RIBUT TAKSI ONLINE VS KONVENSIONAL
Driver Taksi Online dan Konvensional Bersitegang Lagi di Pelabuhan Punggur Batam
Ketegangan antara sopir taksi konvensional dan driver online terjadi lagi di Pelabuhan Telaga Punggur, Minggu (14/9). Ini kata kedua pihak
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Ketegangan antara sopir taksi konvensional dan driver taksi online kembali terjadi di Pelabuhan Telaga Punggur Batam, Minggu (14/9/2025).
Insiden ini bermula dari aksi seorang driver Maxim yang menjemput penumpang di lobi lantai tiga pelabuhan.
Dalam sebuah video yang beredar, tampak seorang pria berbaju merah menghentikan mobil hitam milik seorang driver online berinisial BI.
"Kamu tidak bisa jemput di sini sesuai perjanjian, kecuali sudah ada izin," ujar sopir taksi pangkalan itu.
Lalu, mobil dengan stiker Komunitas Andalan Driver Online (Komando) Batam itu menyalakan sinyal SOS kepada rekan sesama driver di Batam.
Tak lama kemudian, masa dari Komando datang ke Pelabuhan Telaga Punggur.
Dimintai tanggapannya, Ketua Taksi Konvensional Telaga Punggur, Abdul Wahab, mengatakan terkait kejadian itu pihaknya hanya melakukan teguran.
Menurutnya lokasi lantai tiga merupakan zona terlarang berdasarkan kesepakatan bersama yang bernotaris.
"Tidak ada tindak kekerasan, gak ada persekusi. Kami hanya tegur, supaya jangan ambil penumpang di lantai tiga. Tapi dia ngotot bilang tidak ada larangan," ujar Wahab.
Menurutnya, sang driver tidak terima ditegur, lalu memanggil rekan-rekan sesama driver online ke pelabuhan.
Informasi dari sopir taksi konvensional, driver Maxim tersebut lalu menurunkan penumpang dan memindahkannya ke mobil lain sesama driver online untuk diantarkan ke tujuan.
"Drivernya itu kami bawa, yang bersangkutan ga terima dan tetap ingin meributkan dengan bapak taksi konvensional, dia nyalain SOS. Jadi bapak yang menegur dari taksi konvensional ini sudah berumur, jadinya takut didatangi ramai-ramai," kata Wahab lagi.
Menghindari situasi yang semakin memanas, pihak taksi pangkalan kemudian datang ke Polda Kepri untuk melaporkan hal ini.
"Kami gak mau ribut, kami ingin ketenangan. Kami melapor ke SPKT Polda Kepri, karena sudah keberlanjutan berkali-kali, yang dilaporkan Komando," ujarnya.
Sejauh ini harapan dari sopir taksi pangkalan, yaitu adanya penegakan hukum secara tegas.
"Jadi intinya untuk penegakan hukum. Kami bukan untuk nyari kaya kok, bukan nyari untungnya saja. Selama ini sudah tenang, sudah sportif, sudah terima arahan dari Kasat Intel Polres juga, tapi kok permasalahan ini terus ada," kata Wahab.
Kata Komando Batam
Sementara itu, Ketua Komando Batam Feryandi Tarigan, mengakui ada anggotanya yang menjemput di lantai tiga Pelabuhan Punggur Batam.
"Satu anggota Komando jemput penumpang di lobi 3, terus dilarang sama taksi pangkalan. Jadi kawan driver online Maxim ini ngirim lah ke grup videonya. Makanya kawan-kawan ramai merapat ke lokasi," ujar Feryandi.
Terkait kekerasan, ia menuturkan tidak ada tindakan tersebut. Hanya driver dipaksa untuk menurunkan penumpang.
"Persekusinya seperti itu aja sih, ga ada kekerasan. Cuma dipaksa turun aja," kata Feryandi.
Ia menyebut, penumpang tetap diantar oleh driver online, bukan dipindahkan ke mobil lain seperti klaim taksi pangkalan.
Ditanya soal kepatuhan menjalankan kesepakatan bersama yang diminta oleh taksi konvensional, Feryandi menerangkan kesepakatan itu terjadi pada 2023.
"Kalau sesuai perjanjian 2023 itu gak boleh di situ. Bolehnya di pick up poin dekat di gerbang kampung tua. Tapi kan di situ juga ditulis, ada poinnya minimal 3 bulan sekali dievaluasi. Namun sampai sekarang engga ada evaluasi," ujarnya.
Hal itu yang membuat driver online mempertanyakan kesepakatan tersebut. Sebab tidak ada evaluasi dari pihak terkait untuk dilakukan.
Menurutnya, pelarangan hanya sah bila datang dari pengelola pelabuhan, Dishub, atau kepolisian, bukan dari sopir pangkalan.
"Harapannya kalau bisa pemerintah, kalau memang ada pelarangan yang melarang itu jangan taksi pangkalan. Tapi pihak Ditpam kah, pengelola kah, atau kepolisian, atau Dishub yang melakukan pelarangan," tuturnya.
Kini kedua pihak sama-sama menunggu langkah pemerintah.
Meski ada adu mulut, pihaknya menurunkan Satgas Komando untuk menarik massa agar situasi kondusif.
"Kami sudah imbau stop. Kalau tidak, bisa sampai ribuan nanti yang ke situ. Cuma mereka sengaja pancing buat-buat keramaian, artinya kalau mereka ga buat larangan, kami pun juga ga ramai-ramai juga," katanya.
Taksi pangkalan meminta pengawasan atas perjanjian, sementara Komando menginginkan regulasi yang jelas agar gesekan tak lagi berulang.
Berdasarkan informasi yang diterima, massa dari driver online membubarkan diri sekira pukul 14:30 WIB, Minggu.
Sementara itu, Kapolsek Nongsa, Kompol Arsyad Riyandi mengatakan, situasi aman pasca adanya gesekan antara taksi pangkalan dan driver online.
Untuk penanganan, seluruhnya ditangani oleh Polsek Kawasan Pelabuhan Punggur, sementara pihaknya hanya bersinergi dan membantu. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/Taksi-konven-vs-driver-online-1409.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.