Ia juga menyebut bahwa dirinya nyaris menjadi korban penembakan, karena arah tembakan yang dilepaskan Dadang mengarah ke tempat tidurnya.
“Sasaran tembaknya adalah kasur yang biasa saya tiduri. Bukan cuma sekali, tapi empat kali tembakan ke arah itu,” tegasnya.
Terkait kabar penembakan yang menewaskan Kompol Ryanto, Arief mengaku mendapat informasi dari Abdul Rohim, yang saat itu menjabat sebagai KBO Reskrim Polres Solok Selatan.
“Waktu itu Abdul Rohim datang sambil berteriak-teriak. Saya tanya kenapa, dia bilang Dadang nembak Kasatreskrim. Saya langsung perintahkan untuk bawa korban ke rumah sakit,” tuturnya.
Arief menyebut, selain hubungan profesional yang baik, ia dan Dadang juga berasal dari daerah yang sama, yakni Provinsi Jawa Barat.
“Selama ini hubungan saya dengan terdakwa baik-baik saja. Saya juga berasumsi, karena kami sama-sama dari Jawa Barat, tidak ada alasan untuk bermasalah,” ujar Arief.
Menurut Arief, sosok Dadang dikenal sebagai pribadi yang humoris di lingkungan Polres. Ia bahkan kerap berjoget dalam berbagai kegiatan di institusi.
“Kalau ada acara di Polres, dia sering berjoget tanpa diminta. Itu sudah jadi kebiasaannya,” katanya.
Selama berdinas di Polres Solok Selatan, lanjut Arief, tidak pernah ada laporan kedisiplinan atau aduan dari anggota lain terkait sikap Dadang.
“Tidak pernah ada sanksi disiplin yang dijatuhkan kepadanya,” jelasnya.(tribunpadang)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul AKP Dadang Sempat Sodorkan Amplop Coklat ke Eks Kapolres Solok Selatan Sebelum Penembakan Ryanto
dan Tak Ada Tambang Galian C Berizin di Solok Selatan, Terungkap dalam Sidang Polisi Tembak Polisi