APBD 2026
Fraksi PKS Soroti Penanganan Banjir dan Sampah Belum Maksimal, DPRD Setujui Rancangan APBD 2026
Kursi kepengurusan Partai Nasdem Kota Batam saat ini masih kosong usai Amsakar Achmad resmi menerima Surat Keputusan (SK) sebagai Ketua DPW Parta
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sejumlah fraksi DPRD Kota Batam menyampaikan pandangan terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 dalam rapat paripurna, Rabu (10/9/2025).
Meski seluruh fraksi sepakat melanjutkan pembahasan, beberapa catatan kritis turut dilontarkan, terutama dari Fraksi PKS, Fraksi PKB dan Draksi gabungan PAN, Demokrat dan PPP.
Ketua Fraksi PKS, Muhammad Mustofa, menegaskan persoalan banjir dan sampah masih menjadi pekerjaan rumah serius bagi Pemko Batam.
Menurut Dia, tumpukan sampah yang masih terlihat di sejumlah titik mengganggu estetika kota dan berpotensi menimbulkan persepsi negatif terhadap Batam sebagai kota industri sekaligus tujuan investasi.
“Persoalan sampah ini sangat penting, karena menyangkut kualitas hidup masyarakat. Jika tidak diselesaikan, dampaknya bisa luas,” ujar Mustofa.
Fraksi PKS juga menyoroti kemacetan, fraksi PKS menilai pelebaran jalan belum mampu mengurai padatnya arus lalu lintas.
PKS mendorong pemerintah mengambil langkah lebih berani, salah satunya dengan pembatasan kendaraan pribadi dan penguatan transportasi umum.
“ASN di Kota Batam sebaiknya menjadi role model dengan menggunakan angkutan umum ke kantor. Ini bisa mengurangi kepadatan lalu lintas sekaligus mengubah budaya transportasi,” kata Mustofa.
Fraksi PKS juga mengingatkan adanya temuan ribuan anak di Batam yang terdiagnosis diabetes.
Menurut Mustofa, hal ini menandakan adanya krisis kesehatan anak yang berhubungan dengan pola hidup.
“Jika tidak ditangani, diabetes bisa memicu risiko penyakit jantung, ginjal, hingga kebutaan di usia produktif,” katanya.
Tak hanya itu, PKS menyoroti ketersediaan pangan. Pemerintah dinilai masih fokus pada solusi jangka pendek seperti operasi pasar, sementara langkah strategis jangka panjang untuk menjaga ketahanan pangan belum terlihat.
Sementara itu, Fraksi PKB yang diketuai Surya Makmur Nasution menyoroti kesenjangan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan.
Meski investasi dan belanja BP Batam diperkirakan meningkat signifikan hingga Rp5,3 triliun pada 2026, tingkat pengangguran masih tinggi yakni 7,68 persen, disertai paradoks meningkatnya jumlah penduduk miskin meski persentasenya menurun.
“Belanja pegawai pemerintah juga masih terlalu besar dibandingkan anggaran untuk program yang langsung menyentuh masyarakat,” kata Surya.
Fraksi PKS
dprd kota batam
DPRD Batam
Masalah Banjir di Batam
masalah sampah di Bintan
Rancangan APBD
Proyeksi APBD 2026 Kalimantan Selatan Tergerus Rp 1,2 Triliun dari Dana Transfer ke Daerah |
![]() |
---|
Proyeksi APBD 2026 Papua Tergerus Rp 400 Miliar dari Dana Transfer ke Daerah |
![]() |
---|
APBD 2026 Kalimantan Utara Terancam Tergerus Rp 476 Miliar, Pendapatan Sangat Tergantung TKD |
![]() |
---|
APBD 2026 Kepulauan Riau Terancam Tergerus Rp 500 Miliar, Imbas Dana Transfer Daerah Dipangkas |
![]() |
---|
APBD 2026 Batam Terancam Tergerus Rp 400 Miliar, Imbas Pemangkasan Dana Transfer ke Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.