Ekspedisi Akademis Korpala UNHAS Tiba di Batam Setelah 12 Hari Berlayar dari Makassar
Tim Ekspedisi Pelayaran Akademis III Korps Pecinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin (UNHAS) tiba di Batam setelah 12 hari perjalanan.
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tim Ekspedisi Pelayaran Akademis III Korps Pecinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin (UNHAS) tiba di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Mereka tiba setelah menempuh perjalanan laut selama 12 hari.
Ekspedisi Pelayaran Akademis III Korpala UNHAS ini menggunakan perahu tradisional yang dikenal dengan nama Sandeq, warisan budaya bahari Sulawesi Selatan yang melegenda.
Rombongan yang terdiri dari sembilan mahasiswa ini disambut hangat pada Kamis (11/9/2025) di Galangan Kapal PT National Marine Construction, Telaga Punggur, Kota Batam.
Acara penyambutan turut dihadiri Lembaga Adat Melayu, Ikatan Alumni UNHAS (IKA UNHAS) Kepri, serta Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kepri.
Salah satu peserta ekspedisi, Muhlis, mengatakan saat ini tim tengah mengecek kondisi perahu sebelum kembali melanjutkan pelayaran.
“Kami sedang perbaikan kecil yang diperlukan, sekaligus mengurus perizinan pelayaran di KSOP Batam, sebelum berlayar ke laut Internasional," kata Muhlis kepada Tribun Batam, Minggu (14/9/2025).
Sementara sambil menunggu pengecekan perahu, tim akan menyeberang ke Singapura untuk mengikuti diskusi bersama National University of Singapore.
Tim dijadwalkan berangkat ke Singapura pada Senin (15/9/2025) dan kembali lagi ke Batam pada 17 September 2025.
Ekspedisi Pelayaran Akademis (EPA) III kali ini menempuh 2.356 mil menggunakan perahu khas Mandar di Sulawesi Barat (Sulbar), sandeq paropong.
Perjalanan di mulai pekan ketiga Juli ini. Start dari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Indonesia menuju Thailand.
Sebanyak sembilan anggota Korpala Unhas terlibat dalam EPA III, terdiri enam orang di tim laut dan tiga orang di tim darat.
Mereka akan melewati empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand serta dua selat, Selat Makassar dan Selat Malaka.
Diperkirakan EPA III yang membawa konsep penelusuran jejak dan pengembara laut memakan waktu 66 hari dengan 65 persinggahan.
Ketua Umum Korpala Unhas, Andreas Parhusip menjelaskan, EPA III ini ekspedisi ilmiah, budaya dan petualangan maritim.
Dengan menjelajahi pengembara laut nusantara dari Indonesia hingga Asia Tenggara.
Pengembara laut atau sea nomads dimaksud adalah kelompok semi-nomaden di beberapa negara Asia Tenggara.
Penamaan ini mewakili Suku Bajau di Sulawesi, Suku Same di daerah Maluku dan Nusa Tenggara, lalu orang laut di pesisir Sumatera.
Di Malaysia, Singapura dan Thailand dinamakan Suku Moken.
"Ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi riset budaya. Membuktikan bagaimana peayaran bisa menjadi media membangun identitas bangsa negara ini sebagai bangsa maritim," jelasnya saat ditemui di Sekretariat Korpala Unhas Lantai 2 Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar melansir TribunTimur.com, Kamis (3/7/2025).
Pria berkacamata ini mengungkapkan, perahu sandeq tetap menjadi pilihan di EPA III karena lebih mudah, lincah dan cepat dibandingkan perahu lain.
Selama menuju perjalanan ke Thailand, tim Korpala Unhas akan singgah di beberapa lokasi yang telah ditentukan.
Nantinya, mereka bakal menggelar forum grup discussion (FGD), kelas brainstorming, bahkan mengadakan seminar.
Hasil perjalanan EPA III ini dituangkan dalam buku, jurnal dan film.
"Data dihimpun dan perjalanan EPA III akan diterbitkan menjadi buku, jurnal dan film," ungkapnya.
Teknikal Advisor EPA III Korpala Unhas, Fahriansyah menyampaikan, persiapan matang terus dilakukan.
Mulai dari maintenance perahu sejak dua bulan lalu, persiapan fisik sejak lima bulan lalu, hingga penentuan jalur persinggahan.
Simulasi turut dilakukan, tujuannya mempersolid tim. Simulasi dibagi menjadi tiga.
Simulasi pertama menguju kekuatan perahu, seberapa banyak bisa dimuat dan sampai mana batas akhir perahu.
Simulasi kedua, berlayar jauh dari Pulau Kapoposang yang merupakan pulau terluar Kabupaten Pangkep ke Pantai Palipi, Kabupaten Majene, Sulbar.
Simulasi ketiga, pengambilan data setiap pulau dengan metode wawancara dan sebagainya. (TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang) (TribunTimur.com/Kaswadi Anwar)
Komisi I DPRD Batam Minta BP Batam Tinjau Izin Pemanfaatan Lahan Depan Top 100 |
![]() |
---|
Kecelakaan Kerja di PT PLTGU Tanjunguncang, PLN Batam Fokus Dampingi Keluarga Korban |
![]() |
---|
Aktivitas Pemotongan Bukit di Depan Top 100 Tembesi Batam Bikin Resah Warga |
![]() |
---|
Sosok Wanita Muda yang Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Sagulung Batam di Mata Tetangganya |
![]() |
---|
Kronologi Wanita Muda di Batam Ditemukan Tewas Tak Wajar di Sagulung, Videonya Viral |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.