Siasat Licik Bripda Waldi Pura-pura Kaget Usai Bunuh Dosen di Jambi, Rekayasa Kasus Perampokan

Kasus pembunuhan dosen wanita di Jambi, Bripda Waldi kaburkan pembunuhan jadi perampokan, sempat beri iba ke keluarga

Dok Polres Bungo
TERSANGKA PEMBUNUHAN - Bripda Waldi Adiyat (22), tersangka pembunuhan dosen wanita di Bungo saat diperiksa tim penyidik Polres Bungo. Anggota polisi yang tugas di Polres Tebo ini punya cara yang jeli untuk mengelabui saat beraksi. 

 

Ringkasan Berita:
  • Bripda Waldi ditangkap dalam kasus pembunuhan dosen wanita di Jambi
  • Waldi kaburkan seolah kasus perampokan
  • Hilangkan jejak dengan mengepel lantai
  • Sempat ucapkan belasungkawa ke keluarga
  • Motif karena sakit hati cinta ditolak

 

TRIBUNBATAM.id - Bripda Waldi, anggota Propam Polres Tebo, Jambi merangkai sandiwara untuk menutupi kasus pembunuhan dosen di Jambi bernisial EY.

Sebagai anggota polisi, Waldi paham betul cara menghilangkan jejak.

Namun aksinya terbongkar. Bripda Waldi ditangkap sebagai tersangka pembunuhan EY.

Bripda Waldi berpura-pura terkejut ketika mendengar kabar mantan kekasihnya tewas dibunuh.

Bahkan dengan polosnya saat dihubungi oleh adik korban, bahkan menyampaikan ucapan duka cita.

Drama Bripda Waldi ini terbongkar dari tangkapan layar percakapan (chat) dirinya dengan adik korban, Anis.

Chat itu kemudian beredar luas di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @jambihits.

Pesan-pesan ini menunjukkan betapa liciknya pelaku dalam menutupi jejak kejahatannya.

Menurut unggahan yang tersebar, keesokan harinya setelah melakukan pembunuhan dan membawa kabur barang-barang berharga milik korban, seperti ponsel, motor PCX, dan mobil, ripda Waldi dihubungi oleh adik korban.

Dalam chat tersebut, Anis mengabarkan berita duka:

"Mbak Erni ndak ada lagi bg. Maafin kesalahan Mbak Erni ya bang," tulis sang adik, Anis, kepada Bripda Waldi.

Waldi lantas berakting seolah-olah tidak mengerti dan berusaha memastikan kebenaran kabar tersebut.

"Maksudnya kk," tanya Waldi, seakan meyakinkan keluarga bahwa ia sama sekali tidak tahu jika Erni sudah meninggal dunia.

Anis kemudian menjelaskan bahwa kakaknya menjadi korban kejahatan.

"Dirampok bang, Mbk Erni ....... , udh gg ada bg. ....pulang sekarang," jawab Anis, berusaha meyakinkan Waldi yang justru adalah pelaku pembunuhan itu sendiri.

Ucapan Duka Cita dari Tangan Pelaku

Puncak sandiwara Waldi adalah ketika ia merespons kabar perampokan dan kematian EY dengan ucapan belasungkawa yang menyentuh. 

Tangkap layar chat menunjukkan Waldi seolah-olah sangat terkejut dan bersimpati atas tragedi yang menimpa mantan kekasihnya itu.

"Seriusan kk, Innalllahiwainalillahi rojiu. Turut berduka cita kak, dak nyangka kami ini kak," balas Waldi.

Chat ini menjadi bukti ironis dari tindak kejahatan yang dilakukannya. 

Bripda Waldi, yang semalam suntuk telah melakukan tindakan pidana terhadap EY, keesokan harinya justru berpura-pura kaget dan mengirimkan turut berduka cita kepada keluarga yang sedang berduka. 

Aksi ini semakin mempertebal kekejaman dan tipu muslihat yang dilakukan oleh oknum aparat tersebut.

Keterangan yang menyertai unggahan tersebut secara tegas menyebutkan: "Pura-Pura Kaget padahal dia yang Bun*h."

Keterangan lengkap unggahan tersebut sebagai berikut:

"Pura-Pura Kaget padahal dia yang Bun*h.

Rekayasa menjadi kasus perampokan

Bripda Waldi (22), anggota Propam Polres Tebo, Jambi, tega membunuh dosen wanita berinisial EY (37) di Perumahan Al Kautsar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Jambi.

Motif dirinya melakukan perbuatan keji itu karena sakit hati.

Sebelum terungkap bahwa dialah pembunuhnya, Bripda Waldi merekayasa pembunuhan itu seolah terjadi perampokan.

Namun karena gelagatnya yang mencurigakan, sehingga polisi berhasil mengungkap misteri kematian dosen sekaligus Ketua Program Studi di sebuah kampus swasta di Muara Bungo tersebut.

Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, mengatakan Bripda Waldi sempat membantah melakukan pembunuhan dan mengaku tak berada di Muara Bungo saat kejadian.

Pelaku sempat menghilangkan jejak dengan cara mengepel rumah korban.

"Pelaku ini memang ulet (kekeh) dalam berkelit. Berusaha menghilangkan jejak, sempat dipel atau dilap, sehingga jejaknya sangat sulit jika hanya berdasarkan TKP yang ada," paparnya, dikutip dari TribunJambi.com.

Selain itu, Bripda Waldi membawa kabur sepeda motor dan mobil korban secara bartahap agar dianggap kasus perampokan.

"Pelaku berupaya mengelabui seolah-olah korban merupakan korban perampokan yang dibunuh, sehingga identitasnya tidak terbaca,” lanjutnya.

Agar identitasnya tak terbaca CCTV, pelaku menggunakan wig atau rambut palsu saat keluar masuk rumah korban.

"Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” katanya.

Bripda Waldi mengambil handphone korban dan membalas pesan yang masuk seolah-olah EY masih hidup.

Kasus ini menemui titik terang setelah Bripda Waldi terlihat gelisah saat pemeriksaan.

Pelaku kemudian mengakui perbuatannya dan menunjukkan lokasi mobil serta sepeda motor korban.

Akibat perbuatannya, Bripda Waldi terancam sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Polri serta tuntutan pidana berat di pengadilan.

"Dikenakan ada dua hukum yaitu hukum pidana umum, kemudian juga kode etik kepolisian yang di sini kemungkinan kami akan lakukan kode etik kepolisian yaitu PTDH itu jelas," ungkapnya.

Diketahui, jasad EY ditemukan rekan kerja pada Sabtu (1/11/2025) dalam kondisi wajah tertutup bantal.

Bripda Waldi dan korban diduga pernah menjalin hubungan asmara yang menjadi pemicu pembunuhan.

Korban tinggal sendirian di rumah dinas sehingga Bripda Waldi leluasa melancarkan aksinya.

Pengakuan Pelaku

Seperti diketahui sebelumnya, motif Bripda Waldi menghabisi nyawa EY karena soal asmara.

Kini motif sebenarnya Bripda Waldi nekat menghabisi nyawa dosen cantik karena rasa sakit hati.

Hal ini diungkap Kasat Reskrim Polres Bungo AKP Ilham mengatakan pelaku sakit hati dihina oleh korban dengan ucapan kasar.

"Motifnya adalah rasa sakit hati akibat penghinaan dan ejekan korban terhadap pelaku dengan kalimat kasar yang terjadi saat keduanya berada di kamar," kata Ilham saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (4/11/2025), dikutip Kompas.com

Namun, Ilham tidak menyebut secara rinci bentuk ejekan yang dilontarkan korban hingga berujung pada pembunuhan.

Setelah membunuh EY, W membawa kabur sepeda motor PCX, mobil Honda Jazz, iPhone, hingga perhiasan emas milik korban. 

Ketua Lingkungan Perumahan Al Kausar Residence, Madin Maulana, menerangkan korban jarang bersosialisasi dengan warga dan tak ikut dalam kegiatan kemasyarakatan.

Korban hanya terlihat keluar rumah saat berangkat dan pulang kerja.

"Saya dulu juga pernah bertemu dan pernah bilang, supaya gabung grup perumahan, biar kalau ada apa-apa bisa kasih tahu, karena ibu kan sendirian," ungkapnya.

Ia menambahkan EY tak pernah membuat onar selama tinggal di perumahan dan menyinggung orang lain.

"Baik orangnya. Tapi tidak banyak cerita," sambungnya.

Madin menjadi orang yang ikut mendobrak rumah korban karena tak ada kabar selama dua hari.

Setelah pintu terbuka, tak tercium aroma busuk namun jasad tergeletak di kamar.

"Saat masuk ke dalam, saya lihat sudah terbujur, sudah tertutup dengan bantal (wajahnya)," jelasnya.

Ia langsung melapor ke kepolisian dan meminta warga tak menyentuh barang di rumah korban.(tribunjambi)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Miris! Bripda Waldi Pura-pura Kaget Usai Bunuh Dosen di Jambi, Ucap Turut Berduka ke Adik Korban

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved