BANJIR DI LINGGA

Banjir di Lingga Kepri Rendam Permukiman Warga, Polres Sentil Dinas PUPR

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANJIR DI LINGGA - Banjir menggenangi sejumlah peRmukiman warga di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri akibat guyuran hujan deras, Senin (20/5/2024).

“Kemarin banjir kami mau perbaiki dilarang orang dinas katanya mereka yang akan perbaiki. Nyatanya malah gak disentuh sama sekali,” ungkap dia.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Lingga jangan terlalu banyak teori namun tidak ada aksinya.

Sehingga, masyarakat sendiri yang akhirnya dirugikan.

“Jangan banyak cerita aja. Langsung action kalau sudah kayak begini utamakan kepentingan masyarakat, peka sedikit terhadap keluhan masyarakat,” tegasnya.

Baca juga: Upaya Pemkab Atasi Banjir di Lingga, Gesa Pembangunan Drainase

Dirinya mengungkapkan, Polres Lingga sebelumnya bersedia untuk memperbaiki gorong-gorong tersebut dengan mendatangkan alat berat.

“Polres sudah mau bongkar kemarin datangkan alat berat dilarang, katanya orang dinas yang mau kerjakan. Kabid mana ini yang tanggung jawab,” kesalnya.

Di sisi lain, banjir juga melanda wilayah permukiman warga di Bukit Kapitan, Kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep.

Atas peristiwa tersebut, Kapolres Lingga, AKBP Robby Topan Manusiwa bersama jajaran langsung meninjau langsung lokasi banjir.

Banjir itu pun mencapai tinggi lutut orang dewasa.

Bahkan dari Kapolres Lingga ikut mengevakuasi warga yang rumah terendam banjir dengan menggendong salah satu anak.

Serta para personel juga ikut mengangkat warga yang sakit struk untuk dievakuasi.

Kapolres Lingga mengatakan, pihaknya akan segera mendirikan posko tanggap bencana di lokasi banjir, sehingga memudahkan masyarakat untuk dievakuasi, mengingat ada beberapa warga yang coba bertahan dari kondisi banjir tersebut.

Baca juga: Atasi Banjir di Lingga, Dinas PUTR Mulai Bangun Drainase Mayor Juni 2023 di Dabo

“Ada sekitar 30 rumah jika dikalkulasikan untuk di wilayah Bukit Kapitan Kelurahan Dabo Lama, ketinggian juga sudah mencapai 50-70 cm atau setinggi lutut orang dewasa,” kata AKBP Robby Topan Manusiwa.

Beberapa warga di kawasan tersebut ada sebagian memilih bertahan di rumah dengan kondisi banjir dan sebagiannya lagi memilih mengungsi ke rumah saudara.

“Tadi juga kita mengevakuasi orang sakit dan anak bayi, yang rumahnya terdampak banjir,” ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini