FEATURE

Kisah Pilu Ayah dan Anak di Bintan Tinggal di Gubuk Reyot, Tidur Berselimut Jas Hujan

Penulis: ronnye lodo laleng
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sriariyanto alias Heri (45) dan anaknya Adit (12), warga Bintan, sedang memegang jas hujan yang digunakan saat hujan turun di gubuk reyot, tempat mereka tinggal, Rabu (17/4/2024)

"Saya dan anak terkadang sampai kedinginan," ucap Heri saat ditemui Tribun Batam, Rabu (17/4/2024).

Untuk melindungi diri dari air hujan, Heri terpaksa meminta mantel (jas hujan) kepada rekannya untuk digunakan begitu datangnya hujan.

Terkadang Heri dan anaknya harus menggunakan mantel saat tidur untuk melindungi dari tetesan air hujan.

Namun, itu tidak cukup untuk mengatasi dinginnya malam.

Di gubuk reyot itu, mereka meletakkan perabotan rumah tangga. Termasuk pelita pada malam hari.

Mereka tidur berlalaskan papan yang tak bersih lagi. Papan- papan itu jadi saksi bisu perjalanan hidup keduanya.

"Kami tidak ada kasur, hanya tidur di atas papan aja," ungkap Heri.

Di sekeliling gubuk itu, tak ada hal lain selain pepohonan yang rindang.

Mirisnya, menjelang sore nyamuk mulai berterbangan menghinggapi keduanya.

Baca juga: Hidup Sebatang Kara di Gubuk Kecil, Pria di Lingga Ini Dapat Bantuan dari Kapolres

Keduanya seakan kebal dengan gigitan nyamuk. Mereka bahkan hanya menggunakan baju lengan pendek saja.

"Anggap biasa saja bang. Mungkin sudah kebal digigit nyamuk," katanya.

Ancaman tak juga selesai, setiap hari mereka harus numpang mandi di rumah tetangga hingga mandi di masjid.

Itu sengaja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti mandi, memasak, dan mencuci.

Masaknya tidak setiap hari, tergantung cuaca. Jika hujan mereka harus absen masak.

"Pas tak ada uang kami kadang puasa atau makan mie instan," ucapnya.

Halaman
1234

Berita Terkini