Rudi Masih Berduka, Kerabatnya Cari Gurita di Natuna Tewas saat Melaut: Baru Ikut Saya Dua Minggu

Pekerjaan mencari gurita ini terbilang baru bagi Toni alias masih junior.

“Sebelumnya dia kerja di tempat lain. Pernah ikut saudaranya di Pengadah cari gurita juga, terus pulang ke Kelanga. Karena tak ada kerjaan, jadi waktu lihat saya cari duyek, dia bilang mau ikut,” ujar Rudian.

Menurutnya, Toni dikenal gigih dan tak pilih-pilih pekerjaan.

“Beliau sekarang kerja serabutan, sempat kerja di damkar juga. Apa saja dikerjakan asal ada penghasilan,” ucapnya.

Rudian juga mengungkap alasan banyak warga kini turun ke laut mencari gurita.

“Harga gurita sekarang lagi tinggi sekali, di tempat kami sudah Rp90 ribu per kilo untuk yang tipe A. Jadi ramai orang turun laut musim ini,” jelasnya.

Kini, sosok Toni baginya hanya tinggal kenangan dan cerita indah saat berjuang bersama.

"Almarhum punya istri dan tiga anak, satu perempuan remaja dan dua laki-laki yang masih kecil," katanya.

Rudian hanya bisa mengenang teman dekatnya yang akhir-akir ini kerap menemaninya melaut.

“Saya sangat berduka dan merasa kehilangan. Beliau bukan cuma kawan kerja, tapi juga teman dekat, teman bergurau, dan tempat berbagi cerita. Ini sudah takdirnya. Kejadian ini jadi peringatan bagi kami semua agar lebih berhati-hati,” kenangnya.

Bagi warga Kelanga, Toni dikenal sebagai sosok ramah dan mudah bergaul. Ia juga pernah aktif dalam kegiatan olahraga, terutama sepak bola kampung.

Penuturan Kades Kelanga

Kepala Desa Kelanga, Asmuri, yang mengenal Toni sejak lama, turut berduka.

“Toni ini dulunya pernah jadi anak buah saya juga. Pernah kerja di damkar, aktif di olahraga desa, sering bela kampung di sepak bola. Badannya kecil tapi larinya kencang,” kenang Asmuri.

Menurutnya, Toni dikenal sebagai pribadi yang baik di masyarakat dan punya jiwa sosial tinggi.

“Orangnya ramah, mudah bergaul, dan bersosial dengan banyak orang. Dulu dia pemain bola andalan desa, sering bawa tim kampung juara,” ujarnya.