LANSIA DIBACOK

Jeritan Pasutri Lansia Dibacok Keponakan di Purbalingga, Tetangga Tak Berani Keluar Rumah

Kasatreskrim Polres Purbalingga, AKP Siswanto, membeberkan kronologi pembunuhan ternyata dipicu oleh perundungan.

Editor: Khistian Tauqid
TRIBUNBANYUMAS/DOK KADES BALERAKSA
GARIS POLISI - Garis polisi mengelilingi rumah pasangan lansia warga Dusun Karangkemiri RT 02 RW 09, Desa Baleraksa, Kecamatan Krangmoncol, Purbalingga, Rabu (1/10/2025). Pasangan lansia itu tewas dibacok tetangga yang diduga mengalami gangguan jiwa. 

Tanpa peringatan, MA langsung membacok kepala Casem hingga lima kali.

"Karena mendengar suara jeritan, pakdhenya atau Sismudin (70), awalnya hendak menolong tapi justru ia menjadi korban selanjutnya."

"Begitu pelaku melihatnya, korban langsung dibacok sebanyak lima kali di bagian kepala," katanya.

Menurut Siswanto, saat kejadian, keluarga dan tetangga MA yang mengetahui tak berani keluar rumah karena pelaku membawa parang.

"Pelaku memang sering mengamuk."

"Saat kejadian, sebetulnya tetangga di rumah tersebut tahu tapi tidak berani keluar karena melihat pelaku ini membawa parang."

"Mereka takut menjadi korban selanjutnya," tuturnya. 

Perlu Edukasi dan Empati

Sementara itu, Kapolres Purbalingga AKBP Achmad Akbar menyatakan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan kasus ini kendati tersangka mengalami gangguan kejiwaan.

Hanya saja, dalam proses yang berlangsung, penyelidik akan melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, baik secara medis dan pengamatan observasi sosial.

Ia juga akan mendiskusikan terlebih dahulu terkait peristiwa ini bersama dengan kejaksaan ataupun pengadilan.

"Subjek hukum terkait penanganan gangguan kejiwaan pasti memiliki mekanisme berbeda sehingga kita akan lihat dulu, nanti bagaimana saran dari kejaksaan ataupun pengadilan," katanya.

Akbar berharap, kejadian ini menjadi perhatian semua pihak.

Dia mengingatkan adanya aturan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yang mengatur fasilitasi dan batasan penanganan orang dengan gangguan kejiwaan. 

"Edukasi, empati, dan dukungan agar penderita mendapatkan pertolongan medis sangatlah penting."

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved