TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Pasien Covid-19 di Kabupaten Karimun yang sempat diizinkan pulang, akhirnya kembali dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi mengatakan, pasien 15 tahun berjenis kelamin perempuan itu, harus menjalani perawatan setelah dua hasil swab test menunjukkan hasil positif.
Untuk mengurangi risiko penularan, Rachmadi meminta agar pasien kembali menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Muhammad Sani Karimun.
"Saya minta untuk rawat kembali karena hasil swab H6 dan H7 positif. Demi keamanan bersama mengurangi resiko penularan," ujar Rachmadi," ujarnya, Selasa (19/5/2020).
Sebelumnya, pasien tersebut sempat mendapat hasil negatif dalam swab test sebanyak satu kali.
Namun ia belum dapat dinyatakan sembuh karena harus memperoleh hasil negatif dua kali berturut- turut.
Dua PDP Tunggu Hasil PCR
Dua orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Karimun masih dirawat di ruang isolasi RSUD Muhammad Sani.
Saat ini, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun masih menunggu hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) keduanya.
Keduanya masuk ke RSUD Muhammad Sani Karimun pada 13 Mei 2020. Mereka berjenis kelamin laki-laki dengan usia 40 dan 43 tahun.
"Mereka dikategorikan rumah sakit sebagai PDP. Satu ada gejala batuk berdahak dan satu lagi sakit kepala," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi, Selasa (19/5/2020).
Awalnya, kedua pasien PDP tersebut mengikuti pemeriksaan rapid tes yang dilakukan oleh instansi tempat mereka bekerja. Hasilnya kedua PDP ini didapati reaktif rapid test.
• BREAKING NEWS, Kejati Kepri Bakal Ekspos Dua Kasus Korupsi di Provinsi Kepri
• Benarkah Baby Oil Bisa Sembuhkan Jerawat? Simak Sejumlah Manfaatnya Untuk Wajah
"Kantor mereka lakukan rapid mandiri ke seluruh pegawainya. Ada 50-an pegawai. Dari puluhan pegawai itu, dua orang dinyatakan reaktif," jelas Rachmadi.
Selain reaktif dan memilki keluhan kesehatan, keduanya juga memiliki riyawat perjalanan ke luar daerah.
Untuk pasien berusia 43 tahun memiliki riwayat perjalanan ke Batam di akhir Maret dan pasien berusia 40 tahun melakukan perjalanan ke Aceh.
"Dari Aceh, yang bersangkutan sempat transit di Kota Batam selama satu hari," sebut Rachmadi.
Sempat Dibolehkan Pulang, 2 Warga Karimun Jadi PDP
Dua warga Karimun yang sebelumnya diperbolehkan pulang setelah dirawat masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Ini setelah hasil rapid test menunjukkan mereka reaktif virus Corona. Padahal seluruh PDP yang dirawat, diperbolehkan pulang pada 9 Mei 2020, karena hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) menyatakan negatif Covid-19.
Dua orang PDP baru ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi dalam rilis terbaru perkembangan Covid-19 pertanggal 17 Mei 2020.
Saat ini mereka dirawat di ruang isolasi RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun.
"Jumlah PDP 24 orang, selesai Pengawasan 22 orang, proses pengawasan di Rumah Sakit 2 Orang dan proses pengawasan rumah tidak ada," kata Rachmadi dalam rilisnya.
Sebanyak 3 PDP diketahui meninggal dunia. Ketiganya dinyatakan negatif Covid-19 setelah hasil pemeriksaan laboratoriumnya keluar.
• Belum Genap 1 Bulan Bertugas, Danrem 033/WP Terkesan dengan Provinsi Kepri, Ajak Warga Cegah Corona
Tenaga Medis 'Gemes' Lihat Perilaku Santuy Warga
Tenaga medis yang berada di garda depan penanganan pasien Covid-19 mengajak agar masyarakat untuk tidak egois.
Ajakan serta imbauan ini diperuntukan bagi masyarakat yang seakan tidak mempedulikan protokol pencegahan penyebaran virus Corona.
Seperti yang disampaikan oleh dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun, Dokter Dyah Nurwidiasih.
Menurut Dyah, saat ini sebagian masyarakat tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker saat beraktivitas di luar rumah.
"Perasaan kami masih was-was. Masyarakat kita ini cenderung lengah, seperti untuk pemakaian APD saja. Gugus tugas sekuat tenaga melakukan edukasi, memasang tempat-tempat cuci tangan, membagikan masker dan sosialisasi," katanya, Senin (18/5/2020).
• Belum Genap 1 Bulan Bertugas, Danrem 033/WP Terkesan dengan Provinsi Kepri, Ajak Warga Cegah Corona
• Brownies hingga Choho Cookies, Ini 4 Resep Kue Kering Terbuat dari Cokelat, Dijamin Anak-anak Suka
Diakui Dyah, ada perasaan kecewa menyaksikan masyarakat yang tidak mengindahkan protokol pencegahan tersebut.
"Kecewa iya. Mikirnya mau sampai kapan ini berakhir. Kami yang deg-degan di sini berusaha memberikan apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat, namun masyarakatnya agak tidak peduli," ucap Dyah.
Dengan adanya kelonggaran yang dibuat oleh pemerintah saat ini, hendaknya masyarakat tetap melaksanakan upaya-upaya pencegahan.
"Kita jangan egois. Pemerintah melonggarkan tapi kita tetap menjaga. Tunggulah, jika lebaran ini memang tidak dapat kita laksanakan seperti biasa, kita bisa laksanakan lebaran mendatang. Dan kita dalam keadaan yang lebih nyaman," sebutnya.
Oleh karena itu, ia mengajak agar masyarakat lebih peduli agar wabah Covid-19 segera berakhir. Diantaranya adalah menjalankan hidup sehat, menggunakan masker, menjalankan sosial distancing dan physical distancing.
Bahkan ia mengajak masyarakat agar menjadikan Karimun sebagai wajah Indonesia dalam memerangi Covid-19.
"Mau sampai kapan begini. Anak-anak kita mau sekolah, ibu-ibu mau belanja. Saya juga ingin bersepeda tapi tidak bisa. Kalau semua masa bodoh, ini bakal berkepanjangan. Kalau nahan diri dulu maka tidak akan lama kok," paparnya.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)