ALL IN NEWS

Rudi Masih Berduka, Kerabatnya Cari Gurita di Natuna Tewas saat Melaut: Baru Ikut Saya Dua Minggu

Cerita di balik pria asal Natuna yang ditemukan tewas usai tenggelam di perairan Desa Kelanga saat mencari gurita atau duyek, Minggu (2/11/2025)

Kolase Tribun Batam
PRIA DI NATUNA TEWAS SAAT MELAUT - Warga Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan polisi menyambut jenazah Toni (36) di pelabuhan desa, Minggu (2/11/2025). Pria itu tewas usai tenggelam saat mencari gurita di perairan setempat. 

Menurutnya, Toni tinggal bersama neneknya di Kelanga dan dikenal sosok yang baik dan ramah.

Namun, suasana kepanikan saat peristiwa nahas itu masih hangat membekas di benak Rudian.

“Kejadiannya itu saat angin kencang dan cuaca buruk, hujan deras. Kami saat itu berenang terpisah masing-masing mencari duyek. Saya naik dulu ke pompong, nunggu cuaca reda. Tapi waktu itu Bang Toni tak naik-naik,” kenangnya.

Lama menunggu tanpa kabar, Rudian mulai panik. Ia pun langsung menghubungi warga pencari gurita disekitar lokasi untuk meminta bantuan pencarian.

"Soalnya sampai cuacanya reda pun Beliau belum kelihatan juga,” katanya.

Tak lama kemudian, kabar duka itu pun langsung membuat Rudian dan nelayan lainnya tak bisa berucap, kecuali merasakan sedih bercampur duka.

“Saat ditemukan, beliau sudah tenggelam di dasar karang dan meninggal dunia saat diangkat,” ucap Rudian lirih.

Ia mengaku masih sulit percaya dengan kejadian secepat itu.

“Pagi kami masih sama-sama pergi kerja. Tidak ada firasat apa-apa. Ini juga murni musibah dan cuaca tiba-tiba kurang baik,” tambahnya.

Rudian menuturkan, hampir setiap hari mereka pergi melaut bersama untuk mencari gurita di perairan Kelanga.

“Biasanya kami berangkat pagi dan pulang sore. Tapi hasilnya tidak menentu. Kadang banyak, kadang sedikit, tergantung cuaca,” jelasnya.

Pada hari nahas itu, hasil tangkapan mereka juga tak banyak.

“Bang Toni baru dapat satu ekor, saya dua ekor,” kata Rudian.

Ia menjelaskan, hasil tangkapan biasanya dibagi masing-masing, sementara pompong yang digunakan adalah miliknya.

“Bang Toni itu ikut saya, numpang di pompong, karena mau kerja bareng. Biasanya saya dapat empat sampai lima ekor sehari, sampailan tujuh kilo,” tuturnya.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved