ALL IN NEWS
Tangisan Tim SAR Evakuasi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny, 54 Tewas dan 5 Potongan Tubuh
Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengaku memperpanjang operasi pencarian korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny.
TRIBUNBATAM.id - Basarnas memperpanjang operasi pencarian korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur setelah memasuki hari ketujuh.
Tim SAR gabungan sudah mengevakuasi 104 orang selamat dari tragedi gedung musala Ponpes Al Khoziny roboh pada pekan lalu, Senin (29/9/2025).
Sedangkan untuk korban tewas yang sudah dievakuasi total sebanyak 54 orang dari puing-puing bangunan pada Senin (6/10/2025), siang.
Bukan cuma itu saja, tim SAR gabungan juga menemukan lima potongan tubuh dari reruntuhan.
“Sebanyak 54 korban meninggal dunia itu termasuk lima body part yang dipetugas tim SAR gabungan dari lokasi kejadian,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo kepada SURYAMALANG.COM.
Secara keseluruhan korban robohnya bangunan pesantren di Buduran, Sidoarjo itu ada 158 orang.
Sebanyak 104 orang selamat dan 54 korban meninggal dunia.
Dari jumlah keseluruhan itu, yang merupakan hasil evakuasi tim SAR gabungan sebanyak 67 korban.
Tim SAR gabungan sudah menggunakan alat berati seperti crane, eskavator, dan breaker untuk membantu evakuasi.
Kronologi Ponpes Al Khoziny Ambruk
- Kejadian bermula sejak pagi hari ketika proses pengecoran lantai empat Ponpes Al Khoziny, Senin (29/9/2025).
- Ratusan santri melaksanakan salat ashar berjamaah sekitar pukul 15.00 WIB.
- Tiang pondasi diduga tidak mampu menahan beban pengecoran hingga bangunan runtuh ke lantai dasar.
- Ratusan santri dan pekerja tertimpa material bangunan.
- Tim SAR langsung melakukan evakuasi korban selamat dan meninggal setelah kejadian.
- Total ada 158 orang menjadi korban
- Memasuki hari ketujuh pencarian ditemukan 54 meninggal
- Basarnas memperpanjang operasi pencarian hingga tiga hari ke depan
Korban Tewas yang Sudah Diidentifikasi
1. Maulana Ibrahimific (15) warga Bangkalan berdomisili Surabaya
2. Mashudul Haq (14) asal Surabaya
3. Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung
4. Rafi Catur Okta Mulya (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.
5. Mochammad Agus Ubaidillah (14) warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya.
6. Firman Nur (16), warga Tembok Lor Surabaya
7. Muhammad Azka Ibadurrahman (13) warga Kenjeran, Surabaya
8. Daul Milal (15) warga Sidokapasan Surabaya.

Baca juga: Update Hari ke-7 Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, 53 Tewas dan 5 Potongan Tubuh
75 Persen Puing Bangunan Diangkat
Sebelumnya, Bramantyo menegaskan proses evakuasi tetap dilanjut dan dimaksimalkan selama 24 jam hingga seluruh jenazah yang diduga tertimbun dinyatakan bersih.
“Kami akan tetap lanjutkan semaksimal mungkin jadi dalam arti kata mungkin akan kita perpanjang sampai dengan pelaksanaan kita yakinkan bahwa seluruh korban korban dari reruntuhan dapat kita temukan semaksimal mungkin,” terangnya.
Sejauh ini, puing-puing bangunan yang berhasil diangkat sebanyak 75 persen.
Petugas mengerahkan alat berat berupa eskavator dan breaker untuk proses evakuasi ini.
Hingga kini, puing-puing bangunan yang belum dimaksimalkan berada di sektor A2 atau sisi kanan bangunan, sebab pada bagian tersebut, terhubung dengan bangunan sekitar pondok yang tidak terdampak.
“Itu mungkin yang perlu kita pertimbangankan sehingga tidak justru menimbulkan permasalahan lebih lanjut" jelas Bramantyo.
"Kemungkinan bisa terjadi (roboh). Makanya kami tetap minta pertimbangan dari pihak ahlinya,” pungkasnya.
Tim SAR Nangis Evakuasi Korban
Anggota tim rescue 1 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Abdul Aziz, memberikan kesaksian mencekam momen mengevakuasi korban tewas.
Pria yang baru 13 bulan menjadi anggota tim Rescue Peleton 1 Damkar Kota Surabaya itu mengaku menembus celah sempit reruntuhan untuk menolong korban.
Usaha Aziz berbuah manis setelah berhasil mengevakuasi dua santri bernama Haikal asal Probolinggo dan Yusuf asal Malang.
Aziz dibantu rekannya bernama Mas Neo merangkak masuk ke dalam celah beton sekitar pukul 16.30 WIB.
Aziz dan Neo kesulitan untuk bergerak bebas karena ruang geraknya terbatas serta harus menghadapi ancaman runtuhan susulan.
Ketika merangkak masuk ke dalam celah beton, Aziz mendengar teriakan seorang santri.
Aziz langsung menghampiri sumber suara dan akhirnya menemukan Haikal yang terjepit reruntuhan.
Tidak jauh dari posisi Haikal, terdapat Yusuf yang juga menanti pertolongan.
"Saya teriak di situ banyak suara rintihan. Sakit, tolong," kata Aziz dikutip dari Surya.
Dia berkata kondisi di dalam reruntuhan sangat memprihatinkan. Ada banyak suara rintihan korban. Bahkan, di depan Haikal ada jenazah dalam posisi sujud.
"Mungkin si Haikal ini ketakutan," ujar Aziz.

Aziz mengatakan saat proses evakuasi Yusuf pada malam hari, ruang geraknya sedikit lebih baik.
Tubuh korban terjepit sehingga tim penyelamat harus membuat lubang di beton selama berjam-jam.
Menjelang Subuh, Aziz akhirnya berhasil menjangkau Yusuf. Aziz sempat sedih karena mengira Yusuf sudah meninggal. Namun, ternyata korban tidur.
"Mohon maaf, saya kira sudah meninggal karena tidur. Tidur sambil membawa Alquran dan kopiah," kata Aziz.
Aziz menangis dan menarik kepala Yusuf. Digoyang-goyangkannya kepala korban.
"Yusuf, Yusuf. Akhirnya dia kaget, 'Iya, Pak.' Sabar ya. Bentar lagi kamu keluar," ucap Aziz.
Sebagai anggota tim penyelamat, Aziz terus menghibur para korban yang dievakuasi. Mereka diajak bersholawat dan berdoa supaya tidak jatuh ke dalam keputusasaan.
"Jangankan si korban, saya saja dan teman-teman nangis, Pak. Nangis karena banyak suara rintihan," kata Aziz. Namun, Aziz menjelaskan bahwa air mata harus ditahan.
"Kita kuat-kuatin lah. Kalau saya nangis terus didengar sama Haikal sama Yusuf, mereka akan semakin ketakutan."
Yusuf berhasil ditarik keluar oleh tim Damkar Surabaya. Adapun evakuasi Haikal yang terjepit lebih parah memerlukan alat khusus dan baru bisa diselamatkan pada hari Rabu lalu.
Menurut Aziz, Haikal beruntung karena ditopang oleh jenazah di sampingnya. Jika tidak ada jenazah itu, Haikal mungkin akan mengalami nasib berbeda.
Prabowo Beri Perintah Cak Imin
Presiden RI Prabowo Subianto memerintahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk memeriksa dan memperbaiki semua pondok pesantren (ponpes) resmi.
Perintah ini disampaikan Prabowo saat memanggil sejumlah menteri ke kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (5/10/2025) malam, untuk membahas perkembangan berbagai program pemerintah.
"Presiden memerintahkan Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk memeriksa sekaligus memperbaiki pondok pesantren resmi yang perlu dicek kekuatan struktur bangunannya," ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Teddy menjelaskan, Prabowo juga meminta Cak Imin memberikan bantuan kepada pemilik pondok pesantren memperhatikan betul proses renovasi atau pembangunan gedung di wilayah mereka.
"Serta memberikan bantuan dan menekankan kepada pemilik pondok untuk memperhatikan betul proses renovasi atau pengembangan gedung bila hendak membangun pondoknya," kata Teddy.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul "Hari ke-7 Tragedi Ponpes Al Khoziny: 53 Korban Meninggal Dunia, 75 Persen Puing Bangunan Diangkat"
Akhirnya Sevilla Menang vs Barcelona Setelah 10 Tahun, Almeyda: Melawan Barcelona, Harus Sempurna |
![]() |
---|
Chelsea Menang vs Liverpool, Gol Injury Time Estevao Tuai Banyak Pujian, Dia Istimewa |
![]() |
---|
Hasil Real Madrid vs Villarreal, Vinicius Jr Ketagihan Cetak 2 Gol: Kami Harus Terus Seperti Ini |
![]() |
---|
Perampokan Ibu Muda di Jambi, Nindia Dibunuh dan Mobil Mewah Dibawa Kabur, Pelaku Terekam CCTV |
![]() |
---|
Imah Menangis Haru Lepas Putranya Masuk Sekolah Rakyat di Natuna Kepri: Semoga Betah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.