IMLEK 2021

IMLEK 2021 di Lingga, Pedagang dan Pembeli Pernak-pernik Imlek di Pasar Dabo Sepi

Penulis: Febriyuanda
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IMLEK 2021 di Lingga, Pedagang dan Pembeli Pernak-pernik Imlek di Pasar Dabo Sepi. Foto pernak-pernik yang terlihat dipajang di toko Sakura Photo, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Rabu (10/2/2021)

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Perayaan Tahun Baru Imlek 2021 atau dalam kalender Cina 2572, Tahun shio Kerbau Logam diperingati pada 12 Februari 2021.

Seperti Imlek tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Tionghoa tentunya memiliki tradisi menghias rumahnya dengan pernak-pernik imlek.

Masyarakat Tionghoa di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau misalnya.

Namun ada yang berbeda tahun ini karena masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Pantauan TribunBatam.id selama sepekan hingga saat ini, toko-toko yang menjual pernak-pernik imlek tidak sebanyak tahun sebelumnya.

Seperti di Pasar Tradisional Dabo. Dari banyaknya toko di sana, hanya sedikit yang menjajakan dan memajang aksesoris serta pernak-pernik Imlek dengan nuansa kemerahan yang siap untuk dijual.

10 Pantangan Saat Tahun Baru Imlek, Dianggap Tabu Karena Berkaitan dengan Kesialan

Pernak Pernik Imlek 2021 di Tanjungpinang Ramai, Tapi Justru Hal Tak Terduga Ini Dialami Penjual

Di antaranya, Sakura Photo. Tempat ini telah menjual pernak-pernik imlek sejak dua pekan lalu.

Cece Sakura, begitu sapaannya mengatakan, saat ini pembeli pernak-pernik imlek berkurang.

"Sekarang ada lah yang beli lumayan, tapi tak seperti imlek biasanya. Saya kira tak ada yang beli. Satu minggu saya pajang namun tidak ada yang beli.

Tapi seminggu kemudian baru ada," kata Cece Sakura kepada TribunBatam.id, Rabu (10/2/2021).

Penjual toko itu mengatakan, biasanya banyak masyarakat Tionghoa dari luar Pulau Singkep datang beramai-ramai untuk membeli pernak-pernik di tempatnya.

"Sekarang yang beli hanya seputaran wilayah Singkep saja. Masih untung juga ada yang beli," tuturnya bercanda.

Ia menambahkan, saat ini di jalan-jalan di Pasar Dabo tidak ada lagi yang menggantungkan lampu lampion di sepanjang jalan itu. Perayaan Imlek kali ini sederhana.

"Tahun ini cuma sederhana. Anak-anak saya dan saudara tidak ada yang pulang, entah itu di Pinang, Batam dan luar Kepri," ungkapnya.

Terpisah, pedagang-pedagang jeruk Imlek mengatakan, pembeli buah jeruk juga berkurang.

"Banyak buah yang tak masuk, jarang lah ada yang beli," ucap seorang pedagang buah yang tidak ingin menyebutkan namanya.

Hingga saat ini, pantauan TribunBatam.id di sejumlah pedagang buah di Pasar Dabo, tidak ada masyarakat Tionghoa yang membeli jeruk imlek.

Tak Ada  Cap Go Meh

Tak jauh beda dengan Lingga, perayaan Imlek 2021 di Karimun bakal terasa berbeda dari tahun sebelumnya.

Ini karena Tahun Baru Imlek 2021 dirayakan dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Dalam rapat antara Pemkab Karimun, Forkopimda dan pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indoensia atau PSMTI Karimun di gedung Cempaka Putih, disepakati jika perayaan Imlek 2021 di Karimun dilaksanakan secara sederhana.

Selain sepakat tak menggelar open house, dalam pertemuan itu juga disepakati kegiatan sembahyang yang dilaksanakan tidak begitu besar dengan tujuan menghindari kerumunan.

Selain itu, tidak ada perayaan Cap Go Meh yang biasa ditunggu-tunggu pada tiap tahunnya.

"Semua bertujuan agar kita dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Suasana Imlek di Karimun. Foto diambil tahun lalu. (TribunBatam.id)

Pelaksanaan Imlek tahun ini dilaksanakan dengan sederhana, secara kekeluargaan demi keselamatan kita bersama," ucapnya,

Ia menambahkan dalam perayaan Imlek 2021 tahun ini diharapkan tidak melakukan kegiatan yang berlebihan.

Namun diutamakan pelaksanaan budaya dan ibadah yang tidak mengundang keramaian,"

Seperti yang diketahui bahwa data satgas Covid-19 mengumumkan bahwa pasien yang masih diisolasi hanya 12 orang dari 414 kasus.

Ketua PSMTI Karimun Eddy Viryadharma mendukung kebijakan yang sudah diterapkan oleh Pemkab Karimun agar selalu mematuhi protokol kesehatan.

"Tentunya kami sebagai warga Tionghoa sangat setuju untuk dijalankan, intinya kita semua harus berkomitmen agar pandemi Covid-19 ini segera berlalu," sebutnya.

Berburu Asinan Buah

Diberitakan, semarak Imlek 2021 mulai dirasakan di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Kepri.

Di Anambas, pernak pernik menyambut Tahun Baru Imlek 2021 ini biasa terlihat di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas.

Aneka aksesoris khas Imlek seperti lampion yang identik dengan warna merah menghiasi jalan utama di ibu kota Anambas ini.

Selain pernak pernik warna merah khas imlek, ada makanan yang diburu setiap kali menjelang perayaan imlek.

Asinan buah contohnya. Selain untuk bingkisan kepada keluarga dan kerabat, asinan buah ini biasa dikonsumsi bersama saat Tahun Baru Imlek.

Asinan buah yang bisa dijadikan bingkisan saat perayaan Imlek 2021 di Anambas. (TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA)

Seorang pemilik warung di Jalan Hang Tuah, Cece mengatakan, satu kotak bingkisan ia jual dengan harga Rp 85 ribu.

Dalam satu kotak itu sudah ada delapan macam jenis asinan buah di dalamnya.

"Kalau pernak pernik sih di sini ngga banyak, cuman kalau mau kasih bingkisan gitu ada.

Nah kami jual asinan buah, ini laku banget pas hari imlek dan banyak yang mencari. Ini cocok sekali untuk hadiah imlek," katanya.

Jeruk Mandarin atau yang lebih dikenal dengan buah Kim Kit kini dengan mudah ditemukan di Anambas.

Buah ini cukup menjadi primadona yang terus diburu warga Tionghoa saat menyambut perayaan Imlek.

Orang Tionghoa percaya bahwa buah ini memiliki makna turun temurun yang bisa mendatangkan rezeki bagi dirinya dan keluarganya.

Inilah Arti Warna Merah yang Dominan Saat Perayaan Imlek

Sebentar Lagi Imlek, Wali Kota Batam Larang Bepergian Warganya?

Pernak pernik Imlek di Tanjungpinang, Senin (8/2). (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)

Salah satu pedagang buah di Anambas yang hampir belasan tahun berjualan buah ini mengatakan sudah banyak warga yang memborong buah Mandarin untuk menyambut perayaan Imlek.

"Mendekati Imlek itu, udah mulai banyak yang beli buah Mandarin ini, kita ambil langsung dari luar Anambas yaitu di Tanjungpinang," kata Arja , Rabu (10/2/2021).

Satu kantong jeruk Mandarin yang dijual Rp 50 ribu, isi jeruk dalam satu kantong itu ada 6 buah jeruk Mandarin.

Namun ukuran jeruk Mandarin kali ini berukuran besar, dia memiliki dua jenis ada yang ukurannya kecil dan ada yang besar.

Sekali membawa buah ke Anambas, Arja menyebutkan tidak mematok berapa jumlah yang harus bawa.

"Tergantung dikirim dari sana, kalau jeruk ini kemarin dikirim ke sini itu sebanyak 6 dus, memang tidak banyak, karena kami takut nanti dia cepat busuk," sebutnya.

Dalam satu dus itu, buah Mandarin bisa berisikan 6,5 kilogram buah Mandarin.

"Menjelang tahun baru ini alhamdulilah banyak yang borong, cuma sekarang yang banyak itu buahnya yang besar ini.

Biasanya itu ada yang ukurannya kecil-kecil. Kalau jeruk Mandarin yang kecil itu Rp 80 ribu perkilogram nya," sebutnya.

manisan khas imlek (ist)

Perayaan Tahun Baru Imlek 2021 sebelumnya juga terlihat di Kota Tanjungpinang.

Sejumlah masyarakat Tionghoa di ibu kota Provinsi Kepri ini pun dipastikan akan menghiasi rumahnya dengan hiasan aksesoris, pernak-pernik serta kue dan minuman.

Perayaan Tahun baru imlek 2021 atau dalam kalender Cina 2572 adalah Tahun shio Kerbau Logam yang diperingati tanggal 12 Februari 2021.

Terlihat beberapa toko di Pasar Tradisional lama, Jalan Gambir Kota Tanjungpinang telah menjajakan dan memajang aksesoris serta pernak-pernik Imlek dengan nuansa kemerahan yang siap untuk dijual.

"Yang kita jual sih mulai dari tempelan imlek, gantungan imlek, aksesoris serta pajangan juga ada. Tiap tahun begitu lah biasanya," ujar Cece Lina salah satu pedagang Toko Sederhana Baru kepada TribunBatam.id, Senin, (08/02/2021).

Lina menyebutkan, harga dari satuan aksesoris dan pernak-pernik imlek yang dijualnya bervariasi.

Ukuran dan bahan menjadi salah satu faktor penentu harga barang yang dijual olehnya.

"Harganya mulai dari yang murah Rp 8 ribu, Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, Rp 20 ribu kalau gantungan imlek yang pakai aliran listrik dan ada suaranya agak mahal sampai ratusan ribu," sebutnya.

Lina menuturkan penghasilan dari penjualan aksesoris dan pernak-pernik imleknya di Tahun 2021 ini menurun hingga 50 persen dari penghasilan Tahun sebelumnya.

Hal itu dikarenakan pandemi Covid-19 yang masih melanda kehidupan masyarakat.

Pernak pernik Imlek di Tanjungpinang, Senin (8/2). (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)

"Sepi tahun ini, drop mau setengah penghasilan ada loh. Kalau tahun lalu dihari seperti ini ramai loh yang beli, ini hanya satu dua orang aja jadi stok barang kami kurangi lah," terangnya

Dalam menjelang perayaan imlek tahun ini, Lina berharap agar pandemi Covid-19 cepat berlalu dan peruntungan jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Kami juga berharap buat pemerintah kiranya dapat membantu kayak kita lah usaha kecil menengah begini biar meningkat penjulan juga," sebutnya.

Di tempat terpisah, Cece Aling juga membenarkan menurunnya daya beli masyarakat Tionghoa khususnya ditengah darurat Covid-19 berkunjung ke toko aksesorisnya.

"Penjualan sepi ditengah pandemi ini, pembeli yang datang gak banyak kayak tahun sebelumnya loh,"

Aling mengatakan aksesoris dan pernak pernik Imlek di tokonya, menyediakan berbagai variasi diantaranya lampion nanas, lampu hias, parcel, tempelan imlek, angpao, bunga lingliu dan sakura, serta pajangan imlek lainnya.

(tribunbatam.id/Febriyuanda/Yeti Hartati/Rahma Tika/Noven Simanjuntak)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Terkini