Agung Otak Pembunuhan Sopir Truk Menyesal sampai Bersujud Depan Keluarga Korban

Agung Sanjaya menangis menyesal usai membunuh Asri Wahyudi (28) di kebun tebu Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Tribunsumsel.com
TERSANGKA PEMBAKAR SOPIR- Agung Sanjaya, satu dari 4 tersangka pembunuhan dan bakar Asril Wahyudi (28 ), sopir Solok Selatan, menyesal hingga titip pesan ke istri dan anaknya 

Agung mengungkapkan betapa sedihnya istrinya dan keluarga mengetahui nekat menjadi pembunuh.

"Sedih dia (istri), keluarga pasrah lihat keadaan," ungkapnya.

Dalam pengakuannya, Agung mengaku tidak memikirkan nasib istri dan anaknya ketika melakukan perbuatan kriminal tersebut.

"Tidak terpikir dan hilang penghilatan aku, lah gelap pikiran hati nurani aku tadi lah katek lagi, karena lah merasa tertekan karena tiga orang tadi," bebernya.

Pria yang berprofesi buruh kuli ini menitipkan pesan untuk istri dan anaknya.

"Untuk istri dan anak aku kuharap bisa bersabar ya nak, tunggu ayah, untuk istri aku minta maaf dek atas kesalahan kakak," ungkap dengan terisak tangis.

Agung juga mendesak rekannya berinisial I yang masih buron agar segera menyerahkan diri.

"Untuk saudara Iin untuk segera melakukan penyerahan diri karena ini sudah tersebar ke dunia, lebih baik menyerahkan diri saja," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Betung I Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel digegerkan dengan penemuan kendaraan yang terbakar yakni truk tronton tanpa muatan dengan plat nomor B 9098 UIU, serta didalamnya mayat korban dalam kondisi terbakar habis.

Diketahui, korban bernama Asril Wahyudi (28 tahun), warga Solok Selatan, Sumatera Barat.

Kapolres Ogan Ilir AKBP Bagus Suryo Wibowo mengatakan, para pelaku tega menghabisi nyawa Asril Wahyudi (28) sopir tronton warga asal Solok, Sumbar yang sebelumnya sudah memberi tumpangan.

"Antara korban dan tersangka AS ini sudah saling mengenal. Jadi perantara komunikasi antara mereka ya tersangka AS," ujarnya dalam rilis tersangka di Polda Sumsel, Senin (20/10/2025). 

AKP Mukhlis mengungkapkan dari penyelidikan polisi dan keterangan para tersangka, kejadian berawal ketika keempat pelaku datang ke ldesa Muara Kuang karena dijanjikan pekerjaan pada sebuah proyek

"Mereka ini sebenarnya di tempat mereka akan bekerja dijanjikan pekerjaan di proyek dan ada perintah nanti ada kendaraan yang akan datang membawa besi, kamu lakukan pengawalan atau langsung ikut, mereka ikut lah ke lokasi tersebut mereka kecewa karena pekerjaan yang dijanjikan tidak sesuai dengan harapan mereka," ujar AKP Mukhlis .

Para pelaku sempat kecewa karena pekerjaan dan kesepakatan pembayaran tidak sesuai harapan.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved