PEMBUNUHAN PEGAWAI IMIGRASI TAREMPA
Pegawai Imigrasi Tarempa Jadi Korban Pembunuhan di Anambas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
Polisi tetapkan 1 tersangka pembunuhan Harysad, pegawai Imigrasi Tarempa di Anambas. Korban sebelumnya ditemukan tewas Jumat (17/10) di semak-semak
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Misteri kematian pegawai Imigirasi Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Harsyad (53), akhirnya terpecahkan.
Itu buah kerja keras penyidik selama hampir seminggu, sejak korban ditemukan tewas tergeletak di semak-semak pinggir jalan Desa Tarempa Selatan, Jumat (17/10/2025).
Seorang laki-laki berinisial ASM (21), ditetapkan sebagai orang yang bertanggung jawab atas kematian Harsyad yang menghebohkan warga Anambas.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kepulauan Anambas menetapkan pemuda asal Tanjung Balai Asahan itu sebagai satu-satunya tersangka utama kasus pembunuhan Harsyad, saat ekspose kasus yang digelar Polres Anambas, Kamsi (23/10/2025).
Baca juga: Fakta Baru Kasus Kematian Pegawai Imigrasi Tarempa, Polisi Amankan Seorang Terduga Pelaku
Kapolres Kepulauan Anambas, AKBP I Gusti Ngurah A.B mengatakan, tindak pidana ini bermula dari ajakan korban kepada pelaku untuk bertemu di kawasan Arung Hijau, Desa Tarempa Selatan.
Menyetujui permintaan korban, pelaku datang menjemput korban ke rumahnya pada Jumat (17/10/2025) dini hari.
Setibanya di Arung Hijau, korban dan pelaku sesama jenis ini melakukan perbuatan asusila.
Usai beradegan tak pantas tersebut, korban tak menepati janjinya memberikan uang sebesar Rp500 ribu kepada pelaku sebagaimana disepakati.
"Karena tak ditepati, diperjalanan pulang, mereka terlibat cekcok mulut. Lalu pelaku pun emosi hingga berujung kekerasan," ujar AKBP I Gusti.
Tak mampu menahan amarahnya, pelaku spontan memukul korban, memiting lehernya dan mencekik sampai korban tak bernyawa.
"Peristiwanya dilakukan di semak-semak lokasi TKP korban ditemukan. Selaras dengan hasil autopsi ada kekerasan benda tumpul di leher, tulang rahang patah yang mengakibatkan korban mati lemas," ujarnya.
Ia melanjutkan, setelah memastikan korban tak bernyawa, ASM justru pulang ke rumah korban untuk mengantarkan sepeda motor milik korban.
Penyidik menilai, aksi ini dilakukan untuk mengelabui dan menghapus jejak keterlibatannya.
"Motor korban yang dipakai mereka saat pergi ke lokasi kejadian. Skuter listrik pelaku yang sempat datang ke rumah korban ditaruh ke tempat lain. Saat aksinya selesai dilakukan, pelaku antar motor korban pulang. Itu untuk menghilangkan jejaknya," ujar Kapolres.
Ia menyebutkan, antara pelaku dan korban baru terhitung tiga bulan kenalan lewat urusan kerja.
Pihaknya masih menyelidiki, apakah ada dugaan hubungan spesial di antara keduanya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.