Sementara buang air besar, mereka kadang larinya ke hutan. Terkadang ke masjid bila terjangkau. Kalau ada hujan, ya pakai air hujan.
Adit merupakan anak Heri dari mantan istrinya yang kini pergi entah kemana.
Heri sudah bercerai dengan istrinya beberapa tahun lalu.
Setelah Adit berusia 9 tahun, keduanya berpisah dan hilang kontak sampai sekarang. Lalu Herilah yang merawat Adit hingga berumur 12 tahun.
Dengan mantan istrinya itu, Heri memiliki 3 anak. Dua orang dibawa mantan istri, sementara satu yakni Adit tetap bersamanya.
"Kadang kangen juga dengan mereka. Tapi tak tahu anak saya itu pada kemana," ucapnya.
Heri kini tidak muda lagi. Kulit tangannya mulai keriput dan rambutnya sudah banyak beruban.
Disinggung soal kehidupannya, Heri selalu menangis. Dia tak kuasa menahan air mata.
Kedua bola matanya terus bercucuran air mata selama bercerita tentang hiruk pikuk persoalan yang sudah dilewatinya.
Kondisi tempat tinggalnya ini, sudah lama dirasakan pria yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir pikap toko bangunan ini.
Heri mengaku tidak mampu memperbaiki rumah orang tuanya. Ia beralasan, penghasilannya tidak cukup untuk memperbaiki rumah itu. Pasalnya, gaji yang diterima tidak sampai Rp 2 juta per bulan.
"Terkadang untuk makan saya dan anak saja tidak cukup,” ucapnya.
Dengan pengahasilan itu, Heri juga tak bisa menyekolahkan putranya Adit.
Adit memiliki cita-cita tinggi untuk hidup lebih layak di masa depan. Adik bercita-cita menjadi seorang PNS untuk mengabdi kepada negara.
Heri berharap masa depan Adit akan jauh lebih baik dari kondisinya saat ini. Dengan harapan bahwa anaknya dapat terus bersekolah dan meraih kesuksesan di masa depan.