PARIWISATA KEPRI AMAN

Indahnya Pantai Batu Berdaun Lingga, Salah Satu Wisata Populer di Kepri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantai Batu Berdaun di Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Sabtu (14/1/2023).

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Letak geografis Provinsi Kepulauan Riau yang dikelilingi laut, membuat Provinsi Kepri memiliki kawasan strategis ekowisata yang indah untuk dikunjungi.

Salah satunya di wilayah Dabo Singkep, Kabupaten Lingga terdapat Pantai Batu Berdaun, yang sudah dikenal lama oleh wisatawan lokal maupun luar daerah.

Kawasan wisata Kepri ini cukup favorit, hingga menjadi rekomendasi orang-orang ketika berkunjung ke Kabupaten Lingga.

Pantai yang satu ini membuat siapa saja yang berkunjung akan terpesona dengan keindahan yang dimilikinya.

Hal itu karena, pantai yang satu ini memiliki hamparan pasir putih yang panjang membentang.

Pantai ini seringkali dikunjungi bersama teman, keluarga, maupun orang terkasih. Bahkan bagi mereka yang mengadakan event family gathering.

Kawasan sekeliling pantai ini pun ditumbuhi oleh pohon kelapa dan cemara, membuat suasana di sekeliling pengunjung terasa adem.

Baca juga: Wisata Mangrove Kecamatan Singkep Pesisir Lingga, Tugu Angsa Lokasi Foto Favorit


Ditambah lagi hembusan angin dari laut yang menambah kenyamanan pengunjung.

Bahkan untuk pengunjung lokal sendiri, Pantai Batu Berdaun sebagai pilihan favorit untuk tempat menghabiskan waktu santai di sore hari, atau saat akhir pekan dan hari libur.

"Untuk pantai Batu Berdaun lokasinya bagus, memang pas untuk mengisi waktu libur," kata seorang pengunjung, Wandy.

Menurutnya, kawasan wisata ini lebih berkembang dibanding dulu.

Hal itu lanjutnya, dengan banyaknya lapak jualan hingga spot-spot bermain di pantai yang tersedia di pantai ini.

"Jadi buat betah kalau lama-lama di sini," ucapnya.

Tidak hanya bagi Wandi, pengunjung lain seperti Aji juga sering memilih tempat ini untuk bersantai.

Pantai Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pantai ini juga dianggap unik olehnya, karena memiliki batu alami yang di atasnya terdapat batang pohon kecil.

"Itu jadi ciri khas, sering digunakan untuk foto juga," ungkapnya.

"Saya biasanya bersama teman-teman saya pada akhir pekan ke sini untuk bersantai sambil refreshing setelah seminggu bekerja dengan lelah," sambung dia.

Dia juga berharap, ke depannya pantai ini dapat dikembangkan lagi, terutama penambahan seperti fasilitas pondok-pondok untuk bersantai, fasilitas bermain untuk anak-anak.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Raja Heri Mokhrizal mengatakan, terdapat kawasan strategis ekowisata yang menjadi rekomendasi untuk berlibur.

Selain mendapatkan pemandangan yang bagus, biaya masuk pun sangat terjangkau.

"Bukan hanya wisatawan saja yang senang dengan biaya terjangkau tersebut, objek wisata tersebut juga menjadi favorit buat warga lokal jadinya," ucapnya.

Ia menyampaikan keindahan pantainya membuat para wisatawan betah untuk berlama-lama.

"Apalagi banyak spot foto untuk hunting di sana. Ini menjadi daya tarik yang ada di objek wisata," ujarnya.

Baca juga: Pantai Piwang Destinasi Wisata Kepri Unggulan di Natuna

LENGKAP dengan Kafe

Memiliki hamparan pantai yang membentang, membuat pemandangan indah di sepanjang jalan ke lokasi Pantai Batu Berdaun, bisa dinikmati bagi pengendara.

Pemandangan inilah yang dimanfaatkan bagi pelaku usaha di Dabo Singkep, untuk membangun cafe atau tempat makan di sepanjang dataran pantai.

Tempat ini pun menjadi pilihan bagi pengunjung untuk sekedar ngopi dan bersantai, dengan tempat usaha yang terbilang 'estetik'.

Banyak sekali tempat pilihan cafe atau tempat makan yang ada di sana, sesuai selera pengunjung.

Salah satunya Tropicana Cafe.

Tempat ini selalu menjadi incaran bagi kaum melineal, karena bangunan yang memiliki nilai estetik bagi kaum pemuda.

Potret Tropicana Cafe di pesisir Pantai Wisata Batu Berdaun, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.

Tropicana ini memiliki pondok makan bagi pengunjung, dengan tempat yang dibangun lebih elegan dan bewarna putih.

"Bagus tempatnya, enak buat foto-foto unggah ke sosial media," kata salah seorang pengunjung, Dhanang Wibowo kepada TribunBatam.id, Jumat (13/1/20223).

Dhanang mengungkapkan, bahwa tempat ini pertama kali ia kunjungi.

"Kalau datang sore hari pas banget, karena cuaca yang sudah redup, ada angin laut juga, jadi nyaman lah," tuturnya.

Tempat ini juga tersedia perahu kano bagi pengunjung yang berminat untuk mencobanya.

Harganya yang terjangkau membuat pengunjung bisa dengan mudahnya bermain di laut, sambil menjelajahi pesisir pantai batu berdaun.

Untuk bermain perahu kano di sini hanya dikenakan biaya Rp 70 per jam.

BISA Memanah dan Main Kano

Ada tempat yang menarik di sepanjang wisata Batu Berdaun, Dabo Singkep.

Di samping akses jalan utama, pengunjung juga akan menemukan tempat makan Meriam Tugu Meriam Tegak.

Di tempat ini para pengunjung bisa menikmati spot bermain untuk menghabiskan waktu liburan atau bersantai.

Pengunjung dapat menikmati permainan memanah, yang bisa dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa, dengan cukup membayar Rp 2 ribu untuk satu anak panah.

Baca juga: Kota Tua Tanjungbalai Bakal Revitalisasi, Jadi Ikon Wisata Baru Berkonsep Dua Dimensi

Wahana permainan di pantai Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.

Selain itu, di sini juga pengunjung bisa menyewa untuk bermain perahu kano di laut.

Untuk menggunakan perahu kano, pengunjung cukup membayar Rp 60 ribu untuk satu jam permainan dan Rp 35 ribu untuk setengah jam permainan.

Kano ini bisa digunakan untuk dua orang dewasa, yang telah dilengkapi left jaket untuk anak-anak hingga dewasa.

Tak perlu merasa khawatir jika lapar atau lupa membawa bekala, pengunjung yang datang ingin bermain kano juga bisa memesan makan dan minum.

Karena Pantai ini juga terdapat cafe, dengan berbagai jenis kuliner makanan dan minuman lokal.

Pemilik penyewa kano, Muzakar berharap wahana permainan ini mampu menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat.

"Kano ini saya buat sendiri menggunakan fiber, kalau yang ingin miliki, bisa pesan langsung," kata dia.

Dia mengungkapkan, pada waktu weekend atau hari libur, antusias pengunjung selalu ramai memainkan wahana yang tersedia.

"Mudah-mudahan dengan kita buat seperti ini, ke depanya bisa berkembang dengan minat para pengujung yang ada di Singkep untuk mengenal lebih jauh masalah kano," tuturnya.

CAGAR Budaya Meriam Tegak

Pantai Batu Berdaun di Dabo Singkep ini juga memiliki mitos atau sejarah yang menjadi cerita bagi bagi masyarakat setempat.

Salah satu yang paling terkenal, yakni cerita tentang kisah meriam tegak.

Tak hanya bualan belaka, bahkan cagar budaya Meriam Tegak juga langsung bisa dilihat pengunjung, ketika melewati akses jalan utama ke Pantai Wisata Batu Berdaun.

Cagar Budaya Meriam Tegak yang terdapat di lokasi wisata Batu Berdaun, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri

Cagar budaya yang satu ini sering dilirik atau jadi sorotan para wisatawan.

Meriam Tegak merupakan salah satu cagar budaya daerah Kabupaten Lingga khususnya di Dabo Singkep, yang ramai dikunjungi karena keunikan bentuknya dan juga kisah yang terkandung di dalamnya.

"Meriam tegak ini sudah dari dulu ada, uniklah soalnya meriamnya menghadap ke atas. Bisa buat momen foto juga," kata salah seorang pengunjung, Dhanang.

Sesuai dengan namanya, meriam ini berposisi tegak atau berdiri, dengan separuh bagian meriam tertancap di tanah dan separuh moncong meriam menghadap ke arah langit.

Meriam Tegak terlihat jelas dilihat oleh pengendara saat melewati akses utama jalan ke pantai wisata ini.

Meriam Tegak berasal dari cerita rakyat, yang memiliki nilai sejarah yang melekat bagi warga setempat.

Meski memiliki cerita dan misteri yang tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia, namun sebagian masyarakat lokal hampir mempercayai cerita di balik tertancapnya meriam tegak ini.

Cerita ini memiliki berbagai versi yang beredar di kalangan warga setempat.

Menurut Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardy mengungkapkan bahwa kisah ini berawal dari pertikaian atau kesalahpahaman antara suami dan istri.

Sejak zaman dahulu hingga saat ini, meriam tersebut tidak pernah bisa dicabut oleh manusia.

Bahkan, pemerintah daerah telah mengerahkan alat berat untuk mencabut meriam ini, tapi tetap saja tidak dapat membantu mengangkatnya dari tanah.

"Cerita itu berawal dari kesalahpahaman antara si istri cik Walek dan suami cik Nuh," kata Lazuardy kepada TribunBatam.id.

Baca juga: Pulau Mepar Wisata Lingga, Dulu Jadi Benteng Pertahanan Masa Kerajaan Riau Lingga

Lazuardy menjelaskan, bahwa hal itu berawal dari cik Walek yang memakan sebuah cendawan atau jamur yang memiliki khasiat ajaib.

Sehingga, saat memakannya cik Walek memiliki tenaga super yang tidak menyamai kekuatan manusia pada umumnya.

Halaman Cik Walek dan sang suami Cik Nuh memang dipenuhi dipenuhi dengan meriam.

Saat itu Cik Walek melihat sambil memegang salah satu meriam di situ.

"Jadi suaminya bercanda dan bilang kenapa cuma dilihat, angkatlah kalau bisa," jelas Lazuardy.

"Gurauan itu dianggap serius oleh Cik Walek, karena menganggap si suami meremehkannya. Sehingga Cik Walek penuh emosi dan mengangkat hingga menancap meriam itu ke tanah," tambah Lazuardy.

Dari pristiwa itulah, cerita meriam tegak dianggap masih menjadi misteri.

Saat ini, makam Cik Walek berada di Pulau Lalang, Kecamatan Singkep Selatan.

Namun dari versi cerita lain, dulu meriam tersebut ditancapkan oleh seorang Putri Raja bernama Encek Walek.

Saat itu, Sang Putri sedang terlibat perkelahian hebat dengan seorang pangeran terkenal.

Sang Putri memang memiliki kekuatan di luar nalar.

Sehingga mengangkat dan menancapkan meriam itu ke tanah.

Baca juga: Pulau Mepar Wisata Lingga, Dulu Jadi Benteng Pertahanan Masa Kerajaan Riau Lingga

Setelah ditancapkan ke dalam tanah, Encek Walek menantang Sang Pangeran untuk dapat melawan dan melanjutkan perkelahian apabila dapat mencabut meriam tersebut

Namun, Sang Pangeran tidak dapat mencabut meriam yang menyebabkan kekalahan padanya dan kemudian pergi.

Meski memiliki cerita yang dianggap mustahil, namun Meriam Tegak menjadi objek wisata menarik, ketika wisatawan berkunjung ke Wisata Pantai Batu Berdaun.

AKSES Menuju Wisata Batu Berdaun

Untuk berwisata ke Pantai Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, tidak perlu ribet bagi wisatawan.

Pengunjung hanya jangan lupa membawa pakaian ganti jika hendak berenang di sini. Pengunjung juga bisa membawa bekal, karena telah tersedia pondok besar yang muat untuk makan bersama keluarga besar.

Namun, pilihan lain bagi pengunjung juga bisa membawa tikar, untuk merasa sensasi langsung duduk di atas pasir pantai.

Akses ke sini sangat mudah dijangkau, karena hanya menempuh perjalan 5 hingga 7 menit dari Kota Dabo Singkep, baik itu mengendarai roda dua maupun roda empat.

Untuk wisatawan dari luar, dari Batam dan Tanjungpinang untuk menuju Kabupaten Lingga, bisa menggunakan transportasi laut dari pelabuhan.

Untuk wilayah Batam, penumpang bisa melewati akses di Pelabuhan Telaga Punggur, dengan kapal Ferry Batam ke Lingga berangkat setiap pukul 10.30 WIB setiap harinya.

Perjalanan menggunakan Kapal Ferry itu, para penumpang dikenakan biaya tiket terbaru sekitar Rp 294 ribu per orang.

Untuk para pengunjung yang mau berhemat, bisa menggunakan Kapal Roro di Pelabuhan Telaga Punggur dengan biaya tiket hanya Rp 85 ribu per orang, yang merupakan harga terbaru pasca naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sementara, untuk penumpang dari Kota Tanjungpinang bisa melewati akses dari Pelabuhan Sri Bintan Pura yang menggunakan kapal Ferry yang berangkat setiap harinya.

Ada dua kapal Ferry dengan tujuan Lingga yang berangkat pada pukul 11.00 WIB dan 11.30 WIB.

Untuk ongkos Ferry dari Tanjungpinang, penumpang bisa menyiapkan biaya tiket harga lama di MV Lintas Kepri dan Ocean Drgaon 1 sebesar Rp 170 hingga Rp 190 ribu.

Sementara harga baru sekitar Rp 216 ribu, menggunakan kapal MV Oceanna 9. Kapal Ferry berlayar setiap hari, dengan dua hingga tiga kapal berangkat.

Selain itu, penumpang juga bisa menggunakan akses kapal Roro, dengan tarif tiket per orang Rp 66 ribu per orang dari Pelabuhan Roro Dompak.

Dari Pelabuhan Jagoh, pengunjung menyambut dengan akses perjalanan darat ke kota Dabo Singkep, dengan memakan waktu kurang lebih 30 menit.

Pengunjung juga bisa memilih penginapan atau hotel dengan harga-harga terjangkau di sana.(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Berita Terkini