LIKUEFAKSI
Kisah Ramna Bebas dari 'Neraka' Likuefaksi, Sudah Ditelan Bumi Tapi Dimuntahkan Lagi
Kisah dan kesaksian korban selamat bencana likuefaksi di Petobo, Sulawesi Tengah memang selalu menarik untuk disimak.
TRIBUNBATAM.id - Kisah dan kesaksian korban selamat bencana likuefaksi di Petobo, Sulawesi Tengah memang selalu menarik untuk disimak. Kisah bagaimana dia bisa selamat dari bencana mengerikan tersebut.
“Saya sudah masuk dalam rekahan bumi yang tiba-tiba terbelah, namun saya kemudian didorong ke atas oleh tanah yang ada di dalamnya,” kata Ramna (33), warga Petobo yang selamat dari bencana likuefaksi di Sulawesi Tengah ( Sulteng), Jumat (19/10/2018).
Ramna mengira akan mati tertelan bumi saat gempa bumi bermagnitudo 7,4 di Sulteng.
Namun ia masih diberi kesempatan untuk meneruskan kehidupan ini.
Baca: Viral! Video Korban Likuefaksi Ditemukan usai 2 Pekan Terkubur Lumpur, Ini Kata Sutopo
Baca: BERITA PERSIB - Hari Ini PSM Makassar Lawan Borneo FC, Posisi Persib Bandung Terancam Tergusur
Baca: Nikita Willy dan Kekasihnya Liburan ke Bhutan, Intip Foto-foto Mereka
Baca: BERITA PERSIB - Permohonan Banding Persib Bandung Direspon, Ini Jadwal Sidang Perdannaya
Ia selamat bersama sejumlah tetangganya yang kini mengungsi di depan kompleks pekuburan Petobo.
Padahal banyak warga Petobo yang menjadi korban likuefaksi, mereka tenggelam dalam tanah yang mereka pijak yang tiba-tiba menjadi lumpur saat digoyang gempa hebat.
“Jika tidak dimuntahkan lagi oleh tanah, saya pasti tenggelam dalam lumpur. Saya bersyukur masih diberi kesempatan hidup,” ujar Ramna sambil mencuci alat masaknya.
Untuk keluar dari bencana ini, Ramna mengaku tertolong oleh pohon yang tumbang.
Saat ia didesak ke atas oleh tanah dalam rekahan, ia sempat meraih cabang pohon yang tumbang di atasnya. Lewat kayu inilah ia sekuat tenaga berdiri dan keluar dari rekahan tanah.
Setelah berada di atas, secepatnya ia keluar dari “neraka” lumpur Petobo dan mencari tempat yang aman.
Untungnya dari tempatnya ini tidak jauh ada lokasi yang aman. Namun malang bagi mertuanya, Harina (60), wanita bertubuh besar ini terseret dalam puing-puing rumahnya dan meluncur ke bagian bawah.
Di dalam puing ini ia tidak sendiri, ada Rollly (39), anak Harina dan Vini (16) anak Ramna yang tinggal dengan neneknya.
“Rolly memang cacat sejak lama, ia tidak bisa apa-apa dalam menghadapi bencana ini,” tutur Ramna.
Terjebak dalam puing-puing rumah membuat Harina, Rolly dan Vini tidak bisa apa-apa meskipun mereka berusaha keras ingin keluar dari himpitan beton.
Yang tragis adalah, saat terhimpit reruntuhan rumah, ketiga korban bersama material yang menghimpitnya ini hanyut terbawa arus lumpur ke bagian bawah.