TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Aunur Rafiq memulai karier politiknya di Karimun.
Dia meniti langkah politik dari Wakil Bupati Karimun, kemudian menjadi Bupati selama beberapa periode.
Kini dia harus memikirkan lagi langkah politiknya setelah belasan tahun mengabdi di Kabupaten Karimun.
Nah, ke mana langkah politik Bupati Karimun itu selanjutnya? Simak Tribun Batam Podcast Edisi Politik Senin, 15 Juli 2024 Pukul 14.00 WIB.
Podcast di pandu langsung host Tribun Batam Thomm Limahekin dan narasumber Bupati Karimun Aunur Rafiq. TB: Tribun Batam dan AR: Aunur Rafiq.
TB: Apa yang menginspirasi bapak sehingga memilih berhenti dari PNS dan meniti karir dalam dunia politik?
AR: Kalau mengenang kembali stories saya dari sekolah dulu, tidak pernah berpikir akan menjadi bupati sampai hari ini. Dulu saya hanya berpikir ingin jadi camat, karna latar belakang saya juga setelah tamat SMA tidak langsung kuliah. Namun Allah kabulkan bisa sekolah di IPDN. Tetapi saya juga terinspirasi dari Bapak Almarhum Muhammad Sani, Huzrin Hood, Nurdin Basirun.
Dan pertama kali di tahun 2005 pak Nurdin mengajak untuk mendampinginya. Padahal pada saat itu, menjadi camat ataupun kepala dinas sudah cukup bagi saya.
Jadi terinpirasi melalui jabatan ini, apa yang bisa kita buat untuk masyarakat.
TB: Apa alasan bapak yang merefleksikan hampir sekitar 20 tahun menjadi birokratif di Karimun?
AR: Saya melihat kepemimpinan di Kabupaten Karimun itu mengedepankan rasa kebersamaan dan kekeluargaan, menciptakan keharmonisasi dalam hubungan kepemimpinan. Paling penting itu memahami tugas dan tanggung jawab seorang wakil, mensyukuri, memahami tugas wakil sebagai pembantu sesuai dengan surat pelimpahan wewenang yang diberikan.
TB: Bagaimana bapak menjalin komunikasi dengan pasangan sewaktu menjadi wakil hingga saat ini menjadi bupati, bertahan dan langgeng sampai dua periode?
Baca juga: Bupati Karimun Aunur Rafiq Tepis Kabar Tunjangan Kesra Pegawai Lambat Dibayar
AR: Kuncinya satu Karimun itu artinya Karim atau keberkahan apalagi ada empat azam pembangunan yang telah ditanamkan dari orangtua. Azam pertama yakni landasan iman dan taqwa yang harus di bangun termasuk harmonisasi. Apalagi latar belakang saya dan wakil pak Anwar itu sama-sama dari PNS yang dulunya sebagai staf, jadi mental itu terbentuk dengan sendirinya. Jadi tugas sebagai wakil itukan membantu dan itu tertuang dalam tugas dan fungsi sebagai wakil bupati.
TB: Selama 20 tahun mengabdi di Karimun, bapak merasa apa yang dibuat sudah terpenuhi atau masih belum bisa menuntaskan pemasalahan yang ada di Karimun?
AR: Apa yang kita cita-citakan sesuai dengan visi di periode pertama yakni ingin menjadikan Kabupaten Karimun sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang terdepan dan dilandasi iman dan taqwa. Pada saat adanya visi ini UU Pemda masih belum di revisi tahun 2015. Kemudian lahirlah UU terkait kewenangan daerah berpindah pusat dan provinsi, ini tidak relevan. Sehingga ada kewenangan kita yang pindah pusat dan tidak bisa berbuat secara optimal.