Pesan Jangan Repotkan Tetangga, Bikin 2 Gadis Muda Ini Tahan Lapar, Tak Beritahu Ibunya Meninggal
Jangan Repotkan Tetangga, Pesan Ibu yang Bikin 2 Anak Perempuan Ini Tahan Lapar Tak Makan dan tak beritahu ibunya meninggal
Ringkasan Berita:
- Tak mau repotkan tetangga jadi alasan Putri dan Intan tak beritahu tetangga kalau ibunya sudah meninggal
- Putri dan Intan juga tidak keluar rumah serta tidak makan sejak ibunya sakit
- Kondisinya diketahui warga setelah curiga dengan bau busuk dari dalam rumah mereka
TRIBUNBATAM.id, KENDAL - Pesan tidak merepotkan tetangga yang diajarkan orangnya, menjadi alasan dua anak perempuan ini menahan lapar dan tidak memberitahu kalau ibunya sudah meninggal dunia.
Dua anak perempuan bernama Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17), itu bertahan hanya dengan minum air dari sumur yang direbus.
Keduanya bertahan menemani jasad sang ibu, Setianingsih (51) yang sudah membusuk di dalam rumah yang berada di Dusun Songopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Selama 28 hari, Putri dan Intan tidak makan dan bertahan hanya dengan minum air yang dimasak.
Keduanya ditemukan warga dalam keadaan terkulai lemas setelah warga mendatangi rumah tersebut karena curiga dengan bau aroma busuk dari rumah tersebut, Sabtu (1/11/2025).
Warga juga melihat kerumunan lalat di dekat jendela kaca, namun saat mencoba masuk ternyata pintu dalam kondisi terkunci dan diganjal dengan kursi.
Baca juga: Tidak Makan Selama Sebulan, Dua Gadis Ini Dilarikan ke RS Setelah Ibunya Ditemukan Tewas Membusuk
Berawal dari tetangga cium bau tak sedap
Hingga pada hari Sabtu (1/11/2025) itu, tetangga mendobrak pintu rumah karena mencium bau tidak sedap itu.
Setelah pintu berhasil dibuka, warga menemukan Putri Setia Gita Pratiwi dan Intan Ayu Sulistyowati dalam kondisi lemas.
Saat ditanya warga kepada Putri Setia Gita Pratiwi soal ibunya, ia mengatakan kalau ibunya berada di dalam.
Ketika dilihat betapa terkejutnya warga saat melihat ibu Setianingsih dalam kondisi sudah meninggal dan jasadnya sudah mulai membusuk.
"Saat ditanya warga, ibunya di mana? Terus dijawab itu ada di dalam. Begitu dilihat, itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," kata Wastoni seorang warga sekitar.
Wastoni pun langsung memanggil pihak kepolisian serta warga lain untuk mengevakuasi jenazah.
Setelah dievakuasi, kedua anak Setianingsih kemudian dibawa ke RSI Boja Kendal untuk dirawat karena kondisi tubuh terkulai lemas kekurangan nutrisi.
"Itu langsung saya panggil pak polisi, dan ramai," kata Wastoni.
Tidak Mau Repotkan Tetangga
Setianingsih (51 tahun) wanita yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk, sementara dua putrinya dalam kondisi lemas karena selama 28 hari tidak makan dan bertahan dengan minum air yang direbus.
Dua anak perempuan bernama Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17) itu tidak keluar rumah minta bantuan saat ibunya sakit hingga akhirnya meninggal dunia dan bahkan tidak keluar rumah cari makan.
Tindakan Putri Setia Gita Pratiwi dan Intan Ayu Sulistyowati untuk tidak memberitahu tetangga itu karena ia diajarkan sang ibu untuk tidak merepotkan orang lain.
“Ibu tidak ingin merepotkan tetangga. Pesan itu, kami pegang. Saya dan adik, tidak memberi tahu tetangga,” kata Putri.
Putri kemudian menutup rapat rumahnya. Ia dan adiknya tidak keluar rumah untuk membeli makanan dan hanya minum air sumur yang direbus.
Hidup dari Gaji Pensiunan Ayah
Putri juga menceritakan ayahnya telah meninggal dunia di Kalimantan pada 2017.
Sejak itu, keluarga mereka pindah ke Boja pada 2019 dan hidup tertutup meski dikenal mampu.
“Ibu dulu aktif di PKK, sering bantu tetangga. Tapi sejak beberapa bulan ini, jarang keluar,” tambahnya.
Putri mengaku mulai tidak makan sejak 4 Oktober 2025 ketika ibunya jatuh sakit.
Sebelumnya, mereka hidup dari uang pesangon sang ayah yang dulu bekerja di perkebunan sawit di Kalimantan.
Sampai dengan Senin (3/11/2025), kakak beradik itu masih dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Boja.
Sempat Hidup Mampu
Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan sosok Setianingsih dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan desa.
Namun, sejak beberapa hari terakhir, Wastoni menemukan gelagat berbeda dari kedua anaknya.
Setianingsih mulai jarang keluar rumah.
"Kalau keluarga itu warga melihatnya sebagai orang mampu. Karena biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak dibawa ke rumah," katanya ditemui, Senin (3/11/2025) sore.
Selang beberapa hari kemudian, Wastoni mendapati laporan warga bahwa Setianingsih telah meninggal dalam kondisi jenazah yang sudah membusuk.
Akan Diajak Pelatihan Kerja
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari datang menjenguk dua kakak beradik itu saat menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.
Bersama rombongan, bupati yang akrab disapa Tika datang didampingi Kepala Dinas Sosial Kendal, Muntoha.
Tika mengaku prihatin atas kejadian ini. Dia mengatakan, kondisi fisik sang kakak (putri) berangsur membaik meskipun terkadang kondisi psikisnya masih belum stabil.
"Setelah masuk ke sini, itu berangsur membaik. Kemarin kakanya susah diajak komunikasi, sekarang sudah bisa meski kadang-kadang meski masih berubah-ubah."
"Karena mungkin psikis dan fisik belum bisa menerima keadaan yang menimpanya." katanya, Senin (3/11/2025), dikutip dari Kompas.com.
Jika keduanya sudah sehat, mereka akan dititipkan ke panti pelatihan agar mendapatkan keterampilan kerja.
Dyah Kartika Permanasari mengatakan, Putri dan Intan -kakak beradik tersebut- merupakan anak yang berbakti kepada orangtua.
Ia telah memerintahkan Dinas Sosial Kendal untuk menangani keduanya, termasuk memberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri.
Rencana mereka bakal dititipkan ke panti agar mendapatkan keterampilan kerja.
"Nanti akan dititipkan ke Panti Margi Utomo. Di situ akan diberi keterampilan kerja,” katanya.
Setelah pelatihan, Pemkab akan memberi peralatan kerja agar mereka bisa berkarya dari rumah.
Mbak Tika sapaan akrab bupati- juga berpesan agar setelah pulih, keduanya mau berinteraksi dan meminta bantuan tetangga jika mengalami kesulitan.
[ tribunbatam.id ]
sumber: kompas.com, tribunsumsel.com
| 15 Daerah di Jawa Tengah Digelontor Dana Transfer Umum 2026 di Atas Rp 1 Triliun, Cek Daftarnya |
|
|---|
| Pengakuan Keji Pelaku Pembunuhan Wanita di Purbalingga, Bacok Korban Pakai Kapak |
|
|---|
| Kecelakaan Maut Pengendara Motor Hantam 2 Mobil di Semarang, 2 Orang Tewas di TKP |
|
|---|
| Istri Tewas saat Insiden Bus Wisata Terguling di Tol Pemalang, Henu Terkenang Gelas Pecah |
|
|---|
| Teriakan Histeris Bersahutan saat Bus Wisata Terbalik, Penumpang Terlempar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.