BATAM TERKINI

Pengelola Pelabuhan Batam Center Berganti Setelah 22 Tahun, Synergy Tharada Sayangkan Ini

Penulis: Beres Lumbantobing
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Pelabuhan Batam Center. Masa kontrak pengelolaan Pelabuhan Batam Center oleh PT Synergy Tharada akan segera berakhir pada 1 Agustus 2024 mendatang.

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Masa kontrak pengelolaan Pelabuhan Batam Center akan segera berakhir pada 1 Agustus 2024 mendatang.

Tinggal hitungan hari, pengelolaan pelabuhan itu akan diambilalih pemenang tender yang baru. Yakni PT Metro Nusantara Bahari.

Hanya saja, jelang masa berakhir kontrak pelabuhan masih menyisakan sejumlah pertanyaan bagi PT Synergy Tharada yang telah 22 tahun lamanya memegang kendali atas pelabuhan itu.

Manager Operasional PT Synergy Tharada, Nika Astaga mengatakan, sudah seyogyanya ada pembahasan dan pembicaraan mengenai pengelolaan pelabuhan ke depannya. Itu sebelum berakhirnya kontrak kerja 1 Agustus mendatang, termasuk membicarakan proses peralihan hingga aset.

Baca juga: 22 Tahun Jadi Pengelola Pelabuhan Batam Centre, PT Synergy Tharada Sebut Tak Diberi Tahu Ada Lelang

“Jadi karena begitu rumitnya persoalan pengelolaan pelabuhan, tidak bisa main-main soal ini. Sampai sekarang pengelola yang baru saja belum ada komunikasi dengan kami. Jadi kalau ada masalah, kami sudah sampaikan dari awal. Mereka pengelola yang terpilih itu harus paham,” ujar Nika, Rabu (24/7/2024).

Sebelumnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam mengumumkan PT Metro Nusantara Bahari sebagai pemenang lelang pengelolaan Pelabuhan Internasional Batam Center.

Pengumuman itu tercantum dalam surat hasil pelelangan pemilihan kerja sama Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center Nomor 22/PP.PBC/7/2024. Lelang pengelolaan Pelabuhan Batam Center itu telah dimulai sejak 29 April 2024 lalu.

Menurut Nika, puluhan tahun mengelola Pelabuhan Batam Center sejak 2002, banyak perjalanan yang dilaluinya, baik suka maupun duka. Seperti yang terjadi di masa Covid-19 selama 2 tahun, dan proses recovery yang masih berlangsung sampai saat ini.

“Selama dua tahun itu, pelabuhan tetap beroperasional meskipun tidak ada pemasukan, karena pandemi Covid-19. Merugi selama dua tahun tersebut, pengelola tetap solid dalam mengelola pelabuhan,” katanya.

Nika mengatakan, selama 2 tahun menghadapi pandemi Covid-19, pengelolaan pelabuhan mengandalkan keuangan perusahaan Sinergy Tharada.

“Kami tidak boleh tutup. Jadi mau tidak mau harus tetap beroperasi, meskipun tidak ada pemasukan. Begitulah kami mendukung program pemerintah. Meskipun tak ada uang, karyawan di rumahkan. Semua biaya operasional dibayar oleh perusahaan,” tambahnya.

Baca juga: PT Metro Nusantara Bahari Menang Lelang Pengelolaan Pelabuhan Batam Centre

Selama pandemi Covid-19, untuk menanggulangi pengeluaran, pihaknya juga pernah mengusulkan bantuan subsidi untuk biaya operasional. Namun tidak disetujui, karena tidak termasuk pelaku pariwisata.

“Untuk listrik saja selama Covid-19 itu capai Rp80 juta, air Rp40 juta, belum lagi operasional yang lainnya. Itu semua pakai biaya perusahaan, karena tidak ada keuntungan yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan,” terang Nika.

Kisruh pelabuhan ini terjadi sejak bergulirnya pembukaan tender baru pengelolaan Pelabuhan Batam Center oleh BP Batam pada April lalu.

“Saya ini perwira keamanan di pelabuhan ini. Kalau nanti ada permasalahan, maka saya akan ditanyai soal tanggung jawab saya sebagai PSO,” ungkapnya.

Halaman
12

Berita Terkini