HUMAN INTEREST

Sejak Sekolah Libur, Jualan Es Jagung Makin Sepi, Elisna: Sekarang Dapat Rp 100 Ribu Aja Syukur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elisna Harahap, penjual es jagung di wilayah Sei Harapan, Sekupang, Batam.

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Keputusan Walikota Batam memperpanjang jadwal libur sekolah di Batam membuat para pedagang kaki lima merasa sedih. 

Bagaimana tidak, dengan ditutupnya sekolah-sekolah, maka area di sekitarnya pun ikut sepi.

Tidak lagi banyak anak-anak dan orangtua siswa membeli dagangan yang berarti pendapatan mereka semakin berkurang.

Hal ini terutama dirasakan oleh Elisna Harahap, ibu-ibu penjual es jagung di seberang wilayah SMPN 3, Kelurahan Sei Harapan, kecamatan Sekupang, Batam.

Wanita yang sehari-hari menjajakan es jagung menggunakan gerobak motor selama dua tahun belakangan ini mengaku makin susah cari uang.

Biasanya, dari penjualan es jagung seharga Rp 8.000 per cup tersebut, Elisna mengaku bisa memperoleh untung sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu sehari.

Kisah Ojek Online di Batam Bertahan Hidup saat Pandemi Corona, Cicilan Motor dan Rumah Menunggak

"Biasanya yang beli ya anak-anak habis pulang sekolah, kebanyakan juga orangtua murid," ujarnya.

Elisna menyayangkan, libur sekolah yang diperpanjang hingga Juni 2020 ini berdampak pada pendapatannya sehari-hari.

Semenjak wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mulai memporakporandakan berbagai sektor perekonomian, pendapatannya juga semakin menurun.

"Pas wabah ini jualan jadi makin sepi, apalagi kalau anak-anak libur sekolah diperpanjang, ya makin lama sepinya. Sehari bisa dapat Rp 100 ribu aja udah syukur," ungkapnya.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, alhasil Elisna memilih untuk bercocok tanam dan berjualan sayur mayur di pasar pagi perumahan Tiban Kampung. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Berita Terkini