Sudah Minta Izin Tidur di Rumah Allah, Musafir di Masjid Sibolga Tetap Dihajar hingga Tewas

Paman Arjuna, Kausar Amin, menjelaskan bahwa keponakannya berasal dari Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue, Aceh. 

Editor: Khistian Tauqid
Istimewa
PEMBUNUHAN DI MASJID - Wakil Ketua DPRD Sibolga, H. Muhammad Jamil Zeb Tumori, tampak sedih saat memberi keterangan kepada wartawan terkait tewasnya Arjuna Tamaraya akibat pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga, Jumat (31/10/2025) 

Sudah minta izin: "Ini Rumah Allah"

Sebelum kejadian nahas itu, Arjuna sempat membeli nasi goreng yang dijual di depan masjid. 

Setelah menyantap nasi goreng, ia bertanya kepada penjual apakah diperbolehkan untuk tidur sebentar di dalam masjid. 

"Ibu itu kemudian bilang 'Bisa, karenakan ini rumah Allah', kata si ibu. Korban kemudian istirahat ke dalam masjid,” ucapnya.

Arjuna kemudian masuk dan beristirahat di dalam masjid.

Tak lama setelah Arjuna Tamaraya terlelap, datang seorang tukang sate yang juga berjualan di sekitar masjid, berinisial ZP Alias A (57).

A mengusir Arjuna, dengan alasan tidak boleh tidur di dalam masjid.

Karena kelelahan, Arjuna tidak menanggapi teguran tukang sate tersebut. 

Melihat hal tersebut, pelaku memanggil empat temannya.

Mereka lalu tanpa ampun menganiaya korban hingga tewas di lokasi.

Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Para pelaku lalu menyeret korban keluar dalam keadaan tak berdaya hingga kepala korban terbentur di anak tangga masjid. 

"Korban juga dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," kata Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam  Silaban.

Korban ditemukan tidak sadarkan diri oleh saksi Alwis Janasfin Pasaribu (23) seorang marbot masjid. 

Saat itu ia melihat  melihat kerumunan warga di area parkir melalui CCTV. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved