Efek tersebut merupakan hal yang normal dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh merespons vaksin dengan baik.
2. Proses pembuatan vaksin terlalu cepat sehingga membahayakan
Vaksin pertama untuk Covid-19 memang melibatkan teknologi baru, dan dikembangkan dalam waktu singkat.
Namun, bukan berarti vaksin Covid-19 tidak efektif untuk melawan penyakit tersebut.
Meskipun jenis vaksin ini pertama kali digunakan secara luas dalam vaksin untuk publik, para peneliti sebenarnya telah mengerjakan strategi vaksin ini selama lebih dari tiga dekade.
Vaksin Covid-19 juga telah melewati uji klinis yang ketat.
Karena banyak orang yang terinfeksi Covid-19, hanya butuh beberapa bulan untuk mengumpulkan data yang cukup untuk membuat evaluasi awal dalam uji konis.
Uji klinis tersebut juga telah melewati penelitian cermat dari beberapa ahli dan lembaga kesehatan independen.
3. Bahan utama vaksin sangat mencurigakan
Beberapa orang percaya bahwa vaksin mengandung microchip atau alat pelacak yang bisa memata-matai aktivitas kita.
Padahal, bahan utama vaksin adalah mRNA atau DNA, untuk memicu lonjakan protein.
Kedua bahan vaksin tersebut juga mengandung lipid (lemak) yang membantu mengantarkan mRNA ke dalam sel dan beberapa bahan umum lainnya yang membantu menjaga pH dan stabilitas vaksin.
4. Vaksin bisa mengubah DNA
Baca juga: Benarkah Warga Hendak Masuk Rumah Ibadah di Batam Wajib Vaksin Covid-19? Ini Kata Kemenag
Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Jawa Bali Hingga 23 Agustus 2021 dan Minta Vaksin Harian Dipercepat
Baca juga: Vaksin Gratis hingga Antigen Murah, Ini Daftar Program Kemanusiaan Lantamal lV Tanjungpinang
Dilansir dari Kompas.com, tak ada vaksin yang dapat mengubah DNA manusia.
Vaksin bekerja dengan menginstruksikan sel untuk membuat sepotong protein lonjakan untuk memicu respons sistem kekebalan.
Bahan utama vaksin memang terbuat dari DNA, tetapi tidak dirancang untuk berintegrasi dengan DNA kita.
Vaksin juga tidak bisa secara permanen mengubah genom kita.
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)