Penembakan Trem di Utrecht Belanda, 3 Orang Tewas, Polisi Kejar Pelaku dengan Helikopter
Dunia masih berduka terkait aksi penembakan di Christchurch, Selandias Baru, kasus penembakan kembali terjadi, kali ini di Utrecht, Belanda.
TRIBUNBATAM.ID, UTRECHT - Dunia masih berduka terkait aksi penembakan di Christchurch, Selandias Baru, kasus penembakan kembali terjadi, kali ini di Utrecht, Belanda.
Aksi penembakan trem terjadi di Utrecht, Belanda pada Senin (18/3/2019), tiga orang dikabarkan tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka.
Peristiwa penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 10.45 waktu setempat atau Senin sore WIB.
Tembakan diarahkan ke trem di 24 Oktoberplein, pusat transportasi yang ramai, dekat stasiun kereta api utama di kota tersebut.
Pieter-Jaap Aalbersberg, Koordinator Nasional untuk Anti-Terorisme dan Keamanan ( NCTV) tidak menutup adanya kemungkinan motif terorisme.
NCTV juga menaikkan level ancaman terorisme di Utrecht menjadi level 5, atau level tertinggi.
Pieter-Jaap Aalbersberg menyatakan, pelaku melarikan diri dan saat ini sedang diburu oleh polisi.
"Tingkat ancaman hingga (level) 5, hanya untuk provinsi # utrecht hingga 6 sore. Pelaku masih dalam pelarian. Motif teroris tidak dikecualikan. Ikuti arahan dari otoritas setempat," tulis Pieter-Jaap Aalbersberg di Twitter.
Polisi belum mengkonfirmasi berapa banyak orang yang terluka dalam insiden itu, tetapi tiga orang dilaporkan telah dibawa pergi dengan ambulans.
Media setempat mengatakan satu orang telah terbunuh, berdasarkan gambar tubuh yang ditutupi kain putih di samping trem.
Reporter RTV Utrecht Dennis van Ommeren mengatakan di Twitter satu tubuh tampaknya disembunyikan di bawah selembar kain putih.
"Di sebelah trem ada mayat di bawah kain putih," tulis Dennis van Ommeren di Twitter-nya.
Juru bicara kepolisian Bernhard Jens mengatakan bahwa tersangka pria bersenjata itu mungkin melarikan diri dari tempat kejadian dengan Renault Clio merah.
"Kami berusaha mendapatkan gambaran tentang apa yang terjadi, menawarkan dukungan kepada para korban dan tentu saja kami ingin menangkap orang yang bertanggung jawab untuk ini secepat mungkin," kata Bernhard Jens mengutip Dutchnews.nl.
Belum ada penangkapan
