"Jadi ada pemenuhan emosional dari orang lain, ada alternatif lain ke pihak lain ketika ada permasalahan dengan pasangan," ujarnya.
Menurut Hudan, sebisa mungkin pasangan menyelesaikan sendiri konflik yang terjadi tanpa melibatkan orang lain.
• Sebanyak 37 Tenaga Medis di Bengkulu Terpapar Virus Corona Saat Istirahat dan Melepas APD
• Kantor Polisi Diserang di Pagi Buta, Anggota Polri Brigadir Leonardo Gugur Dibacok Pakai Samurai
"Sebisa mungkin ya diselesaikan pasangan sendiri, namun kadang kala membutuhkan mediator," ungkapnya.
Ketika mediator dibutuhkan, Hudan menyarankan mencari mediator dari pihak keluarga.
"Kalau ada keluarga yang dinilai bijak, yang tidak memihak, bisa disampaikan," ujarnya.
Namun apabila merasa segan untuk curhat dengan anggota keluarga, dapat menggunakan pihak lain yang profesional.
"Bisa ke ahli agama, atau tenaga profesional semacam penasihat perkawinan," ungkap Hudan.
Namun jika terpaksa curhat kepada orang di luar keluarga, maka harus memilih teman sesama jenis.
"Misalkan teman ya yang sesama jenis," ucapnya.
Biasanya, menurut Hudan, curhat akan lebih banyak menyampaikan sisi jelek pasangan.
"Padahal sementara memutuskan untuk menikah tentu disertai ada pertimbangan, ada positif ada negatif," ungkapnya.
Menurut Hudan, bila ada rambu-rambu yang agak mengkhawatirkan saat curhat, lebih baik curhat kepada tenaga profesional.
"Para pelaku perselingkuhan ini bisa jadi merupakan orang-orang yang insecure, yang secara psikologis tidak aman," ungkapnya.
"Yang masih membutuhkan sekali pengakuan dari orang lain, padahal sudah memiliki pasangan sudah memiliki keluarga," imbuhnya.
Media Sosial dan Perselingkuhan