Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, KEPRI - Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Kepri masih terus saja terjadi.
Bahkan di beberapa daerah, kasus Covid-19 seolah meledak atau memasuki fase gelombang kedua (second wave). Seperti yang terjadi di Batam sebagai salah satu akses masuk wisatawan menuju Kepri.
Akibat kondisi ini, sektor pariwisata pun ikut terdampak.
Hal ini seperti penuturan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepri, Buralimar.
Ia mengatakan, dampak terhadap sektor pariwisata salah satunya berkaitan dengan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selama bulan Agustus hingga awal September 2020.
• Sudah Berlaku, Langgar Protokol Kesehatan di Karimun Bakal Kena Sanksi Denda atau Kerja Sosial
"Sempat turun 64 persen. Tapi, perlahan turun lagi menjadi 78 persen sejak Covid-19 meledak," ujar Buralimar kepada Tribun Batam, Kamis (10/9/2020).
Kondisi ini, lanjutnya, semakin diperparah dengan belum dibukanya akses keluar bagi warga negara Singapura dan Malaysia oleh pemerintah kedua negara.
"Bisa jadi Singapura dan Malaysia menutup akses karena tren pasien Covid-19 di Kepri atau Kota Batam, khususnya, tengah naik," tambah Buralimar.
Akan tetapi, Buralimar cenderung optimistis saat berbicara potensi kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) atau wisata lokal (wislok) di Kepri.
Menurutnya, jika melihat tren, kunjungan wisnus atau wislok cukup baik sejak beberapa waktu lalu.
"Secara umum (wisnus dan wislok) sebetulnya bagus. Hanya saja terkadang, masa new normal dianggap sudah pada kondisi normal sehingga beberapa tempat wisata lengah terhadap pelaksanaan protokol kesehatan," ungkapnya.
Buralimar tak memungkiri jika kedisiplinan warga dan beberapa pelaku usaha di sektor pariwisata terhadap pelaksanaan protokol kesehatan cenderung menurun.
Karena itu, Buralimar kembali mengajak para pelaku di sektor pariwisata dan warga di Kepri untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas demi kebaikan bersama di tengah pandemi Covid-19.
"Harus disiplin. Saya melihat ada beberapa tempat yang telah longgar. Biasa pakai thermal gun, sekarang sudah tak pakai. Minimal cuci tangan, thermal gun, dan pakai masker itu diwajibkan oleh seluruh tempat wisata," tutup dia.
(tribunbatam.id/ichwannurfadillah)