LONGSOR DI CILACAP

4 Kisah Pilu Korban Tanah Longsor di Cilacap, Mulai Tertindih Motor hingga Berjuang Selamatkan Anak

Keseluruhan korban berasal dari dua dusun yang terdampak tanah longsor, yaitu Turukahan dan Cibuyut.

Editor: Khistian Tauqid
Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati
LONGSOR MAJENANG - Boneka yang nyaris terpendam longsoran, di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jumat (14/11/2025). Boneka itu patut diduga adalah milik Maya, cucunya Rislam yang dikabarkan meninggal di lokasi kejadian. 

Sementara, keberadaan Lia dan Maya belum diketahui. Bahkan ibu dari kedua cucu Rislam, Yuni juga tidak diketahui keberadaannya.

EVAKUASI- Tim SAR Gabungan melakukan proses evakuasi di lokasi tanah longsor Desa Cibeunying, Cilacap, Jumat (14/11/2025).
EVAKUASI- Tim SAR Gabungan melakukan proses evakuasi di lokasi tanah longsor Desa Cibeunying, Cilacap, Jumat (14/11/2025). (Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati)

Baca juga: Kepedihan Korban Longsor di Cilacap, 2 Tewas dan 21 Orang Dalam Pencarian Tim SAR

3. Saya Ingin Keluarga Pulang

Nasib yang sama juga dialami Wardi di mana seluruh anggota keluarganya belum diketahui kondisinya.

Wardi yang termenung terus menanti kabar dan kondisi sanak saudaranya.

"Saya cari besan saya Yayun, di rumah itu ada istrinya, anak pertama Hanif, dan anak ketiganya, Husna," katanya lirih.

Ia menatap serpihan kayu dan genting yang sudah tak lagi berbentuk.

Di tengah kesibukan para petugas melakukan evakuasi, Wardi mondar-mandir tanpa arah dengan tetap memantau titik yang ia yakini anggota keluarganya berada.

Setiap suara mesin pemotong yang digunakan petugas berhenti, Wardi tampak menahan napas sembari menunggu kabar baik dari bawah tumpukan tanah tersebut.

"Yang penting ketemu dulu hidup atau nggak, saya ingin mereka pulang," ucapnya penuh harap.

4. Terjang Longsor demi Selamatkan sang Anak

Kisah heroik lainnya diceritakan oleh seorang warga bernama Edi yang merupakan warga Desa Cibuyut.

Sebelum longsor terjadi, dia tengah menyeruput kopi di teras rumahnya. Tiba-tiba, Edi mendengar suara gemuruh.

"Saya lagi ngopi di rumah tetangga sekitar jam setengah delapan malam. Tiba-tiba ada bunyi gemuruh, keras sekali. Kayak suara truk nurunin muatan," cerita Edi.

Saat menoleh ke arah belakang rumah, Edi melihat material tanah bergerak cepat dengan disertai angin.

Pada momen tersebut, dia teringat anaknya yang masih tertidur pulas di kamar. Tak pikir panjang, Edi langsung berlari menerjang kegelapan dan menggendong sang anak.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved