Mandor Proyek di Bali Dibunuh 3 Anak Buahnya, Leher Korban Digergaji
Karena perbuatannya pelaku dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
TRIBUNBATAM.id - Tiga orang ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan mandor proyek irigasi I Wayan Sedhana di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Kasus pembunuhan itu terungkap setelah jenazah I Wayan Sedhana ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Ketiga pelaku pembunuhan merupakan buruh proyek irigasi yang dipekerjakan oleh korban sendiri yaitu Nurul Arifin alias Arif (25), M Fais alias Fais (20), dan Sandy Firmansyah alias Sandy (18) berasal dari Jawa Timur.
Karena perbuatannya pelaku dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Meski demikian, ketiga pelaku terancam pasal berlapis, lantaran mereka juga membawa kabur sepeda motor Vario milik korban.
Kapolres Gianyar, AKBP Chandra C Kesuma, mengonfirmasi penangkapan ketiga pelaku.
AKBP Chandra juga menjelaskan, para pelaku berhasil diamankan setelah berusaha melarikan diri ke Jember, Jawa Timur.
“Pasca adanya laporan temuan jenazah diduga pembunuhan, kami langsung bertindak cepat, dan empat hari setelah temuan, pelaku berhasil kami amankan di satu lokasi, Jember,” ujarnya pada Jumat (31/10).
Dalam penangkapan, dikatakan para pelaku tidak melakukan perlawanan.
“Pelaku tidak melakukan perlawanan. Saat kami amankan, pelaku mengakui perbuatannya. Penangkapan dilakukan di 1 tempat di areal perkebunan di Jember,” ungkap AKBP Chandra.
Terkait motif para pelaku tega menghabisi nyawa korban, kata AKBP Chandra, ialah karena sakit hati.
Di mana, para pelaku yang baru bekerja selama lima hari mengaku telah sering diperlakukan tidak baik oleh korban.
“Jadi, pelaku mengaku sakit hati sering dimarahi dan sempat ditampar saat sedang bekerja, jadi mereka menghabisi korban di kawasan proyek irigasi yang sedang dikerjakan. Namun kita masih dalami motif lainnya,” ujarnya.
Dijelaskan aksi pembunuhan yang dilakukan para pelaku ini sangat keji pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Saat itu, salah satu pelaku memukul korban menggunakan cangkul, setelah pingsan, lalu digorok menggunakan gergaji kayu.
Saat digorok, korban berusaha melawan. Namun karena pelaku berjumlah tiga orang, korban pun tewas.
“Selesai melakukan pembunuhan, para pelaku kabur ke Jawa Timur, membawa juga sepeda motor milik korban, yang saat ini sudah kita amankan sebagai barang bukti. Karena itu, kami juga akan mengenakan pasal berlapis untuk para pelaku atas pencurian sepeda motor,” tegasnya.
Baca juga: Paksa Istri Layani Korban, Tersangka Ikhsan Akui Tergoda Tawaran Novriandi
Ditemukan Luka di Leher Sedhana
Sosok mayat ditemukan di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Sabtu (25/10).
Korban diketahui bernama I Wayan Sedhana (54), seorang mandor proyek saluran irigasi yang berasal dari Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Polres Gianyar telah mengkonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa tim Satreskrim dan Inafis Polres Gianyar telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan penyelidikan.
“Memang benar ada peristiwa penemuan mayat di subak Tenggaling Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring,” ujar Kasi Humas Polres Gianyar, IPDA Gusti Ngurah Suardita.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa korban ditemukan dengan luka robek pada leher dan saat ini sedang dilakukan proses identifikasi di RSU Sanglah.
“Motif kejadian masih dalam proses penyelidikan dan pendalaman oleh tim Satreskrim Polres Gianyar,” ujarnya seizin Kapolres Gianyar, AKBP Chandra C Kesuma.
Kata dia, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini dan meminta masyarakat untuk tetap tenang dan kooperatif dalam membantu proses penyelidikan.
Korban diduga sudah meninggal dunia dua hari sebelum ditemukan. Saat polisi masih mengejar para pelaku.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu (26/10) korban pertama kali ditemukan Anak Agung Sri Adnyani saat hendak melakukan ritual keagamaan di sawahnya.
Di mana saat itu, ia melihat seorang laki-laki yang tidak dikenal terbaring di sawahnya dengan posisi di leher terdapat luka robek.
Perempuan yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) itupun langsung menghubungi aparat kepolisian Polsek Tampaksiring.
Tak berselang lama, polisi datang ke TKP dan melakukan olah TKP dan mengumpulkan barang bukti berupa gergaji berlumuran darah, cangkul, dan tiga pasang sandal, dan 1 meteran gulung.
Korban ditemukan tergeletak dengan posisi terlentang dan kepala menghadap ke selatan.
“Korban merupakan mandor proyek saluran irigasi di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring,” kata pihak kepolisian.
Kuat dugaan bahwa korban merupakan korban pembunuhan, dan aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku dan motif pembunuhan.
Di mana saat ditemukan, posisi tangan kiri korban mengepal dengan berlumuran darah dan tangan kanan berada di atas kepala mengepal berlumuran darah. Terdapat sandal slop warna hitam dan putih di sebelah kaki korban.
Diketahui bahwa korban memiliki anak buah pekerja proyek irigasi sebanyak 3 orang, identitas masih dalam lidik. Diduga korban mengalami penganiayaan berat menggunakan alat gergaji kayu. Diperkirakan korban telah meninggal sudah 2 hari yang lalu, karena mayat sudah berbau busuk.
Sejumlah garis polisi melintang di sebuah lahan persawahan di Subak Tenggaling, Minggu (26/10). Itu merupakan lokasi ditemukannya mayat mandor irigasi, I Wayan Sedhana. Tak jauh dari lokasi tersebut, sejumlah bangunan akomodasi pariwisata. Sejumlah karyawan pariwisata dan para petani tampak lalu lalang.
“Jalur ini tidak sepi, ada saja yang lalu lalang. Makanya kami heran, kapan kejadian tersebut terjadi,” ujar seorang perempuan paruh baya yang memberi makan sapi, tak jauh dari TKP.
Sekitar 10 meter dari TKP, terdapat irigasi yang baru dikerjakan. Beberapa material juga tampak berserakan, mulai dari triplek maupun ulatan besi, yang biasa digunakan untuk membuat pondasi irigasi dari campuran semen. “Ya ini irigasi yang dikerjakan, baru bekerja sekitar lima hari,” ujar warga lainnya.
Kasus tewasnya mandor ini pun membuat geger warga sekitar TKP dan warga tempat tinggal mandor tersebut. Pasalnya yang bersangkutan selama ini dikenal baik. Informasi dihimpun Tribun Bali di lapangan, diketahui bahwa selain kehilangan nyawa. Korban juga kehilangan barang berharga yang dibawanya bekerja. Yakni, sepeda motor vario dan dompet. “Bedeng tempat pekerjanya sepi, motor dan dompet korban hilang,” ujar sumber Tribun Bali.
Korban Dikenal Baik dan Sederhana
I Made Winarta, kakak kandung I Wayan Sedhana, mandor proyek yang tewas di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar terpukul mendapatkan kabar adiknya tewas mengenaskan. Pasalnya, selama ini, mendiang dikenal baik.
Winarta saat ditemui di rumahnya di Banjar Tengah Bonbiu, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Minggu (26/10) menceritakan bahwa pada Jumat (24/10) pagi, adiknya masih berangkat kerja seperti biasa. Namun yang bersangkutan tidak pulang pada Jumat malam, hingga Sabtu 25 Oktober pagi, ada polisi yang membawa informasi adiknya meninggal dunia.
“Jumat pagi biasa pergi kerja. Malamnya tidak pulang. Biasanya jam 7 malam sudah di rumah, tapi pada Jumat malam adik tidak pulang. Tiba-tiba Sabtu pagi ada yang datang mengatakan adik sudah meninggal, ada saudara yang melihat jenazahnya, lehernya ada bekas gergaji,” ujarnya.
Dikatakan bahwa hampir semua keluarga kaget atas peristiwa tersebut. Sebab korban sudah bekerja di bidang konstruksi sejak puluhan tahun, dan tak pernah terjadi permasalahan dengan pekerjaannya.
Selama ini korban juga dikenal baik. Diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki seorang istri yang kini tengah bekerja di Turki.
Mendiang selama ini juga tidak memiliki anak, dan dikenal sangat sederhana. “Kehidupan biasa-biasa saja, orangnya polos. Bekerja rajin. Kalau ngomong tidak pernah bikin sakit hati. Kehidupannya sangat sederhana, makanya semua orang kaget, kenapa bisa meninggal dengan cara seperti itu,” ujarnya.
Pihak keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap. “Harapan kami, agar kasus ini terungkap, siapa pelakunya, kenapa adik saya diperlakukan seperti itu,” ujarnya.
Saat ini, jenazah korban masih dititipkan di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar untuk kepentingan penyelidikan. Sementara pihak keluarga berencana akan menggelar upacara kremasi untuk mendiang pada 4 November ini, di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung. "Mau dikremasi di Punduk Dawa, Klungkung, karena di sini ada odalan," ujarnya.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul “MANDOR Sebelum Tewas Sempat Dipukul Pakai Cangkul Baru Digorok, Sakit Hati Selama 5 Hari Dimarahi!”
| Paksa Istri Layani Korban, Tersangka Ikhsan Akui Tergoda Tawaran Novriandi |
|
|---|
| Hasil Visum Jenazah Dosen di Bungo Jambi, Indikasi Kuat Korban Pembunuhan |
|
|---|
| Detik-detik Penangkapan Ikhsan Tersangka Pembunuhan di Siak, Sempat Berbagi Istri dengan Korban |
|
|---|
| Dosen di Muaro Bungo Tewas Dibunuh di Rumah, Rekan Kerja Curiga Korban 2 Hari Tak Ngajar |
|
|---|
| Kecelakaan Maut Rombongan Peziarah asal Majalengka, 3 Orang Tewas dan 17 Luka |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.