Para peneliti menganalisis 348.608 tweet pada Januari 2018 hingga April 2020.
Ditemukan sebagian besar tweet diunggah selama jam kerja di China antara Senin hingga Jumat dan dikirim pada akhir pekan.
Twitter mengatakan, jaringan China memiliki tautan ke operasi yang didukung negara sebelumnya yang dibongkar tahun lalu oleh Twitter, Facebook dan Google YouTube, yang telah mendorong narasi menyesatkan tentang dinamika politik di Hong Kong.
Operasi baru itu juga sangat berfokus pada Hong Kong, tapi juga mempromosikan pesan tentang pandemi corona, miliarder China yang diasingkan, Guo Wengui dan Taiwan, kata para peneliti.
Renee DiResta, di Stanford Internet Observatory mengatakan aktivitas jaringan meningkat pada akhir Januari, ketika wabah virus Corona menyebar ke luar China dan melonjak pada bulan Maret.
Menurut para peneliti, akun-akun itu memuji tanggapan China terhadap virus tersebut, sementara juga menggunakan pandemi untuk memusuhi para aktivis Amerika Serikat dan Hong Kong.
Peneliti open-source di Graphika dan Bellingcat sebelumnya telah menandai kemunculan kembali jaringan yang disebut Spamouflage Dragon, setelah jaringan itu tidak aktif mengikuti penghapusan perusahaan pada musim panas lalu.
Klaim virus Corona palsu
Pada Mei lalu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka telah menemukan jaringan akun Twitter yang tidak asli dengan kaitannya sangat mungkin dengan China yang menyebarkan klaim virus Corona palsu.
Twitter mendorong kembali pernyataan pada saat itu, mengatakan 5.000 akun yang diidentifikasi agensi termasuk organisasi non-pemerintah dan jurnalis yang sah.
Seorang juru bicara Twitter mengatakan jaringan yang dihilangkannya tidak terkait dengan apa yang telah diidentifikasi oleh Departemen Luar Negeri.
Selama setahun terakhir, sejumlah besar diplomat dan misi diplomatik China membuat akun Twitter atau Facebook, sering menggunakannya untuk menyerang kritik Beijing di seluruh dunia.
Bulan lalu, Twitter menandai sebuah tweet yang ditulis pada bulan Maret oleh juru bicara pemerintah China yang menyarankan militer AS membawa virus Corona baru ke China, ketika platform media sosial meningkatkan pemeriksaan keamanan.
Kementerian luar negeri China tidak segera menjawab permintaan komentar terhadap hal ini.
(*)
• WHO Kecolongan, Amerika Sebut China Bohong Soal Awal Munculnya virus Corona, Beri Bukti Foto Satelit
• Bayar Rp 50 Juta Karena Dijanjikan Kerja di Korea, Dua WNI Justru Dijadikan Budak di Kapal China
• Pelaku Traffiking yang Memperkerjakan ABK Indonesia ke Kapal China Ditangkap Polda Kepri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Twitter Hapus Lebih dari 170.000 Akun, Ada Kaitannya dengan virus Corona dan China".