Pembunuhan di Karimun

Pengakuan Orang Tua Korban Pembunuhan di Karimun, Kaget Anaknya Tewas Dibunuh Teman Dekat

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBUNUHAN DI KARIMUN - Rasa sedih menyelimuti hati Ermawati dan Syahril, orang tua (alm) Bernard Rivaldo saat ditemui di kediamannya, RT 05 RW 03, Telaga Tujuh, Kelurahan Sungai Lakam Barat, Kabupaten Karimun. Kematian Bernard 1 tahun lalu, sempat dikira karena bunuh diri, ternyata korban jadi korban pembunuhan oleh temannya. Hal itu baru diketahui belakangan ini setelah keluarga diminta datang ke kantor polisi

"Kami berdua kaget, sama sekali tak menyangka. Dia kami anggap layaknya saudara, bukan orang lain, meskipun bukan sedarah. Ternyata berbuat seperti itu," ujarnya.

Menurutnya, kematian sang anak 1 tahun lalu juga banyak keganjalan yang tidak terungkap tuntas oleh pihak kepolisian.  

Sejumlah barang bukti milik almarhum, di antaranya topi, handphone dan kedua sandal tidak berada di lokasi. Bahkan hingga saat ini barang bukti tersebut tidak ditemukan.

Selain itu, almarhum ditemukan di sebuah pondok di kawasan Jenderal Sudirman Poros, dengan posisi tubuh menggantung pada seutas tali dan posisi berdiri kaki menyentuh tanah.

"Dulu kami menyangka kalau ada dugaan pengancaman (atas kematian korban), itu (LR) orangnya. Tetapi sempat salah karena polisi bilang murni bunuh diri," ujarnya.

Baca juga: Sempat Dikira Bunuh Diri, Bernard Warga Karimun Kepri Ternyata Tewas Dibunuh Temannya

Sebelum meninggal dunia, almarhum dikenal sebagai anak yang ceria, bertanggung jawab, dan royal, tidak perhitungan terhadap uang.

"Anak saya dulu kerja di minimarket, ke Malaysia. Semua pekerjaan ditekuninya, dia bertanggung jawab. Bahkan dia sering mentraktir makan-minum kawan-kawannya," ujar ibunda korban, Ermawati.

Motif Pembunuhan Versi LR

Informasi yang diterima pihak keluarga, motif pembunuhan ini diduga karena almarhum memiliki utang Rp100 ribu.

Bahkan, sebelum terduga pelaku melakukan aksi pembunuhan, keduanya sempat berjalan bersama ke Coastal Area.

Namun cerita yang didengar Ermawati dari anaknya semasa hidup, sebaliknya. Bukan korban yang berutang ke pelaku.

"Katanya anak saya punya utang Rp100 ribu terus mereka sempat cekcok. Tetapi waktu itu, anak saya pernah cerita, kalau dia pinjamin uang dan dikasih saja, bukan hitungan utang," katanya.

Jika pun benar karena anaknya berutang Rp100 ribu ke pelaku, Ermawati tetap menyesalkan perbuatan LR.

"Kalau hanya Rp100 ribu, sebenarnya dia (LR) bisa menagih langsung ke rumah ini, bukan malah menghabisi nyawa anak saya," katanya.

Ermawati pun mengungkap, terduga pelaku menyerahkan diri ke Polres Karimun karena merasa dihantui oleh almarhum, hingga sempat melakukan percobaan bunuh diri.

"Pengakuan keluarga selama satu tahun terakhir memang dia (terduga pelaku) terlihat murung. Sempat beberapa kali melakukan aksi bunuh diri dengan melukai pergelangan tangan," ujarnya.

Baca juga: Breaking News, Terduga Pelaku Pembunuhan di Karimun 1 Tahun Lalu Menyerahkan Diri

Halaman
1234

Berita Terkini