TB: Kok, ide tersebut tiba-tiba muncul di benak Anda?
IA: Sebenarnya ide awal mau membangun jembatan antara Batam dengan Singapura.
Waktu itu sekitar tahun 2002-2003, saya sendiri masih berada di Otorita Batam.
Saya lalu mengajukan keinginan saya kepada Bapak BJ Habibie.
Konsepnya adalah tidak pernah pakai uang dari APBN.
Jadi, Singapura bangun jembatan sampai di titik tengah dan kita juga bangun jembatan sampai di titik tengah sehingga terhubung.
Kami siap mencari investor kok.
TB: Lalu bagaimana tanggapan Pak Habibie kala itu?
IA: Oh, Beliau setuju. Makanya beliau menugaskan saya untuk membangun komunikasi dengan Singapura.
Nah, setelah itu saya langsung pergi dan berkomunikasi langsung dengan pejabat-pejabat di Singapura Development Board.
Baca juga: Progres Jembatan Batam-Bintan, Pembangunan Fisik Jembatan Terpanjang di Indonesia Segera Dimulai
Baca juga: Selain Jembatan Batam Bintan, Gubernur Kepri Usulkan Jalan Bebas Hambatan ke Pusat
Mereka antusias dan menyambut baik. Namun, mereka mengatakan akan menyampaikan usulan itu kepada Pemerintah Singapura.
Setelah satu minggu, mereka memberikan informasi kalau Pemerintah Singapura belum setuju akan rencana tersebut.
Pemerintah Singapura justru menawarkan konsep Kapal Roro (roll on roll off) Batam-Singapura.
TB: Apa tanggapan anda terkait tawaran Pemerintah Singapura?
IA: Saya kembali lalu coba menawarkan kepada pengusaha-pengusaha di Indonesia.