IA: Oh, kita tetap bertekad untuk membangun Jembatan Batam Bintan.
Kami memastikan tidak memakai uang dari APBN. Pada 2003.
Saya ditunjuk untuk menjadi Pejabat Gubernur Kepri.
Saya beralih ke Provinsi Kepri dan mulai membangun semuanya.
Sekali lagi, tidak membangun dari uang APBN.
Saya bangun pusat pemerintahan, masjid, kampus, jembatan-jembatan di Pulau Dompak,...dll, semuanya menggunakan uang dari investor.
Semuanya berhasil dengan baik. Sampai Kepala Bappenas kala itu heran melihat kita.
TB: Mengapa Anda tidak mau menggunakan uang dari APBN?
IA: Sangat ribet kalau menggunakan uang dari APBN.
Satu sisi, mengurus administrasinya begitu sulit.
Di sisi lain, pembangunannya sudah pasti memakan waktu lebih dari satu tahun dan kemungkinan besar bisa gagal.
Karena, selama tahun-tahun berjalan, pemerintah pusat bisa saja punya prioritas lain dan proyek kita ditinggalkan.
TB: Anda yakin bisa membangun Jembatan Batam Bintan tanpa uang dari APBN?
IA: Oh, saya sangat yakin. Saya siap mencari investor dan saya memastikan bersedia membangun Jembatan Batam Bintan.
Beberapa investor sudah menyurati saya waktu itu.
Bahkan setelah saya pensiun pun, ada investor masih berkomunikasi dengan saya.
Menanyakan soal pembangunan Jembatan Batam-Bintan itu.
Bappenas saja sudah menyediakan uang pinjaman lunak untuk rencana ini, itu bukan uang dari APBN.
Saya malah sudah urus Sekdaprov Kepri, Pak Suhajar Diantoro ketika itu untuk mengurus itu.
TB: Nah, mengapa setelah periode kepemimpinan Anda, ada beberapa investor, dari Tiongkok misalnya, coba menjajaki investasi Jembatan Batam Bintan tetapi itu hilang jejak hingga sekarang?
IA: Oh, kalau soal itu, saya tidak mau berkomentar. Karena saya tidak berada lagi di dalam lingkaran pemerintahan.
Tetapi, menurut saya, tentu setiap pemerintah tentu mempunyai prioritas tersendiri dalam menjalankan pemerintahannya.
TB: Baik, Pak Ismeth. Sebenarnya seperti apa konsep anda terkait Jembatan Batam Bintan waktu itu?
IA: Saya sudah meminta ITB untuk membuat kajian-kajian teknis.
Saya bayar mereka agak mahal. Hasil kajiannya sudah ada.
Kira-kira lokasi dan tapak-tapak jembatan tidak jauh berbeda dengan yang ada saat ini.
Panjangnya kira-kira sama. Tingginya bahkan mencapai 60 meter sehingga kapal-kapal besar bisa melintas di bawahnya.
Baca juga: Kepala Staf Presiden Moeldoko Tinjau Landing Point Jembatan Batam Bintan
TB: Apakah anda yakin pembangunan Jembatan Batam Bintan ini berhasil?
IA: Saya kira kalau ini diperjuangkan sungguh-sungguh maka rencana itu bisa terwujud.
Lagi pula, Presiden juga memasukkan ini dalam rencana strategisnya.
Tetapi, kalau masih mengandalkan uang dari APBD, maka kemungkinan besar bisa gagal.
Sebab, pemerintah mempunyai prioritas yang berbeda-beda setiap tahun.
Lagi pula, masalah pandemi Covid-19 ini belum teratasi dengan baik.
Keterangan Jembatan Batam Bintan:
* Panjang Jembatan: 7, 68 km
- Pulau Batam-Pulau Tanjung Sauh: 2,12 km
- Pulau Tanjung Sauh-Pulau Bintan: 5,56 km
* Lebar: 33 meter
* Anggaran: Rp13, 66 triliun
* Panjang Jalan Darat: 7,06 km
- Pulau Batam: 1,64 km
- Pulau Tanjung Sauh: 3,35 km
- Pulau Bintan: 2,07
* Tahun pengerjaan: 2022-2024
* Tahun anggaran: 2022-2025.(TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Kepri