NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM

NEWS WEBILOG - Menuju 10 Mei 2021 Pilwawako Tanjungpinang, Ade Angga atau Endang Abdullah?

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NEWS WEBILOG - Menuju 10 Mei 2021 Pilwawako Tanjungpinang, Ade Angga atau Endang Abdullah? Foto News Webilog Tribun Batam edisi Rabu (5/5/2021) dengan narasumber Robby Patria

KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Warga Tanjungpinang segera memiliki seorang Wakil Wali Kota Tanjungpinang.

Pemilihan Wakil Wali Kota Tanjungpinang ini rencananya digelar pada Senin, 10 Mei 2021.

Ada dua nama calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang yang sudah ditetapkan DPRD dalam sidang paripurnanya, yakni Ade Angga dan Endang Abdullah.

Program News Webilog Tribun Batam edisi Rabu (5/5/2021) hadir dengan tema 'Menuju 10 Mei, Pilwawako Tanjungpinang Ade atau Endang'

Tribunbatam.id menghadirkan narasumber untuk membahas tema tersebut, yaitu Robby Patria.

Baca juga: Pemilihan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Digelar 10 Mei 2021, Ini Jadwal Tahapannya

Baca juga: Polemik Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Ansar Ahmad Ajak Rahma Bertemu, Tapi Tak Datang

Diketahui Robby Patria adalah seorang mahasiswa S3 di University Tun Hussein Onn Malaysia.

Berikut hasil obrolan lengkap antara Tribunbatam.id bersama Robby Patria.

Keterangan, Tribun Batam = TB, Robby Patria = RP

TB: Abang tentu membaca dinamika politik yang terjadi selama ini jelang pemilihan wakil wali kota (Pilwawako) Tanjungpinang. Menurut Abang, apa yang menyebabkan proses Pilwawako Tanjungpinang ini sempat molor?

RP:  Ya jadi dinamika Tanjungpinang itu, karena sebagai pusat pemerintahan dan pusat kerajaan juga dalunya, jadi agak menarik sebenarnya apa lagi kita lihat tahapan pilkada 2024 dan berakhirnya periode Wali Kota 2003, 2023 maka ada kesenjangan ada kekosongan waktu.

Jadi kompetisi perebutan wakil ini menjadi srategi bagi partai politik di Tanjungpinang, karena kalau kita lihat pilkada 2020 kemarin tidak bisa kita pungkiri kemenangan Golkar itu mutlak besar ditentukan pemilih Tanjungpinang dan Bintan.

Jadi kalau kita lihat lagi ke 2024 maka penguasaan Tanjungpinang sangat seksi, jadi bukan hanya Batam sebenarnya, Batam itu ya memang pemilihnya besar tapi ternyata penentu kemenangan Gubenur itu Tanjungpinang dan Bintan.

Jadi ini pertandingannya bukan hanya Gerindra dengan Gorkar tapi pertandingan antara banyak partai ya terutama di Tanjungpinang bagaimana PDIP, Golkar dan Nasdem tiga partai ini bersaingan keras untuk merebut kualisi atau kursi di legislatif 2024.

Kemudian Pilkada Tanjungpinang 2024 yang tahapannya dimulai dia khir 2023, sementara September 2023 itu pasangan Wali Kota yang sekarang sudah habis periode, maka perlu eksistensi yang kuat perlu program soialisasi masif ketika mendapatkan posisi-posisi penting di Tanjungpinang.

Sehingga orang masih mengingat program kerja kemudian kapasitas lalu kemampuan yang ditujukan oleh calon.

Karena kalau kita belajar dari 2018 pak Lisdarmasyah itukan berakhir di 2017 maka terjadi kekosongan dan itu ternyata bisa mengubah peserta persaingan karena satu tahun itu tidak ada kekuasaan yang di pegang oleh wali kota definitif.

Maka menarik ketika misalnya Golkar mengusung Bang Ade Angga, saya kira walaupun tidak ikut kompetisi ini beliau tetap akan ikut menjadi calon di 2024, apa lagi ketika sudah menjadi Wakil.

Jadi ini kepentingannya sangat strategis bagaimana Golkar sebagai pemenang Pilkada Gubernur, di 2024 akan berusaha kembali untuk mempertahankan kemenangan di Kota Tanjungpinnag.

Dengan adanya wakil wali kota yang sekarang, misalnya ini dikuasai oleh Golkar maka peluang kemenangan di 2024 bisa jadi sangat besar seperti itu.

Ini gambaran secara politiknya. Karena partai-partai seperti PDIP, Golkar dan Nasdem akan bersaing keras. Kalau kita lihat sekarang PDIP masih memegang di Tanjungpinang. Untuk kursi legislatif dengan Golkar selisihnya sangat tipis hanya beberapa ratus suara, sama-sama miliki kursi lima.

Jadi ini sangat sensitif sekali, ketika misalnya Golkar bisa duduk di kursi Wakil Wali Kota, dan ini bisa menjadi sebuah hambatan juga bagi PDIP untuk memenangkan kompetisi di 2024, mungkin secara politiknya bisa dilihat seperti itu.

TB: Bagaimana Abang menilai terkait komunikasi politik ini?

Halaman
123

Berita Terkini