KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau (Disperindag Kepri) menjelaskan, kenaikan harga beras di Kepri yang naik sejak beberapa hari terakhir.
Menurutnya, kenaikan harga beras di Kepri disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, kenaikan harga beras disebabkan fluktuasi harga komoditas tersebut secara global, dampak gangguan iklim El Nino.
Sejumlah negara, seperti India, juga melakukan pembatasan ekspor berasnya saat ini.
"Itu membuat kenaikan harga cukup signifikan di lokal kita, sekitar Rp 1.000 sampai Rp 2.000," ujar Kepala Disperindag Kepri, Aries Fhariandi ketika diwawancara di Batam, Sabtu (30/9/2023).
Baca juga: Buruh di Batam Gelar Demo, Tuntut Cabut Omnibus Law hingga Turunkan Harga Beras
Ia mengungkapkan, untuk mengantisipasi lonjakan harga tersebut, pihaknya sudah menjalankan beberapa program, seperti pelaksanaan operasi pasar beberapa waktu lalu.
Selain itu, bantuan beras untuk masyarakat kurang mampu juga tengah disalurkan.
Langkah lainnya, karena wilayah Kepri, khususnya Batam, bukan merupakan daerah penghasil, maka kerja sama antardaerah terus dilakukan.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah telah menjalin kerja sama dengan daerah Sumatera Barat, Lampung dan Jambi untuk penyaluran pasokan beberapa komoditas pangan yang dibutuhkan.
"Sejauh ini, untuk komoditas lain masih belum ada laporan kenaikan harga yang tinggi," ujar Aries.
Baca juga: Upaya Pemko Batam Tekan Kenaikan Harga Beras, Salurkan Beras Bantuan Pemerintah
Pihaknya juga sudah mengecek gudang-gudang beras di Bulog maupun distributor seluruh Kepri.
Ia menjamin, stok beras di Kepri aman dan mampu mencukupi kebutuhan untuk beberapa bulan ke depan.
"Beras Medium masih banyak stoknya, harganya dijual di batas Rp 11.500," tambah Aries.(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)