PERSPEKTIF

Dampak La Nina, Curah Hujan Tinggi hingga Habitat Ikan Berada di Lapisan Lebih Dalam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Widodo Setiyo Pranowo, Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Namun, terlepas akan hal tersebut, pada tahun 2019/2020, Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan, melakukan riset eksperimen pengembangan teknologi produksi garam ‘in door’ atau dalam ruangan, walaupun hingga saat ini masih dalam proses pengujian teknologi.

La Nina yang membawa curah hujan tinggi di atas normal, harus diwaspadai pula oleh pelaku usaha perikanan umum daratan yang menggunakan keramba yang ditempatkan di sungai-sungai.

Curah hujan yang tinggi berpotensi meningkatkan volume atau debit aliran sungai.

Peningkatan debit tersebut akan mengakibatkan peningkatan kecepatan aliran sungai dan juga berpotensi melimpaskan massa air sungai ke darat.

Aliran sungai dengan kecepatan ekstrim memiliki ‘force’ yang cukup tinggi, sehingga berpotensi merusakkan dan/atau menghanyutkan keramba tersebut.

Apabila keramba cukup kuat, maka kecepatan/aliran massa air sungai berpotensi mengaduk sedimen di dasar sungai dan menyebabkan tingkat kekeruhan yang sangat tinggi, sehigga perlu dipertimbangkan evakuasi bagi ikan-ikan yang tidak tahan akan kekeruhan tinggi tersebut.

Sehingga sangat pula disarankan bagi para pelaku usaha perikanan umum daratan system keramba di sungai untuk selalu mengecek dan memperhatikan ramalan cuaca hujan (ekstrim) agar tidak terlambat mengevakuasi kerambanya.

Penulis

Widodo S. Pranowo

* Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan

* Anggota Dewan Penasehat (Advisory Board) Korea - Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC)

Berita Terkini