PROGRAM MBG

Banyak Temuan Masalaha MBG, Orangtua Mulai Resah dan Was-was Hingga Minta Perketat Pengawasan 

Alih-alih memberi manfaat, temuan makanan basi, berulat, hingga keracunan membuat banyak orang tua resah dan mempertanyakan pengawasan program itu.

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
tribunbatam.id/Istimewa
MBG - Potret menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 016 Sagulung Batam, Jumat (26/9/2025) yang buat sejumlah siswa kelas siang dilarikan ke rumah sakit. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah di Batam belakangan menuai keluhan dari sejumlah orang tua siswa. 

Alih-alih memberi manfaat, temuan makanan basi, berulat, hingga dugaan keracunan membuat banyak orangtua resah dan mempertanyakan pengawasan program tersebut.

Sebulan terakhir banyak temuan kasus, di SD HKI Bengkong nasi berulat, SMA N 14 Semgkuang temuan kecoak, SMP N 8 Sambau dugaan keracunan siswa dan banyak lainnya. 

Kondisi ini lantas memici kepanikan orang tua siswa. Banyak orangtua jadi was-was, bahkan  anak kembali dibekali bontot makan dari rumah. 

Salah satu orangtua siswa di Batam, Yuliana (38), mengaku kecewa setelah anaknya sempat mengalami mual usai menyantap makanan MBG di sekolah. 

"Niatnya bagus, pemerintah mau kasih makanan gratis. Tapi kalau kualitasnya begini, anak-anak yang jadi korban. Kami jadi takut,” ujarnya kepada Tribun Batam, Selasa (30/9/2025).

Keluhan serupa datang dari Rudi (42), orangtua siswa lainnya warga Bengkong, Ia mengatakan anaknya kini enggan menyentuh makanan MBG setelah mendengar kabar adanya kasus makanan basi dan berulat di beberapa sekolah.

“Anak saya pulang bilang takut makan MBG. Katanya temannya ada yang sakit perut. Akhirnya dia lebih pilih jajan di luar. Kalau begini, program ini jadi sia-sia,” ucap Rudi.

Sejumlah orangtua juga menilai informasi terkait persoalan MBG sering simpang siur. Mereka menyesalkan minimnya penjelasan resmi dari pihak sekolah maupun penyedia makanan.

“Kalau ada masalah, mestinya sekolah langsung sampaikan ke orangtua. Jangan tunggu viral dulu baru ada klarifikasi. Kami ingin tahu anak kami makan apa setiap hari,” kata Fitri, salah satu wali murid SMA Negeri di Batam.

Orangtua mendesak agar pemerintah, khususnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) lebih ketat dalam mengawasi dapur pengolahan dan distribusi MBG. Mereka berharap persoalan serupa tidak terus berulang.

“Harus ada standar yang jelas. Mulai dari pemilihan bahan, proses masak, sampai pengiriman ke sekolah. Kalau ada yang tidak layak, jangan dipaksakan,” tegas Yuliana. (TribunBatam.id/bereslumbantobobing)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved