BERITA KRIMINAL

Dua Sahabat yang Berbagi Istri Ternyata Penyuka Sesama Jenis, Dibunuh Usai Layani Istri Teman

Hal ini terbongkar saat  tersangka Ihsan berbagi kisah saat dihadirkan dalam konferensi pers Polres Siak, Jumat (31/10/2025) di Mapolres Siak.

Editor: Eko Setiawan
Tribunpekanbaru.com/mayonal putra
BERI KETERANGAN - Tersangka kasus pembunuhan di Perawang Barat, kecamatan Tualang, Ihsan saat memberikan keterangan kepada pers, Jumat (31/10/2025). 

TRIBUNBATAM.id, SIAK - Pelalaku pembunuhan yang menghabisi temanya sendiri ternyata penyuka sesama jenis. Pria bernama Ihsan yang sudah berumur 44 tahun tersebut membunuh Novrianto (39) teman yang pernah ditidurinya.

Mirisnya lagi, pembunuhan tersebut setelah Ihsan memberikan istrinya kepada korban.

Sebelum pertistiwa itu terjadi, Ihsan sempat meminta sang istri untuk melayani Novrianto.

Belakangan terungkap, Novrianto ternyata adalah pria yang pernah berhubungan badan dengan Ihsan.

Tak heran Ihsan tak segan meminta sang istri untuk berhubungan badan dengan Novrianto.

Fakta Baru

Kasus Pembunuhan di Siak kembali mengungkap fakta baru yang mengejutkan.

Tak disangka, Ihsan (44) yang merupakan pelaku Pembunuhan di Siak ternyata memiliki hubungan menyimpang dengan korban Novrianto (39).

Ihsan dan Novrianto pernah melakukan hubungan sesama jenis.

Hal ini terbongkar saat  tersangka Ihsan berbagi kisah saat dihadirkan dalam konferensi pers Polres Siak, Jumat (31/10/2025) di Mapolres Siak.

Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandi Putra memberikannya kesempatan untuk menceritakan kejadian kepada pers.  

“Saya baru dua tahun tinggal di Perawang, sebelumnya saya tinggal di Jambi,” ujarnya membuka keterangan. 

Ihsan mengaku kenal korban lewat aplikasi pesan instan yang terkenal dengan fitur People Nearby, yaitu Michat.

“Ya, saya dan korban kenal di aplikasi Michat sebulan yang lalu,” ujar Ihsan dengan tangan terborgol. 

Ihsan tergoda dengan tawaran korban saat pertama kali mereka chatting.

Korban bersedia memberikan layanan seks oral gratis dan mau datang ke Perawang. 

“Ya saya maulah, dia datang ke rumah saya,” ujarnya.

Itulah pertama kalinya Ihsan dan Novrianto melakukan hubungan sesama jenis.

Ihsan semakin termakan rayuan korban hingga hubungan mereka terus berlanjut.

Sebenarnya, hubungan badan sesama jenis telah pernah dilakukan Ihsan saat tinggal di Jambi.

“Pernah sekali di Jambi, waktu itu istri saya sedang operasi,” ujarnya.

Terbawa Suasana

Pertemuan kedua mereka terjadi pada 11 Oktober 2025.

Novrianto datang ke rumahnya membawa minuman keras tuak.

Mereka pun pesta tuak hingga mabuk. 

“Saya sebenarnya tidak suka sesama jenis, tapi entah kenapa saya termakan suasana,” ujarnya. 

Semakin malam semakin banyak tuak ditenggak.

Novrianto mulai menggerepenya, bahkan meraba-raba istri Ihsan.

Sejak saat itu, istri Ihsan risih dan menyebut Nofrianto sebagai pria yang gatal. 

“Saya sempat bilang ke istri kalau dia mau sama istri saya, dia minta terus. Jadi saya sampaikan ke istri,” katanya. 

Istri Dipaksa Layani Teman Suami

Pada 25 Oktober 2025, Novrianto datang kembali ke rumah Ihsan.

Tetap membawa minuman tuak.  Mereka kembali minum bareng. 

Pada 26 Oktober 2025, pukul 03.00 WIB, Ihsan menarik istrinya yang tidur di kamar ke ruang tamu.

Saat itulah Ihsan meminta istrinya melayani Novrianto.

Ihsan sendiri yang memegang tangan istrinya saat Novrianto melancarkan aksinya. 

“Ya, dia meronta saya suruh diam, saya tidak tahu waktu itu kok bisa begitu,” kata dengan wajah menyesal. 

Tidak hanya itu, tangan kiri Ihsan turut meraba bagian dada istrinya saat Novrianto melancarkan aksinya.

Setelah nafsu temannya terpenuhi, giliran pelaku yang minta dilayani oleh istrinya.

Istrinya hanya pasrah menuruti permintaannya sambil menangis.

Setelah mereka berdua puas, lanjut lagi minum tuak.

Menjelang subuh, istrinya mandi sambil menangis.

Setelah itu ia pergi ke pasar untuk berjualan. Ihsan sempat mengantar istrinya tersebut hingga ke pintu pagar. 

Awal Mula Pembunuhan Terjadi
30 menit kemudian sekitar pukul 04.54 WIB, pelaku meminta hotspot ke korban untuk menggunakan ponsel.

Namun pada pukul 05.25 WIB, Novrianto tiba-tiba mematikan hotspot pribadinya dengan alasan kuota tinggal 200 mb. 

“Tapi dia masih nonton video porno saya lihat, saya merasa dia hitung-hitungan sementara saya sudah berikan semuanya, jadi saya sakit hati,” ujarnya. 

Saat itu Ihsan melihat parang di dalam ember lalu membacok kepala Novrianto. Korban kaget langsung berdiri dan menanyakan ada apa. Ihsan membacoknya dua kali dan ditangkis korban menggunakan tangan. Saat itu, korban lari keluar rumah namun pagar terkunci. Saat itulah Ihsan menghabisi korban hingga meninggal.

Sekira pukul 05.34 WIB Ihsan kembali ke rumah untuk mencuci parang.

Kemudian menggulung kasur serta kain yang terkena darah untuk dibawa dan dibuang ke belakang rumah dengan ditutupi daun kering.

Ihsan mengambil terpal berwarna biru yang terletak di meja luar rumah dan digunakan untuk menutupi mayat korban. Lalu ditutup lagi dengan menggunakan daun daun pisang dan daun kering diatas mayat tersebut.

Pukul  06.20 WIB istri tersangka pulang  ke rumah. Ia kaget melihat suaminya sepertinya tiba-tiba rajin.

“Tumben rajin mana si gatal itu Pa? Kata istrinya saya. Lalu saya jawab dia sudah dijemput kawannya,” ujar Ihsan. 

Sekira pukul 06.30 WIB tersangka menggali lubang di sisi sebelah kanan mayat korban dengan ukuran panjang 2 meter dan kedalaman 1 meter, kemudian tersangka memasukkan mayat ke dalamnya. 

Pukul 08.30 WIB tersangka masuk ke rumah dalam kondisi berkeringat dan nafas tersengal sengal.

Pada Senin, 27 Oktober 2025 sekira pukul 16.30 WIB tersangka meninggalkan rumah untuk melarikan diri.

“Saya sangat menyesal, tapi semua sudah berlalu. Entah kenapa sampai seperti ini, saya sendiripun tak menyangka,” ujar Ihsan. 

 

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved