TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pemko Batam menargetkan kasus covid-19 bisa kelar H-2 Lebaran mendatang.
Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah hal yang dilakukan oleh pemerintah termasuk memperketat pembatasan sosial untuk menekan penyebaran covid-19 di kota ini.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data terbaru, sebanyak 22 pasien corona di Batam berhasil sembuh hingga Kamis (7/5/2020).
Hal itu sekaligus menjadi kabar gembira bagi pemeritah, aparat, tim medis dan warga Batam yang selama ini berjuang memerangi corona meski tak jadi diberlakukan PSBB.
Walikota Batam, Muhamamad Rudi menegaskan, meskipun Batam batal memberlakukan PSBB namun, pemerintah tetap menjalankan arahan dari pusat yang masuk dalam pembatasan PSBB.
Seperti mewajibkan warga Batam untuk memakai masker ketika keluar rumah, menjaga social dan physical distancing, melakukan patroli untuk mengimbau masyarakat agar tidak berkerumun, dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat.
• HARI Ini, Hanya Kapal Batam Jet Berlayar dari Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, Cek Jadwalnya
Pembatasan keluar masuk orang ke Batam, juga telah berjalan seiring dengan kebijakan pemerintah pusat memberhentikan operasional bandara hingga akhir Mei 2020 mendatang.
Demikian juga dengan penugasan kapal TNI untuk memulangkan para TKI asal Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Batam dan daerah lain di Kepri.
"Kita sudah membatasi langsung keluar masuk orang. Tidak PSBB pun kita sudah membuat batasan. Masker juga kita wajibkan," kata Rudi.
Dia juga memastikan, hingga saat ini pemerintah tetap tidak ingin mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti daerah lain.
Padahal, jumlah kasus postif Covid-19 di Batam cukup tinggi, menjadi yang tertinggi di Kepri dengan 36 pasien.
Hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga keberlangsungan industri di Kota Batam.
Menurutnya sektor industri dan pariwisata menjadi pendapatan utama Kota Batam.
"Batam ini daerah Industri, pariwisata, pendapatan Batam dari pajak dan retribusi hilang, PSBB tidak kita lakukan karena beresiko, industri tutup tidak bisa apa-apa kita," ujarnya, Kamis (7/5/2020).
Diakuinya jika tetap dipaksakan, dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan stabilitas di masyarakat yang memang banyak bergantung pada sektor industri ini.