Kegiatan itu, juga dilakukannya untuk menyalurkan hobi dan mencari ketenangan.
"Anak saya ada empat. Yang pertama sudah lulus SMA, yang kecil masih balita. lhamdulillah, penghasilan bersih sekitar Rp5 juta sebulan dari usaha ini," katanya.
Tak puas hanya dengan bengkel kecilnya di Ranai, Didik pun menaruh harapan besar untuk bisa membuka outlet dan cabang usaha di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Masih cari modal. Mudah-mudahan bisa punya tempat yang lebih bagus, supaya pelanggan bisa langsung lihat produk kami," harapnya.
Bagi yang ingin melihat langsung hasil karyanya, Didik juga aktif memasarkan lewat media sosial, seperti akun Instagramnya di @ky_arang.
Bagi Didik, seni bukan hanya tentang uang atau kerajinan tangan semata.
Tapi juga tentang ketekunan, keikhlasan, dan cinta terhadap apa yang dikerjakan.
Dengan tangan-tangan terampil dan hati yang penuh semangat, Didik terus mengukir kisahnya menjadikan potongan kayu menjadi karya seni penuh makna, warisan dari Natuna yang tak lekang oleh waktu. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)