Nasib Tragis Supriyanto, Nelayan Tegal yang Jadi 'Budak' Kapal Ikan Taiwan. Disiksa Hingga Tewas

Supriyanto, seorang nelayan asal Tegal, Jawa Tengah, menjadi korban penyiksaan di kapal ikan asing, dan akhirnya tewas mengenaskan.

YouTube
Supriyanto saat masih hidup dan berada di kapal ikan Taiwan. 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, TEGAL- Seorang nelayan asal Tegal, Jawa Tengah, menjadi korban penyiksaan di kapal ikan asing, dan akhirnya tewas mengenaskan..

Sebuah video yang diperoleh wartawan BBC di Taiwan, Cindy Sui, seperti dikutip Tribun Batam dari tribunnews.com, memperlihatkan seorang nelayan Indonesia, Supriyanto, mengalami luka-luka akibat dipukuli di sebuah kapal ikan Taiwan.

Video yang direkam dengan ponsel oleh kawan Supriyanto di kapal ikan asing itu memperlihatkan kondisinya yang menyedihkan: kepalanya bocor, matanya merah akibat berdarah, kakinnya lebam hingga susah berjalan.

Dalam Bahasa Jawa, kawannya berkata, “Nasibnya Supriyanto, jalan saja dia sudah tidak bisa, hanya bisa meratapi nasib. Saya tidak bisa bantu apa-apa, hanya bisa bantu secara spiritual… Inilah hasil dari kekerasan di kapal.”

Tak lama, Supriyanto pun tewas di kapal.

Dalam video yang diunggah di youtube dengan judul "ABK Supriyanto Tewas Disiksa di Kapal Taiwan" tampak jelas bagaimana kondisi korban saat masih hidup dan bekerja di kapal tersebut.

Meski demikian, jaksa penuntut Taiwan berkata ke BBC bahwa Supriyanto meninggal akibat infeksi lutut dan tidak ada yang mencurigakan dalam kasus ini.

Memang industri kapal ikan Taiwan sedang mendapat sorotan akibat pelanggaran hak asasi manusia yang belakangan terjadi terhadap para tenaga kerjanya.

Video lain menggambarkan lima orang yang ditembaki awak kapal Vietnam. Namun Kapten kapal terdengar berbicara Bahasa Mandarin. Dan ada kapal lain yang terlihat di tempat kejadian menggunakan bendera Taiwan.

Itu merupakan pelayaran kedua Supriyanto di kapal ikan Taiwan.

Pelayaran pertama berlangsung selama setahun, namun tidak pernah ada keluhan dari Supriyanto. Berselang tiga bulan, dia pun kembali berlayar.

Sebelumnya, Supriyanto bekerja sebagai kernet bis. Dia mendaftar menjadi awak kapal lewat sebuah agen di kotanya.

Kakaknya, Rusmiati, berkata Supriyanto ingin mengubah nasib dengan bekerja di kapal asing.

Suami Rusmiati yang berprofesi sebagai penjual bubur ayam harus membiayai ketiga anaknya dan kedua anak Supriyanto

“Pengen kembali lagi sama istrinya. Pengen kumpul gitu katanya sebelum berangkat,” kata Rusmiati.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved