Warga Desa Pangkil Bintan Terpaksa Naik ke Bukit Demi Bisa Nelpon Gegara Sinyal Buruk

Desa Pangkil termasuk daerah 3T di Bintan. Warga keluhkan sinyal telekomunikasi di sana. Warga terpaksa naik ke bukit demi dapat sinyal untuk nelpon

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
Tribun Batam.id/ Ronnye Lodo Laleng
SUSAH JARINGAN  - Warga Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan sedang melakukan panggilan telepon di dermaga Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Warga Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan kesulitan mengakses jaringan telekomunikasi karena kendala geografis.

Desa Pangkil termasuk dalam pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Di lokasi ini masih minim dengan infrastruktur teknologi dan keterbatasan sinyal.

Kondisi ini menciptakan ketimpangan dengan daerah perkotaan di Indonesia.

Warga yang berdomisili di desa tersebut pun mengeluh.

Mereka harus berjalan ke dermaga atau mendaki bukit hanya untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik, demi melakukan panggilan telepon.

Sinyal telekomunikasi di daerah tersebut masih buruk, sehingga mereka kesulitan berkomunikasi melalui ponsel dengan lancar.

Desa Pangkil merupakan pulau terluar di Bintan dengan waktu tempuh 30 hingga 45 menit menggunakan kapal dari Ibu Kota Kepri, Tanjungpinang.

"Jika mau telepon dengan sinyal lumayan kuat, harus ke dermaga atau bukit dahulu," kata Ketua RT 09, Desa Pangkil, Rajib, Rabu (8/10/2025).

Pihaknya telah mengajukan permohonan pembangunan tower, namun belum terealisasi hingga tahun 2025 ini.

"Untuk lokasinya, saya izinkan. Bahkan, saya sarankan dibangun di atas bukit karena sinyalnya pasti kuat," ujarnya.

Ia dan warga setempat berharap, adanya pembangunan tower telekomunikasi di daerah mereka untuk memperbaiki kualitas sinyal.

Pernyataan senada juga disampaikan warga Desa Pangkil, Bujang.

Ia mengatakan, di desa mereka tidak ada tower, sehingga sinyalnya tidak berfungsi dengan baik.

"Warga sekitar harus cari-cari lokasi yang ada sinyalnya, baru bisa telepon," ujarnya.

Bujang mengatakan, sebenarnya di daerah mereka ada wifi yang disediakan oleh per orangan, namun jangkauannya terbatas.

Ia pun berharap ada pembangunan tower telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas sinyal di desanya.

"Kami berharap ada pembangunan tower di sini," katanya.

Kades Pangkil, Yahya mengakui kualitas sinyal di desanya masih kurang bagus.

Sebelumnya ada program pembangunan tower dari kementerian untuk daerah 3T, hanya saja belum dimulai.

"Kami telah menyediakan lahan hibah. Namun, program tersebut tidak terealisasi," katanya.

Sejauh ini, pihaknya belum mengetahui apa persoalannya. Pihaknya masih menunggu dari Pemerintah Provinsi dan pusat. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved