Guru Tampar Siswa di Subang Bikin Orantua Ngamuk, Dedi Mulyadi Turun Tangan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bergerak cepat menangani kasus guru menampar siswa di Subang.

(Tangkapan layar video Dedi Mulyadi)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat bertemu dengan kedua orangtua ZR, siswa SMP Negeri 1 Jalancagak, Kabupaten Subang yang viral karena menjadi korban dugaan tindak kekerasan di sekolah. 

Selanjutnya, ia juga akan menemui orang tua siswa yang protes guna menemukan titik temu permasalahan dari kasus penamparan siswa tersebut.

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menyampaikan pesan soal tugas guru mendidik siswa.

Begitu juga dengan tugas orang tua yang mendidik anaknya.

“Ketika di sekolah anak menjadi tanggung jawab guru, ketika di rumah tanggung jawab orang tua, jadi dua-duanya harus saling menghargai,”

“Kalau dititipkan di sekolah, percayakan kepada guru”

“Kalau gurunya agak keras sedikit, nah orang tuanya juga harus menyadari kenapa kekerasan itu terjadi”

“Tetapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan,” ujar Dedi Mulyadi.

Kronologi guru tampar siswa

Diketahui peristiwa guru menampar siswanya hingga diprotes orang tuanya ini terjadi di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Pihak sekolah mengakui adanya kekeliruan dalam proses pendisiplinan, dan menyebut peristiwa itu berawal dari kesalahpahaman.
‎
‎

Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, mengatakan bahwa guru tersebut awalnya berupaya menegakkan kedisiplinan karena ZR dan tujuh siswa lain diketahui meloncat pagar sekolah untuk bolos.
 
‎"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, namun kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi saat ditemui Tribunjabar.id di SMPN 2 Jalancagak, Rabu (5/11/2025).

‎Yaumi menegaskan, setelah kejadian, pihak sekolah langsung melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).

‎"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orang tua sudah saling menerima," katanya.

‎Namun, setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian tersebut di media sosial.

‎"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi pada hari Selasa masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," Yaumi.

‎Peristiwa pendisiplinan itu, kata Yaumi, terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.

‎"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk sih ZR dan teman-temannta," ucapnya.

‎Ia mengatakan, pihak sekolah khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali, mengingat sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.

‎Yaumi menyebut ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.

‎"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," katanya.

‎Meski menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.

‎"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.

‎Sebelumnya, ZR disebut oleh Yaumi sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII dan orang tua juga pernah dipanggil.

Sementara orang tua ZR, Deni Rukmana (38) menjelaskan maksud dan tujuannya mendatangi sekolah usai anaknya ditampar guru.

Ia menegaskan, kedatangannya ke sekolah hanya untuk mengklarifikasi secara baik-baik.

Namun, menurutnya, situasi memanas karena sang guru merasa tidak terima atas pertanyaannya.

‎“Awalnya saya datang karena dapat laporan anak saya ditampar beberapa kali. Saya hanya mau menanyakan secara baik-baik saja."

"Tapi salah seorang guru malah menanggapi dengan nada tinggi, seolah merasa tindakannya itu benar,” ujar Deni saat ditemui TribunJabar.id di kediamannya, Rabu.

Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki menuturkan pihak sekolah telah melakukan mediasi dengan guru dan orang tua ZR, Selasa (4/11/2025).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved