KISAH INSPIRATIF

KISAH 2 Pemuda di Batam Jual Nasi Bungkus Rp 5.000: Kami Ingin Berdagang Sambil Sedekah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemuda di Batam ini menjual nasi bungkus Rp 5000 di Tiban

Pembeli datang dari semua jenis kalangan. Namun yang paling mendominasi adalah driver ojek online.

"Yang datang kebanyakan sih abang-abang ojek online. Mereka biasanya memborong nasi kita untuk dimakan di pangkalan mereka," ujar Fikri.

Saat ditemui oleh TRIBUNBATAM.id Ijal salah satu Driver ojek online mengatakan bahwa nasi bungkus milik 2 pria tesebut sudah dikenal oleh rekan-rekan se-profesinya.

"Nasi bungkus ini sudah terkenal sekali, Mba. Apalagi kita-kita gini kalo makan siang selalu beli disini. Murah meriah porsinya juga banyak. Cocok untuk orang seperti saya yang uangnya pas-pasan untuk beli makan apalagi kalau belum ada orderan," ujar Ijal.

Dikarenakan harganya terbilang sangat ekonomis, tak jarang Fikri dan keluarga menerima pesanan nasi bungkus untuk acara-acara tertentu.

"Biasanya ada yang order banyak ke kita untuk dibagi-bagi gratis kepada setiap jamaah yang melakukan Shalat Jum'at. Kadang juga orderan untuk yatim-piatu dan semacamnya," ujar Fikri.

Sepulang dari berdagang, Fikri dan adik biasanya langsung bergegas pergi ke pasar untuk berbelanja bahan-bahan kebutuhan dagangan mereka esok hari. Yang kemudian bahan-bahan tersebut akan dikelola oleh Ibu serta karyawannya.

Saat dagangan nya mulai dikenal banyak orang, banyak sekali pelanggan yang meminta mereka untuk membuka cabang baru ditempat lain.

Namun Fikri mengaku hal tersebut merupakan tantangan bagi mereka saat ini. Bukan tanpa alasan, saat ini kendala mereka adalah mencari tempat yang pas untuk membuka cabang baru.

Mengingat, lahan di kota Batam adalah bukan hal yang mudah untuk dapat disewakan.

"Kita masih cari-cari lokasi yang tepat. Susah juga karena kan di Batam tidak bisa sembarangan berjualan dimana-mana. Selain itu kita ukur dulu Market nya. Kalau sekiranya udah dapat titik temunya, akan kita garap," ujar Fikri.

Fikri menambahkan, "Kenapa kita berani jual murah, karena kita sudah langganan belanja ke pasar. Udah kenal sama penjual bahan-bahannya. Jadi memang lebih murah dibanding harus cari ketempat lain. Kalau ditanya untung atau tidak ya kita pasti punya keuntungan. Walaupun keuntungan kita tidak banyak seperti dagangan lain, tapi kalo lakunya banyak untungnya juga pasti banyak toh? Insya allah niat hati untuk membantu orang tadi dapat memudahkan bisnis kami semakin berkembang kedepannya".

Disaat adanya pemerosotan ekonomi dimana-mana akibat Covid-19, Fikri mengaku bahwa justru keadaan seperti ini dagangan nya menjadi cepat laku. Terbukti, sebelum sore dagangan nya sudah habis di sapu bersih oleh pembeli.

"Mungkin banyak orang yang sedang berhemat disaat genting seperti ini, makanya dagangan kita jadi makin ramai yang datang karena harganya pas untuk segala kantong," ujar Fikri. (TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)

Berita Terkini