarutung, Kristina Br Gultom ditemukan tewas dalam posisi telungkup tanpa busana di perladangan Dusun Pangguan Hutapea Banuarea Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Senin (5/8/2019).
Kasubbag Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Sutomo M Simaremare mengatakan Polres Tapanuli Utara berjanji segera menuntaskan kasus kematian Kristina Br Gultom.
Wanita ini diduga diperkosa sebelum akhirnya dibunuh.
"Polisi sedang mendalami kasus kematian Kristina ini,"ujar Sutomo M Simaremare.
Foto Kristina Br Gultom semasa hidupnya di kampung halamannya. (ISTIMEWA)
Berikut Kronologinya yang dihimpun Tribun-Medan.com;
Kristina Br Gultom merupakan siswi kelas XII, SMK Karya Tarutung, warga Dusun Barbaran Huta Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut.
Sehari-hari tinggal bersama kedua orang tuanya dan sedang menjalani praktik kerja lapangan di Kantor Dispora Taput.
Korban tidak pulang pulang sejak Minggu 4 Agustus 2019 petang.
Sardi Gultom, Ayah korban dibantu warga pun mencari tau keberadaan putrinya.
Sardi menemukan putrinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa di kebun yang tidak jauh dari rumahnya.
Dilaporkan ke Polisi
Mendapat informasi tersebut, Unit Identifikasi INAFIS dan Reserse Kriminal Polres Taput pada Pukul 08.00 WIB pun bergegas menuju lokasi korban ditemukan.
Saat melakukan olah TKP, petugas mengamankan barang bukti dan mengevakuasi korban serta membawa ke Rumah Sakit Umum Tarutung.
Korban ditemukan tanpa busana
Putri dari pasangan Tiomas boru Simatupang dan Sardi Gultom itu selain tanpa busana, ditemukan dengan posisi telungkup.
"Ya, mendekati kebetulan korban tanpa busana, tapi kita belum bisa pastikan. Tapi, masih kita dalami agar tidak simpang siur,"ujar Aiptu Sutomo M Simaremare.
Ditemukan pakaian dalam korban
Dari lokasi kejadian, polisi menemukan pakaian dalam (bra) korban sekitar 3 meter.
Lalu, 1 meter dari posisi korban didapati celana dalam korban.
"Lalu pukul 11.20 WIB kami mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Tarutung untuk mendapatkan visum,"jelas Sutomo.
Polisi masih mendalami kasus
Saat ini Polres Taput sudah mengamankan seseorang yang menurutnya belum bisa disebut namanya.
"Proses penydikannya kan harus cepat.
Jadi artinya kami di situ kan lagi proses, dan berusaha mengungkap ini.
Kalau sekarang pihak polres lagi berusaha mengungkap dengan tuntas.
Sesuai petunjuk alibi masyarakat, ada seseorang kita amankan.
Tapi belum bisa kita sebut ke publik siapa namanya kalau belum terbukti,"jelas Sutomo.
Kristina Br Gultom ditemukan tewas tanpa busana Senin (5/8/2019) (facebook)
Viral di Media Sosial
Penemuan mayat Kristina Br Gultom yang diduga korban pemerkosaan ini sedang viral di media sosial Facebook.
Alfonso Situmorang merupakan satu di antara warganet yang membagikan penemuan mayat Kristina Gultom, yang diketahui sebagai pelajar SMK Swasta Karya Tarutung.
Alfonso Situmorang membagikan empat foto dan satu video, yang disertai status sebagai berikut di sebuah grup.
Penemuan sosok mayat perempuan bernama Kristina Br Gultom pelajar SMK Karya diduga korban kekerasan.
Saat ini Penyidik Polres telah mengevakuasi mayat dan masih proses penyelidikan.
Polres Taput evakuasi jasad Kristina Br Gultom (facebook)
Informasi yang diperoleh Tribun, jenazah Kristina Br Gultom ditemukan dalam posisi telungkup tanpa busana.
Pada video yang dibagikan Alfonso Situmorang, terlihat seorang perempuan menangis tersedu-sedu di sekitar lokasi penemukan jenazah Kristina Br Gultom.
Perempuan yang menangis meraung-raung itu diduga sebagai ibu korban, yang terdengar dari kata-kata yang diucapkannya, yang menyebut ingin melihat wajah putrinya.
Jenazah Kristina Br Gultom telah dievakuasi dari lokasi penemuan menggunakan mobil ambulans.
Ambulans tersebut milik Dinas Kesehatan Pemkab Tapanuli Utara.
Terlihat warga sangat banyak yang berada di lokasi penemuan jenazah Kristina Br Gultom.
Kerabat korban Kristina Br Gultom histeris (facebook)
Dari percakapan yang terdengar di video, Kristina Br Gultom sedang PKL di kantor pemerintahan.
Ada yang menyebut di Kantor Dispora Tapanuli Utara, dan ada juga yang menyebut di Kantor Bupati Tapanuli Utara,
Kristina ditemukan oleh ayahnya, Sardi Gultom dan sejumlah warga lainnya yang memang melakukan pencarian, setelah Kristina tidak pulang ke rumah dan tak bisa dihubungi.
Jenazah korban dievakuasi sekitar pukul 11.20 menuju Rumah Sakit Tarutung untuk divisum.
Sementara polisi masih berada di lokasi penemuan mayat, dan telah membuat police line.
Dikabarkan terduga pelaku sdah diamankan dikantor Polres Taput untuk dimintai keterangan.
Humas Polres Taput, Aipda Sutomo Simare-Mare saat dikonfirmasi membenarkan bahwa adanya penemuan mayat wanita belia di perladangan.
"Benar ada penemuan mayat atas nama Kristina br Gultom di perladangan milik warga," kata Aipda Sutomo, Senin (5/8/2019).
"Sejauh ini, kasus masih dalam proses penyelidikan untuk mengungkap siapa pelakunya," sambungnya.
Sutomo menjelaskan bahwa untuk kronologi kejadian, ia belum bisa menceritakan secara gamblang.
Karena masih dalam tahap proses penyelidikan oleh pihak Reskrim.
Soal dugaan korban dibunuh oleh orang dekat, Sutomo menuturkan belum bisa memastikan.
"Pihak Reskrim masih terus berusaha mengungkap kasus ini.
Karena mungkin sudah ada terduga," imbuhnya.
"Makanya sampai saat ini masih dalam proses. Mohon sabar ya. Kita berharap kasus ini semoga cepat tuntas," pungkas Sutomo.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Seorang siswi SMK Swasta Karya Tarutung, Kristina Br Gultom ditemukan tewas dalam posisi telungkup tanpa busana di perladangan Dusun Pangguan Hutapea Banuarea Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Senin (5/8/2019).
Kasubbag Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Sutomo M Simaremare mengatakan Polres Tapanuli Utara berjanji segera menuntaskan kasus kematian Kristina Br Gultom.
Wanita ini diduga diperkosa sebelum akhirnya dibunuh.
"Polisi sedang mendalami kasus kematian Kristina ini," ujar Sutomo M Simaremare.
Kristina Br Gultom merupakan siswi kelas XII, SMK Karya Tarutung, warga Dusun Barbaran Huta Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut.
Sehari-hari tinggal bersama kedua orang tuanya dan sedang menjalani praktik kerja lapangan di Kantor Dispora Taput.
Korban tidak pulang pulang sejak Minggu 4 Agustus 2019 petang.
Sardi Gultom, Ayah korban dibantu warga pun mencari tau keberadaan putrinya.
Sardi menemukan putrinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa di kebun yang tidak jauh dari rumahnya. (*)