TRIBUN BATAM PODCAST

Bisnis Kopi Kekinian di Batam Masih Menjanjikan, Modal Usaha Mulai Belasan Juta

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dewasa ini bicara soal kopi kian tren, tak hanya di kalangan orang tua tapi juga di kalangan anak muda.

Semakin hari racikan kopi yang mulanya sederhana juga mulai berkembang kekinian dengan alat bantu mesin.

Termasuk sajian menu kopi mulai dipadu dengan susu, gula aren bahkan varian toping.

Kecenderungan penikmatnya bisa dikatakan tinggi, bahkan melonjak signifikan.

Baca juga: Semangat Membangun Negeri, UI Kembangkan Teh dan Kopi Kesehatan Tanpa Kafein

Tak heran, banyak orang kini tertarik melihat peluang bisnis dari minuman ini
di kota-kota besar.

Satu di antaranya, bisnis kopi kekinian ini dapat dilihat dari menjamurnya coffee shop di Kota Batam.

Nah untuk mengetahui tips dan trik awal mula memulai coffee shop dibahas dalam Tribun Batam (TB) Podcast edisi Bincang Ekonomi Bisnis, Selasa, 5 Maret 2024.

Tema yang dibahas 'Optimisme Bisnis Kopi Kekinian di Batam', dengan narasumber Akbar Panca Agosto (AP), Supervisor Sendari Kopi.

Berikut rangkuman petikan wawancaranya;

TB : Halo selamat sore Akbar. Selamat datang di Tribun Batam Podcast. Nah sebelum kita ngobrol panjang, Sendari Kopi ini di mana lokasinya di Batam?

AP : Selamat sore juga. Ok, lokasinya ini di Batu Aji, Grand Avenue Park di dekat Tembesi, tepatnya di dekat pom bensin.

TB : Ini namanya Sendari Kopi, sebenarnya ada filosofinya gak?

AP : Kalau dari bahasa Sanskerta kata Sendari ini artinya gadis. Nah nama sendari ini bisa dibilang anak-anakan dari beberapa kopi-kopi yang sebelumnya, jadi dibuat itu.

Baca juga: Festival Kopi Merdeka di Tanjungpinang Jadi Agenda Pariwisata

TB : Mulanya membangun usaha Sendari Kopi ini sendirian kah atau partner?

AP : Ini lebih teman ke teman sekolah buat bareng, ya bisa dibilang partner lah. Awal mulanya kan dari teman ke teman bikin satu coffee shop, lalu setelah ada beberapa coffee shop, bikin lagi lalu cari partner baru terus nyoba dan jadilah Sendari Kopi.

TB : Selama awal Sendari Kopi dibuka, ada menemukan kendala atau kesusahan gak?

AP : Kalau kesusahan yang berarti kayaknya gak ada karena usahanya kan dari teman ke teman atau partner. Kebetulan kami ada sembilan orang di Sendari Kopi.

TB : Oh ya, Sendari Kopi ini infonya grup Rimbun Kopi ya?

AP : Ya, benar dia tuh kayak dari anak-anaknya gitu. Sebelumnya ada Rimbun Kopi, Titik Kumpul (Tikum) yang usianya hampir sama empat tahun terus ada Toko Kopi Hana dan Kebun Kopi di Batam Center dan terakhir baru Sendari Kopi. Semuanya itu tergabung di Sapta Group.

Dalam perjalanannya dari yang mulanya tujuh orang pendiri bertambah lagi dari pihak investor.

TB : Sendari Kopi ini kan anak terakhir, apa sih yang memotivasi manajemen Rimbun Kopi itu untuk membangun bisnis lagi, padahal coffee shop itu kan sudah menjamur di Batam?

AP : Bagaimana ya, mungkin karena peluang bisnis coffee shop ini cukup tinggi dan masih menjanjikan walaupun tetap menjamur. Sangat layak lah untuk kita membangun yang baru, juga kita memberikan lowongan pekerjaan lagi bagi kaum muda yang ingin kerja di coffee shop.

TB : Sebenarnya ada kekhawatiran gak sih awal berani buka coffee shop ini bakalan eksis gak?

AP : Kalau kekhawatiran pasti ada ya, cuma kaminya tetap percaya diri dan optimis aja.

TB : Apa sih yang menariknya dari bisinis coffee shop ini?

AP : Menariknya itu karena kopi ini sudah berkembang dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Setiap hari orang butuh kopi buat diminum, itu lah yang menjadi motivasi untuk buka lagi.

Di Sendari Kopi pasarnya semua kalangan bisa. Apalagi rate harganya juga cukup terjangkau ya dari Rp 20 ribuan sudah bisa dinikmati.

TB : Ok Akbar, menurut penilaian kamu, kebiasaan anak muda nongkrong ngopi saat ini karena apa ya? Apa karena suka kopinya atau suka tempatnya atau karena memang sudah trend saja?

AP : Kalau saya nilai sih macam-macam ya. Ada yang suka karena tempat tongkrongannya yang bagus terus ada juga karena kopinya yang enak. Faktor penjelasan barista tentang kopinya juga berpengaruh bagi yang awalnya gak suka kopi jadi suka kopi. Di Sendari Kopi kita ada penjelasan begitu dan rekomendasi kopi bagi costumer.

TB : Karyawan di Sendari Kopi saat ini ada berapa ya?

AP : Di Sendari Kopi kita ada enam karyawan. Di bagian dapur dua orang dan front liner itu ada empat orang.

TB : Tentu orang-orang pasti ingin tahu banyak tentang Sendari Kopi. Apa yang menarik dari Sendari Kopi? Apa dari segi tempatnya atau menu-menunya?

AP : Kalau segi tempatnya cukup luas jadi kita ada tempat outdoor dan indoor. Ada juga sharing area, bisa untuk live akustik live dj juga di weekend. Konsep tempat kita juga bisa dibilang sejuk karena dekat pantai.

Kalau untuk costumer kita mulai dari anak sekolah hingga dewasa dan orang tua. Tapi dominannya banyak kalangan remaja dan anak kuliahan. Aktivitasnya juga beragam ada yang main game, ngobrol-ngobrol sampai ngerjain tugas kuliah dan kerjaan.

Baca juga: Bolehkah Minum Kopi Setelah Berolahraga? Ini Kata Ahli Gizi

TB : Melihat Batam sekarang ini kan banyak aktivitas terkonsentrasi di Batam Center, nah itu bagaimana cara Sendari Kopi untuk menarik minat costumer datang ke coffee shopnya?

AP : Meski memang cukup banyak coffee shop di daerah Batu Aji, tapi dengan kita membangun lagi di situ tetap banyak juga costumernya. Jadi yang selama ini tujuannya ke Batam Center sekarang gak perlu jauh-jauh lagi kalau mau ke Sendari Kopi cukup ke Batu Aji saja.

Strategi kita sih lebih ke rasanya, dimana kita tetap konsisten mempertahankan itu agar pelanggan kita itu tidak beralih ke yang lain.

TB : Apa perbedaan Sendari Kopi dengan coffee shop yang lain?

AP : Perbedaan Sendari Kopi dengan yang lain itu dari segi tempatnya yang menenangkan, karena jauh dari hiruk pikuk kebisingan dan enak buat ngobrol. Kemudian menu-menu pilihannya banyak dan harganya juga cukup terjangkau.

Menu andalannya ya Kopi Sendari. Racikannya itu kita pakai susu dan gula aren, untuk susunya itu kita sudah pakai beberapa campuran supaya rasanya lebih krimi. Bagi yang tidak minum kopi, kita juga sediakan menu pilihan lainnya seperti milk shake, moktail atau minuman segar dari sirup-sirup lainnya

TB : Dari segi pemasaran cukup sulit gak untuk menarik kunjungan pembeli?

AB : Untuk pemasaran bisa dikatakan gak terlalu sulit ya karena zaman sekarang juga sudah cukup canggih adanya aplikasi sosial media. Nah di sana lah kami manfaatkan untuk mempromosikan coffee shop Sendari Kopi.

TB : Memasuki bulan Ramadan ini ada menu baru atau promo-promo gak dari Sendari Kopi ?

AP : Iya ada. Rencananya kita akan buat menu-menu berbuka puasa bagi yang menjalankan terus ada promo-promo murah juga nantinya.

TB : Akbar, melihat bisnis kopi kekinian saat ini tidak sedikit juga beberapa coffee shop yang justru tutup, menurut kamu gimana? Apa sih sebenarnya permasalahan yang dihadapi dalam bisnis ini?

AP : Permasalahannya mungkin karena kurangnya kesiapan untuk membuka hingga menjalankan bisnis coffee shop tersebut. Sama halnya di Sendari Kopi, awal-awal merintis juga susah karena belum tahu orang-orangnya atau pangsa pasar. Tapi seiring waktu dengan upaya kita menarik mereka akhirnya sekarang lancar-lancar saja.

Lebih khusus tantangannya mungkin segi inovasi dan kratifitasnya yang juga kurang menarik kalau tidak pas ya bisa jadi tutup.

Nah kalau pilihan lokasi gak terlalu signifikan sih pengaruhnya. Karena, waktu kita buka Rimbun di lokasi yang kurang strategis tetap ada pelanggannya juga, malah di saat pandemi pun masih juga ada.

Jadi balik lagi, ini tinggal bagaimana kita mencari pangsa pasar dan pelanggan tetap dan mempertahankannya lewat konsisten rasa.

TB : Apakah bisnis kopi ini akan tetap berkembang?

AP : Menurut saya tetap, karena kopi ini pengetahuannya sangat luas kayak ada kopi senggala rijin tuh beragam jadi di tiap daerah itu ada kopi senggala rijinnya.

Nah anak-anak muda sekarang sudah pasti tuh ingin belajar tentang kopi karena kayak kopi ini karakteristiknya itu banyak banget. Belajarnya itu dari segi rasa, cara penyajiannya, karena setiap kopi itu karakteristiknya berbeda-beda. Barista pun nyeduh kopi itu dengan bahan yang sama tapi pasti rasanya beda-beda. Jadi kopi ini menarik lah untuk dipelajari.

TB : Tren kopi gula aren itu kalau gak salah hits di tahun 2023 dan Sendari Kopi juga ada. Nah kalau sekarang tren kopi saat ini apa?

AP : Untuk saat ini di wilayah Batam yang paling tren itu ya es kopi susu. Jadi yang kayak saya jelasin tadi kopi single origin itu tidak terlalu karena belum banyak yang tahu.

Di Batam ini kan dulunya banyak pasaran kopi tiam gitu, sekarang kan sudah ada namanya kopi single origin cuma untuk di Batam belum terlalu hits.

TB : Ok Bar. Apa pendapat kamu melihat persaingan bisnis coffee shop yang saat ini sudah mulai menjamur?

AP : Pandangan saya justru bagus ya, semakin banyaknya coffee shop saat ini justru semakin mempermudah orang untuk mencari banyak pilihan baik segi tempat maupun rasa. Kalau dibilang persaingan kita gak menafikan itu, cuma kita optimis kok lewat rasa, karena kita percaya diri kalau racikan kopi kita lebih enak.

TB : Kami melihat dengan semakin menjamurnya bisnis coffee shop saat ini, modal awalnya sebenarnya ringan apa berat gak sih?

AP : Kalau untuk modal sih tergantung ya, lihat juga pilihan tempatnya dimana terus kayak nominal modalnya bisa di angka kisaran Rp 250 - 450 juta untuk satu coffee shop.

Tapi semakin ke sini anak-anak ada juga yang bisnis kopi model gerobak-gerobak gitu. Kalau itu bisa dibilang modalnya gak terlalu besar lah kisaran bisa Rp 10 - 15 juta sudah minuman kopi sama gerobaknya.

TB : Itu ada tipsnya juga gak sih bagi pemula yang ingin membuka bisnis kopi kekinian saat ini?

AP : Tips sederhananya itu satu kepala saja untuk satu tujuan. Maksudnya bagaimana cara kita dan partner atau teman-teman itu satu visi dan misi, kita buka coffee shop ini untuk apa, kalau berbeda-beda pendapatnya kan agak susah ya. Jadi pastikan lah, misal kita akan kembangkan untuk bangun coffee shop lagi ya capai target itu sama-sama.

TB : Ok. Balik lagi nih, kalau bisnis kopi kekinian ini modalnya cepat balik gak sih, atau nunggu berapa lama baru balik?

AP : Pasti cepat kembali, setahun saja udah balik kok modalnya. Itu umumnya yang modal Rp 200 jutaan tapi itu juga kalau pengunjungnya konsisten. (TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)

Baca berita Tribun Batam lainnya di Google News

Berita Terkini